Rusia Bisa Adopsi Serangan Nuklir Preemptive AS: Satu Misil, Dibalas 100 Rudal
Sabtu, 10 Desember 2022 - 07:23 WIB
“Tidak akan ada yang tersisa dari musuh, karena tidak mungkin mencegat seratus rudal. Ini, tentu saja, merupakan pencegah—pencegah yang serius,” imbuh dia.
Sementara Putin tampaknya merujuk pada senjata berpemandu presisi konvensional ketika dia berbicara tentang kemungkinan meniru strategi AS, dia secara khusus mencatat bahwa AS tidak mengesampingkan penggunaan senjata nuklir lebih dulu atau dikenal sebagai kebijakan "first use".
“Jika musuh potensial percaya bahwa itu dapat menggunakan teori serangan preemptive dan kami tidak melakukannya, itu membuat kami berpikir tentang ancaman yang ditimbulkan oleh ide-ide semacam itu dalam postur pertahanan negara lain,” katanya.
Putin menjadi berita utama setelah dia mengisyaratkan bahwa Rusia dapat membuat perubahan pada doktrin pencegahan nuklir dengan menggunakan kebijakan "first use", yang dia sebut sebagai "serangan pelucutan senjata"—sebuah strategi yang katanya dimotivasi oleh kebijakan pencegahan AS saat ini.
Washington memang memiliki kebijakan yang memungkinkannya menggunakan senjata nuklir, tidak hanya sebagai pembalasan atas serangan nuklir tetapi juga sebagai tanggapan terhadap ancaman non-nuklir.
Sementara Putin tampaknya merujuk pada senjata berpemandu presisi konvensional ketika dia berbicara tentang kemungkinan meniru strategi AS, dia secara khusus mencatat bahwa AS tidak mengesampingkan penggunaan senjata nuklir lebih dulu atau dikenal sebagai kebijakan "first use".
“Jika musuh potensial percaya bahwa itu dapat menggunakan teori serangan preemptive dan kami tidak melakukannya, itu membuat kami berpikir tentang ancaman yang ditimbulkan oleh ide-ide semacam itu dalam postur pertahanan negara lain,” katanya.
Putin menjadi berita utama setelah dia mengisyaratkan bahwa Rusia dapat membuat perubahan pada doktrin pencegahan nuklir dengan menggunakan kebijakan "first use", yang dia sebut sebagai "serangan pelucutan senjata"—sebuah strategi yang katanya dimotivasi oleh kebijakan pencegahan AS saat ini.
Washington memang memiliki kebijakan yang memungkinkannya menggunakan senjata nuklir, tidak hanya sebagai pembalasan atas serangan nuklir tetapi juga sebagai tanggapan terhadap ancaman non-nuklir.
(min)
tulis komentar anda