PM Inggris kepada Menlu Rusia: Pergi dari Ukraina!

Selasa, 15 November 2022 - 23:05 WIB
PM Inggris Rishi Sunak. Foto/Daily Mail
DENPASAR - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengatakan rezim Putin telah mengubah Rusia menjadi paria. Hal itu dikatakannya saat untuk pertama kalinya bertatap muka dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di KTT G20 .

Sunak mengkritik Rusia atas invasi ilegalnya ke Ukraina dan krisis ekonomi global yang dipicunya, mengatakan kepada para pemimpin dunia di KTT G20 bahwa satu orang memiliki kekuatan untuk mengubah semua ini.

"Perlu dicatat bahwa Putin merasa tidak dapat bergabung dengan kita di sini. Mungkin jika ia bergabung, kita bisa melanjutkan menyelesaikan masalah," ujarnya.



"Karena satu-satunya perbedaan terbesar yang dapat dibuat oleh siapa pun adalah Rusia keluar dari Ukraina dan mengakhiri perang biadab ini," sambungnya seperti dilansir dari Daily Mail, Selasa (15/11/2022).

Sunak mengatakan tidak dapat diterima bagi negara mana pun untuk menyerang tetangganya, membunuh warga sipil dan mengancam perang nuklir. Ia menambahkan bahwa Inggris akan mendukung Ukraina selama diperlukan.

"Inggris menolak agresi ini. Kami akan mendukung Ukraina selama diperlukan. Dan kami akan bekerja secara konstruktif dengan anggota G20 lainnya untuk menjaga tatanan internasional, karena itu adalah tanggung jawab kita bersama," katanya.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, harga pangan global naik didorong oleh upaya Putin untuk menghentikan pasokan gandum Ukraina dan tagihan energi meroket berkat Rusia mematikan gas mereka.



Sunak mengatakan bahwa "persenjataan pasokan makanan dan energi ini" sama sekali tidak dapat diteruma karena merugikan orang yang paling rentan di seluruh dunia dengan memicu kenaikan inflasi dan biaya hidup.

"Ini sangat sederhana - negara tidak boleh menyerang tetangga mereka, mereka tidak boleh menyerang infrastruktur sipil dan penduduk sipil dan mereka tidak boleh mengancam eskalasi nuklir," ucapnya.

"Tentunya ini adalah hal-hal yang kita semua bisa sepakati," imbuhnya.

Sunak mengatakan pemerintah Putin akan mendengar paduan suara oposisi global atas tindakannya.

"Tindakan Rusia menempatkan kita semua dalam bahaya," katanya.

Menanggapi hal itu, Lavrov mengatakan Barat bertanggung jawab untuk mengobarkan "perang hibrida" di Ukraina dan bahwa tuntutan tidak masuk akal Kiev harus disalahkan karena akan menyebabkan perang berlanjut lebih lama daripada yang diperlukan.



Lavrov lantas memberi kesan Rusia sedang mencoba untuk mengatasi kekurangan pangan dan energi dunia, padahal Moskow dituduh yang menjadi penyebabnya.

"Semua masalah ada pada pihak Ukraina," katanya.

"(Kiev) dengan tegas menolak negoasiasi dan mengedepankan kondisi yang jelas tidak realistis," sambungnya.

"Semakin Ukraina menolak untuk berbicara, semakin sulit untuk mencapai kesepakatan," ucap Lavrov.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More