Cabut Isolasi, Selandia Baru Klaim Bisa Hentikan Corona

Selasa, 28 April 2020 - 07:30 WIB
Setelah Kota Wuhan di China, kini Selandia Baru mengklaim bisa mengalahkan serangan virus mematikan tersebut. Foto/Reuters
WELLINGTON - Ada harapan baru yang menggembirakan dalam menangani virus Corona (Covid-19). Setelah Kota Wuhan di China, kini Selandia Baru mengklaim bisa mengalahkan serangan virus mematikan tersebut.

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengklaim negaranya berhasil menghentikan “penyebaran penularan virus Corona (Covid-19) di komunitas yang terdeteksi”. Dia pun berencana memperlonggar isolasi wilayah.

Ardern mengungkapkan, Selandia Baru sukses menghindari “pandemi buruk”, tetapi harus melanjutkan peperangan melawan virus corona. “Tidak ada penyebaran penularan komunitas yang tak terdeteksi di Selandia Baru. Kami telah memenangkan pertempuran ini. Tapi, kami harus tetap siaga,” kata Ardern dilansir The Guardian.

Selandia Baru kemarin mencabut isolasi wilayah tingkat empat yang telah berlangsung selama empat pekan. Selama itu, semua bisnis di Selandia Baru ditutup. Semua penduduk juga diminta di rumah. Warga hanya boleh keluar rumah untuk berbelanja di pasar.



Ardern memperingatkan, isolasi wilayah tingkat tiga tetap memunculkan risiko di mana banyak orang akan saling berhubungan dengan orang lain. Isolasi tingkat tiga mengizinkan ritel, restoran, dan sekolah kembali dibuka dalam skala kecil. Sekolah akan dibuka pada Rabu mendatang untuk anak-anak yang tidak bisa belajar dari rumah atau orang tuanya harus kembali bekerja.

Para pekerja di Selandia Baru bisa kembali bekerja hari ini. Namun, mereka harus tetap menjaga protokol kesehatan. Ardern memperingatkan publik agar tidak berkumpul dalam jumlah besar di luar rumah. “Kami akan membuka ekonomi, tetapi kami tidak akan membuka kehidupan sosial,” katanya.

Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield menyatakan transmisi virus korona berhasil ditaklukkan. Itu menunjukkan tidak ada kasus baru, tetapi petugas kesehatan mengetahui semua kasus itu dari mana berasal. Tingkat penularan virus corona di Selandia Baru di bawah 0,4% dibandingkan rata-rata secara global mencapai 2,5%. “Covid-19 merupakan virus yang licik, warga Selandia Baru harus tetap waspada,” katanya.

Isolasi wilayah tingkat tiga akan dilaksanakan selama dua pekan sebelum kabinet akan memutuskan memindahkan ke tingkat dua. “Kita akan melakukan ini jika kita bekerja bersama-sama,” kata Ardern.

Dia mengungkapkan, Selandia Baru bisa saja menghadapi situasi buruk jika tidak memberlakukan isolasi wilayah. Selandia Baru bisa memiliki lebih dari 1.000 kasus per hari jika tidak melaksanakan isolasi wilayah secara dini.

Selain Selandia Baru, Vietnam merupakan negara yang mengklaim sukses menangani pandemi virus corona. Jumlah kasus virus corona hanya di bawah 300 kasus dan tidak ada kematian yang berarti sejak infeksi pertama melanda negara tersebut pada Januari lalu. Pada pertengahan April lalu, Vietnam sudah memperlonggar isolasi wilayah di saat banyak negara di Asia Tenggara masih menerapkan lockdown. “Tidak ada provinsi di Vietnam yang berstatus sangat rawan terhadap pandemi virus corona,” kata PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dilansir Reuters. Vietnam dipuji berhasil menangani penyebaran virus corona, meskipun bukan negara kaya seperti Korea Selatan dan Taiwan.

Sejak pertengahan April tidak ada infeksi virus corona baru. Vietnam menerapkan karantina massal puluhan ribu warga, pelacakan kontak dan pengujian virus corona. Setelah mengetahui adanya infeksi virus corona, Vietnam langsung menutup 1.400 km perbatasan dengan China pada Maret lalu. Mereka juga langsung mewajibkan warganya mengenakan masker.

Dari China, di Kota Wuhan yang pernah menjadi episentrum penyebaran corona sudah dinyatakan tidak ada lagi kasus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Covid-19 diyakini berasal dari pasar hewan liar di Wuhan yang berkembang sejak Desember lalu sebelum menyebar ke seluruh dunia. “Kabar terbaru per 26 April, pasien yang terinfeksi virus corona di Wuhan mencapai titik nol. Terima kasih kepada semua tim di Wuhan dan staf medis di seluruh China,” kata Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional (NHC) Mi Feng.

Wuhan memiliki 46.452 kasus atau 56% dari total persebaran di China. Namun, hanya 3.869 korban meninggal dunia atau 84% dari keseluruhan China. Wuhan dan Provinsi Hubei menerapkan isolasi wilayah selama dua bulan.

Aplikasi Kontak Covid-19 Warga Australia

Lebih dari sejuta warga Australia telah mengunduh aplikasi kontak Covid-19 yang dirancang untuk mempermudah petugas kesehatan dan pemerintah dalam melacak suspect dan pasien Covid-19. Australia merupakan salah satu negara yang sukses menanggulangi Covid-19 dengan angka kematian 83 orang dari 6.700 pasien.

Keberhasilan Australia tidak terlepas dari pemeriksaan yang sangat ketat di perbatasan, pengawasan pergerakan warga di tempat umum, dan kebijakan isolasi diri di rumah. Angka infeksi juga menurun dari 25% pada Maret menjadi 1% pada April.

Menteri Kesehatan (Menkes) Greg Hunt mengatakan, sekitar 1,13 juta warga Australia juga mengunduh aplikasi CovidSafe sampai 27 April atau hampir 4,5% dari total penduduk Australia. "Satu juta di antaranya mengunduh pada hari pertama peluncuran," ujar Hunt. "Kami berharap semua warga Australia dapat mengunduh aplikasi itu untuk memudahkan kami dalam mengendalikan Covid-19, terutama mereka yang kemungkinan terekspos virus."

Berdasarkan jajak pendapat, popularitas Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah meroket tahun ini atau mencapai hingga 68%. Hal itu tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Morrison selama wabah Covid-19 menyerang Negeri Kanguru.

Salah satu kebijakan Morrison ialah memangkas PDB negara sebesar 10% untuk membantu perusahaan bertahan hidup di tengah wabah Covid-19 sehingga diharapkan tidak terjadi PHK massal atau berita miring lainnya. Sebab, tanpa subsidi, sedikit perusahaan Australia yang dapat bertahan hidup. "Saya yakin angka pengangguran akan mencapai 17% pada bulan Juni jika dana itu tidak dibagikan kepada masyarakat," kata ahli ekonomi Bill Evans.

Saat ini, perusahaan-perusahaan di Australia juga berupaya melobi pemerintah untuk memperlonggar lockdown sehingga roda produksi dan bisnis dapat kembali berputar. Dewan Bisnis Australia menyatakan Australia akan menelan kerugian hingga AUD400 miliar jika lockdown berjalan selama enam bulan. Bank Sentral Australia juga memperingatkan Australia akan mengalami kontraksi ekonomi terbesar sejak 1930-an.

Output nasional diperkirakan akan turun sekitar 10% pada kuartal pertama (Q1) 2020 dengan angka pengangguran sekitar 10% pada Juni. Negara bagian Queensland dan Western Australia berencana memperlonggar lockdown pada pekan ini. Western Australia akan membolehkan kerumunan 10 orang di dalam dan di luar ruangan, sedangkan Queensland akan mengizinkan piknik dan berkendara hingga 50 kilometer dari rumah. Queensland juga akan membuka kembali taman. (Muh Shamil)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More