Penyakit Misterius Menyebar di Afghanistan, Mulut dan Hidung Keluar Darah
Rabu, 21 Desember 2022 - 11:47 WIB
KABUL - Patogen yang tidak diketahui asal dan jenisnya telah menginfeksi lebih dari 80 orang dan membunuh dua anak di provinsi Zabul, Afghanistan.
Menurut otoritas Taliban, penyakit ini menyebabkan demam hebat serta pendarahan dari mulut dan hidung.
“Kepala Kesehatan Masyarakat Taliban Abdul Hakim Hakimi mengatakan klinik di distrik Shahjoy di provinsi tersebut telah mengalami peningkatan tajam jumlah orang yang menderita penyakit mencurigakan dalam beberapa pekan terakhir,” ungkap laporan Hasht-e Subh Daily Afghanistan pada Selasa (20/12/2022).
“Dua pasien meninggal karena penyakit tersebut selama sepekan terakhir,” ungkap surat kabar itu, dengan TOLONews mencatat keduanya adalah anak-anak.
Afghanistan adalah salah satu negara paling tidak berkembang di dunia, dan sistem perawatan kesehatan publiknya hampir seluruhnya didanai donor asing sampai Taliban merebut kekuasaan setelah penarikan AS pada tahun 2021.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang menganggap sistem kesehatan Afghanistan “di ambang kehancuran.”
WHO melaporkan kurang dari satu dari lima klinik di negara itu masih buka dan penyakit seperti polio mewabah.
Provinsi Zabul sebelumnya dilanda penyakit yang tidak diketahui musim panas ini, dengan setidaknya 200 orang di Shahjoy mengalami gejala mirip kolera pada Mei.
Dokter menyebut wabah muncul karena kebersihan yang buruk. Wabah pertusis, atau batuk rejan, menginfeksi 300 orang di Zabul pada akhir November, merenggut nyawa dua anak.
Menurut otoritas Taliban, penyakit ini menyebabkan demam hebat serta pendarahan dari mulut dan hidung.
“Kepala Kesehatan Masyarakat Taliban Abdul Hakim Hakimi mengatakan klinik di distrik Shahjoy di provinsi tersebut telah mengalami peningkatan tajam jumlah orang yang menderita penyakit mencurigakan dalam beberapa pekan terakhir,” ungkap laporan Hasht-e Subh Daily Afghanistan pada Selasa (20/12/2022).
“Dua pasien meninggal karena penyakit tersebut selama sepekan terakhir,” ungkap surat kabar itu, dengan TOLONews mencatat keduanya adalah anak-anak.
Afghanistan adalah salah satu negara paling tidak berkembang di dunia, dan sistem perawatan kesehatan publiknya hampir seluruhnya didanai donor asing sampai Taliban merebut kekuasaan setelah penarikan AS pada tahun 2021.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang menganggap sistem kesehatan Afghanistan “di ambang kehancuran.”
WHO melaporkan kurang dari satu dari lima klinik di negara itu masih buka dan penyakit seperti polio mewabah.
Provinsi Zabul sebelumnya dilanda penyakit yang tidak diketahui musim panas ini, dengan setidaknya 200 orang di Shahjoy mengalami gejala mirip kolera pada Mei.
Dokter menyebut wabah muncul karena kebersihan yang buruk. Wabah pertusis, atau batuk rejan, menginfeksi 300 orang di Zabul pada akhir November, merenggut nyawa dua anak.
(sya)
tulis komentar anda