Dukungan Asia Tenggara Bikin Ukraina Mantap Teken TAC
Selasa, 15 November 2022 - 08:30 WIB
JAKARTA - Dukungan negara-negara Asia Tenggara sejak awal diinvasi Rusia agar segera terjadi proses perdamaian membuat Ukraina akhirnya mantap meningkatkan hubungan melalui Treaty of Amity and Cooperation (TAC).
Kesepakatan tersebut dibuat selama acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan 41 di Kamboja yang digelar pada 10 hingga 13 November lalu. Mewakili Ukraina, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba sementara dari pihak ASEAN diwakili Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja, Prak Sokhonn.
Menurut Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba, ASEAN adalah salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ia memiliki peluang besar untuk perdagangan, dan dukungan politik dari negara-negara ASEAN penting untuk melawan agresi Rusia.
“Bergabung dengan perjanjian pendirian asosiasi yang kuat ini akan membawa manfaat nyata bagi negara Ukraina dalam aspek kerjasama, bisnis, dan tentunya bagi warga negara Ukraina," tegas Kuleba dalam keterangan pers yang disampaikan Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Seperti diketahui, para menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN dalam tempo kurang dari sepekan sejak Rusia melakukan agresi langsung menyerukan gencatan senjata di Ukraina. Pernyataan itu disampaikan secara resmi oleh Kantor Perdana Menteri Kamboja pada 3 Maret 2022.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mencatat bahwa Ukraina memulai proses bergabung dengan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama atau TAC di Asia Tenggara sejak tahun 2017 tetapi prosesnya berjalan lambat.
Hal itu mungkin dilakukan hanya setelah Kementerian Luar Negeri Ukraina mengidentifikasi Asia sebagai salah satu bidang prioritas kebijakan luar negeri dan mengadopsi Strategi Asia yang komprehensif pada tahun 2020.
“Dalam kerangka Strategi Asia, kami mengaudit proyek yang sudah lama tidak ada kemajuan, mengadakan negosiasi tambahan dengan mitra, dan menyepakati Instrumen Aksesi perjanjian dasar ASEAN,” tuturnya.
Kesepakatan tersebut dibuat selama acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan 41 di Kamboja yang digelar pada 10 hingga 13 November lalu. Mewakili Ukraina, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba sementara dari pihak ASEAN diwakili Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja, Prak Sokhonn.
Menurut Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba, ASEAN adalah salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ia memiliki peluang besar untuk perdagangan, dan dukungan politik dari negara-negara ASEAN penting untuk melawan agresi Rusia.
Baca Juga
“Bergabung dengan perjanjian pendirian asosiasi yang kuat ini akan membawa manfaat nyata bagi negara Ukraina dalam aspek kerjasama, bisnis, dan tentunya bagi warga negara Ukraina," tegas Kuleba dalam keterangan pers yang disampaikan Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Seperti diketahui, para menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN dalam tempo kurang dari sepekan sejak Rusia melakukan agresi langsung menyerukan gencatan senjata di Ukraina. Pernyataan itu disampaikan secara resmi oleh Kantor Perdana Menteri Kamboja pada 3 Maret 2022.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mencatat bahwa Ukraina memulai proses bergabung dengan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama atau TAC di Asia Tenggara sejak tahun 2017 tetapi prosesnya berjalan lambat.
Hal itu mungkin dilakukan hanya setelah Kementerian Luar Negeri Ukraina mengidentifikasi Asia sebagai salah satu bidang prioritas kebijakan luar negeri dan mengadopsi Strategi Asia yang komprehensif pada tahun 2020.
“Dalam kerangka Strategi Asia, kami mengaudit proyek yang sudah lama tidak ada kemajuan, mengadakan negosiasi tambahan dengan mitra, dan menyepakati Instrumen Aksesi perjanjian dasar ASEAN,” tuturnya.
tulis komentar anda