Prihatin dengan Kebangkitan China, AS Bakal Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Australia
Rabu, 07 Desember 2022 - 18:39 WIB
Ribuan Marinir AS berputar melalui wilayah itu setiap tahun untuk pelatihan dan latihan bersama, dan Washington berencana untuk mengerahkan hingga enam pembom B-52 berkemampuan nuklir ke pangkalan udara di wilayah tersebut, menurut media Australia.
Pendalaman hubungan pertahanan AS-Australia terjadi karena kedua negara berupaya meredakan ketegangan dengan China.
Para pemimpin mereka mengadakan pembicaraan terpisah dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali pada November lalu.
Menyusul pertemuannya dengan Xi Jinping, Presiden AS Joe Biden mengatakan kedua negara sepakat tentang perlunya bekerja sama dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim dan ketahanan pangan global, serta menugaskan tim mereka untuk menjaga kontak rutin.
Sebagai bagian dari upaya itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan awal tahun depan untuk melakukan kunjungan pertama diplomat tinggi AS ke Beijing dalam lebih dari empat tahun.
Sementara itu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, setelah pembicaraannya dengan Xi Jinping, juga mengisyaratkan kedua negara akan berusaha untuk mengatasi ketidaksepakatan selama bertahun-tahun atas perdagangan, hak asasi manusia, pandemi Covid-19 serta Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.
Saat pembicaraan AUSMIN berlangsung, kelompok bipartisan legislator Australia mengunjungi Taiwan pada hari Selasa meskipun ada peringatan dari Beijing.
Penny Wong, Menteri Luar Negeri Australia, di Washington mengatakan bahwa seharusnya tidak ada perubahan sepihak pada status quo atas Taiwan dan Canberra menghargai hubungan tidak resmi yang telah berlangsung lama dengan Taiwan.
Pendalaman hubungan pertahanan AS-Australia terjadi karena kedua negara berupaya meredakan ketegangan dengan China.
Para pemimpin mereka mengadakan pembicaraan terpisah dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali pada November lalu.
Menyusul pertemuannya dengan Xi Jinping, Presiden AS Joe Biden mengatakan kedua negara sepakat tentang perlunya bekerja sama dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim dan ketahanan pangan global, serta menugaskan tim mereka untuk menjaga kontak rutin.
Sebagai bagian dari upaya itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan awal tahun depan untuk melakukan kunjungan pertama diplomat tinggi AS ke Beijing dalam lebih dari empat tahun.
Sementara itu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, setelah pembicaraannya dengan Xi Jinping, juga mengisyaratkan kedua negara akan berusaha untuk mengatasi ketidaksepakatan selama bertahun-tahun atas perdagangan, hak asasi manusia, pandemi Covid-19 serta Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.
Saat pembicaraan AUSMIN berlangsung, kelompok bipartisan legislator Australia mengunjungi Taiwan pada hari Selasa meskipun ada peringatan dari Beijing.
Penny Wong, Menteri Luar Negeri Australia, di Washington mengatakan bahwa seharusnya tidak ada perubahan sepihak pada status quo atas Taiwan dan Canberra menghargai hubungan tidak resmi yang telah berlangsung lama dengan Taiwan.
(ian)
tulis komentar anda