AS Diam-diam Modifikasi HIMARS yang Dikirim ke Ukraina, Tujuannya…
Selasa, 06 Desember 2022 - 08:59 WIB
WASHINGTON - Peluncur roket HIMARS yang diterima Ukraina dari Washington telah “dimodifikasi secara diam-diam” sehingga tidak dapat menggunakan rudal jarak jauh, bahkan jika Kiev memperolehnya dari tempat lain.
Wall Street Journal (WSJ) melaporkan hal itu pada Senin (5/12/2022), mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Sebanyak 20 peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 telah dikirim ke Ukraina sejak Juni, bersama dengan beberapa batch peluru kendali dan kendaraan GMLRS. GMLRS memiliki jangkauan hampir 80 kilometer.
Beberapa aktivis sejak itu menyerukan agar Ukraina juga menerima roket ATACMS, dengan jangkauan lebih dari 300 kilometer. AS telah menolak, sejauh ini.
“Bahkan jika Gedung Putih berubah pikiran, atau Kiev berhasil mendapatkan ATACMS, atau rudal jarak jauh serupa, dari tempat lain, mereka tidak akan bekerja di HIMARS yang saat ini ada di lapangan,” ungkap laporan WSJ.
“Modifikasi yang dilakukan pada sistem sebelum dikirim ke Ukraina melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak,” ungkap pejabat yang tidak disebutkan namanya yang berbicara dengan outlet tersebut.
Militer Ukraina menolak berkomentar. Begitu pula Pentagon, berdalih, "Pertimbangan keamanan operasional."
Wall Street Journal (WSJ) melaporkan hal itu pada Senin (5/12/2022), mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Sebanyak 20 peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 telah dikirim ke Ukraina sejak Juni, bersama dengan beberapa batch peluru kendali dan kendaraan GMLRS. GMLRS memiliki jangkauan hampir 80 kilometer.
Beberapa aktivis sejak itu menyerukan agar Ukraina juga menerima roket ATACMS, dengan jangkauan lebih dari 300 kilometer. AS telah menolak, sejauh ini.
“Bahkan jika Gedung Putih berubah pikiran, atau Kiev berhasil mendapatkan ATACMS, atau rudal jarak jauh serupa, dari tempat lain, mereka tidak akan bekerja di HIMARS yang saat ini ada di lapangan,” ungkap laporan WSJ.
“Modifikasi yang dilakukan pada sistem sebelum dikirim ke Ukraina melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak,” ungkap pejabat yang tidak disebutkan namanya yang berbicara dengan outlet tersebut.
Militer Ukraina menolak berkomentar. Begitu pula Pentagon, berdalih, "Pertimbangan keamanan operasional."
Lihat Juga :
tulis komentar anda