Rusia: AS dan NATO Berperan Langsung dalam Perang Ukraina
Jum'at, 02 Desember 2022 - 07:57 WIB
Lavrov menyampaikan omelan anti-Baratnya saat invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki bulan kesepuluh, di mana pertempuran berkecamuk di wilayah timur. Sementara itu, para pejabat di beberapa wilayah Ukraina masih berjuang untuk memulihkan listrik yang padam akibat serangan besar-besaran Rusia.
Lavrov menuduh Barat mencoba menggunakan konflik Ukraina untuk menghancurkan Rusia. "Bicara tentang Barat yang tertarik pada semacam penyelesaian damai tidak membuat kami terkesan," katanya.
"Barat telah mengumumkan secara terbuka bahwa mereka tidak hanya ingin Rusia dikalahkan di medan perang. Dikatakan bahwa Rusia harus dihancurkan sebagai pemain sama sekali. Dan beberapa bahkan mengadakan konferensi khusus berspekulasi tentang berapa banyak bagian untuk membagi Rusia dan siapa yang akan memimpin bagian mana," imbuh Lavrov.
Komentarnya tampaknya merujuk pada fakta bahwa beberapa politisi Barat mengatakan mereka ingin memastikan Rusia tidak dapat menjadi ancaman bagi negara tetangga di masa depan.
Meskipun Lavrov mengabdikan sebagian besar acara itu untuk mengkritik Barat, dia menjelaskan bahwa Rusia terbuka untuk kemungkinan pembicaraan, baik dengan Ukraina maupun dengan Amerika Serikat.
Rusia, kata dia, siap mendengarkan siapa pun yang ingin mengadakan pembicaraan.
Menurutnya, Moskow tidak pernah menghindar dari kemungkinan kontak antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan telah menunjukkan kesediaan dengan menerima para pemimpin Jerman dan Prancis ketika mereka ingin membahas Ukraina.
Sedangkan pihak Ukraina mengatakan pihaknya hanya akan siap mengadakan pembicaraan setelah pasukan Rusia menarik diri dari wilayahnya, termasuk dari Crimea, yang dianeksasi Moskow pada 2014.
Kiev mengatakan bahwa Rusia hanya akan menggunakan pembicaraan sebagai kesempatan untuk mengulur waktu dan membangun kembali angkatan bersenjatanya.
Lavrov menuduh Barat mencoba menggunakan konflik Ukraina untuk menghancurkan Rusia. "Bicara tentang Barat yang tertarik pada semacam penyelesaian damai tidak membuat kami terkesan," katanya.
"Barat telah mengumumkan secara terbuka bahwa mereka tidak hanya ingin Rusia dikalahkan di medan perang. Dikatakan bahwa Rusia harus dihancurkan sebagai pemain sama sekali. Dan beberapa bahkan mengadakan konferensi khusus berspekulasi tentang berapa banyak bagian untuk membagi Rusia dan siapa yang akan memimpin bagian mana," imbuh Lavrov.
Komentarnya tampaknya merujuk pada fakta bahwa beberapa politisi Barat mengatakan mereka ingin memastikan Rusia tidak dapat menjadi ancaman bagi negara tetangga di masa depan.
Meskipun Lavrov mengabdikan sebagian besar acara itu untuk mengkritik Barat, dia menjelaskan bahwa Rusia terbuka untuk kemungkinan pembicaraan, baik dengan Ukraina maupun dengan Amerika Serikat.
Rusia, kata dia, siap mendengarkan siapa pun yang ingin mengadakan pembicaraan.
Menurutnya, Moskow tidak pernah menghindar dari kemungkinan kontak antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan telah menunjukkan kesediaan dengan menerima para pemimpin Jerman dan Prancis ketika mereka ingin membahas Ukraina.
Sedangkan pihak Ukraina mengatakan pihaknya hanya akan siap mengadakan pembicaraan setelah pasukan Rusia menarik diri dari wilayahnya, termasuk dari Crimea, yang dianeksasi Moskow pada 2014.
Kiev mengatakan bahwa Rusia hanya akan menggunakan pembicaraan sebagai kesempatan untuk mengulur waktu dan membangun kembali angkatan bersenjatanya.
tulis komentar anda