Selidiki Asal Usul Covid-19, WHO Kirim Tim ke China
Sabtu, 11 Juli 2020 - 00:19 WIB
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengirim tim yang terdiri dari para ahli ke China dalam upaya untuk memulai penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus Corona .
Badan PBB itu mengatakan sebuah tim yang terdiri dari ahli kesehatan hewan dan ahli epidemiologi tiba di Beijing pada hari Jumat (10/7/2020) untuk menentukan logistik, target dan peserta untuk misi yang dipimpin WHO untuk memeriksa asal-usul virus serta bagaimana penyebarannya.
"Masalah utama adalah melihat apakah ia melompat dari spesies ke manusia, dan spesies apa yang dilompati,” kata juru bicara WHO, Dr. Margaret Harris, pada suatu pengarahan di Jenewa seperti dikutip dari Fox News, Sabtu (11/7/2020).
Laporan awal menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari pasar satwa liar di Wuhan, China, dengan virus yang ditularkan dari kelelawar ke mamalia lain dan manusia.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan bahwa China bekerja sama dengan WHO dan memimpin dalam mengundang para pakar WHO untuk menyelidiki.
Penyelidikan terjadi ketika pandemi terus bertambah buruk. Awal pekan ini, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa pandemi masih meningkat dan mencatat bahwa jumlah kasus di seluruh dunia telah dua kali lipat dalam enam minggu terakhir, menjadi sekitar 12 juta.
Misi virus Corona WHO terakhir ke China adalah pada bulan Februari, setelah itu pemimpin tim, dokter Kanada Bruce Aylward, memuji upaya China untuk membendung penyebaran virus dan berbagi informasi ketika menyebar. Sejak itu, lebih dari 120 negara telah menyerukan penyelidikan asal-usul virus, menyuarakan frustrasi dan kekhawatiran bahwa China menahan informasi pada saat kritis. (Baca: China 'Tidak Undang' WHO Gabung dalam Investigasi COVID-19 )
Associated Press melaporkan bahwa WHO menyuarakan frustrasi secara internal pada awal Januari atas kurangnya transparansi China, dengan pemerintah menunggu satu minggu untuk mengeluarkan informasi seperti peta genetik, atau genom, dari virus setelah sepenuhnya diterjemahkan.
China juga dilaporkan setop selama dua minggu sebelum memberikan data kepada WHO tentang pasien dan kasus, menghabiskan waktu yang berharga ketika virus tersebut bisa diperlambat atau terkendali secara lebih efektif.
"Kami bergerak dengan informasi yang sangat minim," kata ahli epidemiologi Amerika Maria Van Kerkhove, yang kini memimpin teknis WHO untuk Covid-19 , dalam satu pertemuan internal.
"Jelas tidak cukup bagimu untuk melakukan perencanaan yang tepat," imbuhnya. (Baca: Terungkap, China Sempat Tunda Rilis Informasi Virus Corona )
Badan PBB itu mengatakan sebuah tim yang terdiri dari ahli kesehatan hewan dan ahli epidemiologi tiba di Beijing pada hari Jumat (10/7/2020) untuk menentukan logistik, target dan peserta untuk misi yang dipimpin WHO untuk memeriksa asal-usul virus serta bagaimana penyebarannya.
"Masalah utama adalah melihat apakah ia melompat dari spesies ke manusia, dan spesies apa yang dilompati,” kata juru bicara WHO, Dr. Margaret Harris, pada suatu pengarahan di Jenewa seperti dikutip dari Fox News, Sabtu (11/7/2020).
Laporan awal menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari pasar satwa liar di Wuhan, China, dengan virus yang ditularkan dari kelelawar ke mamalia lain dan manusia.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan bahwa China bekerja sama dengan WHO dan memimpin dalam mengundang para pakar WHO untuk menyelidiki.
Penyelidikan terjadi ketika pandemi terus bertambah buruk. Awal pekan ini, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa pandemi masih meningkat dan mencatat bahwa jumlah kasus di seluruh dunia telah dua kali lipat dalam enam minggu terakhir, menjadi sekitar 12 juta.
Misi virus Corona WHO terakhir ke China adalah pada bulan Februari, setelah itu pemimpin tim, dokter Kanada Bruce Aylward, memuji upaya China untuk membendung penyebaran virus dan berbagi informasi ketika menyebar. Sejak itu, lebih dari 120 negara telah menyerukan penyelidikan asal-usul virus, menyuarakan frustrasi dan kekhawatiran bahwa China menahan informasi pada saat kritis. (Baca: China 'Tidak Undang' WHO Gabung dalam Investigasi COVID-19 )
Associated Press melaporkan bahwa WHO menyuarakan frustrasi secara internal pada awal Januari atas kurangnya transparansi China, dengan pemerintah menunggu satu minggu untuk mengeluarkan informasi seperti peta genetik, atau genom, dari virus setelah sepenuhnya diterjemahkan.
China juga dilaporkan setop selama dua minggu sebelum memberikan data kepada WHO tentang pasien dan kasus, menghabiskan waktu yang berharga ketika virus tersebut bisa diperlambat atau terkendali secara lebih efektif.
"Kami bergerak dengan informasi yang sangat minim," kata ahli epidemiologi Amerika Maria Van Kerkhove, yang kini memimpin teknis WHO untuk Covid-19 , dalam satu pertemuan internal.
"Jelas tidak cukup bagimu untuk melakukan perencanaan yang tepat," imbuhnya. (Baca: Terungkap, China Sempat Tunda Rilis Informasi Virus Corona )
(ber)
tulis komentar anda