Mahmoud Abbas: Netanyahu Tidak Percaya pada Perdamaian
Selasa, 15 November 2022 - 03:30 WIB
RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Minggu (13/11/2022), bahwa dia harus berurusan dengan Benjamin Netanyahu , mantan Perdana Menteri Israel yang memenangkan pemilihan kembali bulan ini, meskipun Abbas yakin Netanyahu tidak tertarik untuk berdamai.
“Saya mengenal Netanyahu untuk waktu yang lama, sejak 1990-an. Dia adalah orang yang tidak percaya pada perdamaian, tetapi saya tidak punya pilihan lain selain berurusan dengannya,” kata Abbas kepada Palestine Television.
Pemimpin Palestina, yang otoritasnya memiliki kendali terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan harus ada resolusi damai untuk konflik selama beberapa dekade. Wawancara itu, yang juga disiarkan oleh televisi Mesir, direkam pada hari Jumat.
“Saya punya masalah dengan Israel, Israel menduduki tanah dan negara saya. Siapa perdana menteri? Netanyahu. Saya terpaksa berurusan dengan dia,” kata Abbas.
Netanyahu, yang dalam masa jabatan sebelumnya menjalin normalisasi dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko, mengatakan pada hari Minggu bahwa ia berusaha untuk mencapai kesepakatan damai dengan negara-negara Arab lainnya, sesuatu yang pada akhirnya dapat membantu mengakhiri konflik Israel-Palestina. Perundingan damai Israel-Palestina terhenti sejak 2014.
Netanyahu dikenal sebagai mantan PM yang hawkish. Dia telah mengawasi beberapa serangan terhadap kelompok-kelompok bersenjata Palestina di Gaza. Netanyahu yang berusia 73 tahun memastikan kembali ke kekuasaan setelah 14 bulan menjadi oposisi.
Dia tetap diadili atas tuduhan korupsi, yang dia bantah, dengan kasus kembali disidangkan di pengadilan pada hari Senin mendatang. Hasil resmi dan bersertifikat akan dipresentasikan pada hari Rabu kepada Presiden Israel Isaac Herzog, yang akan menugaskan Netanyahu untuk membentuk pemerintahan.
Netanyahu, yang telah menjabat sebagai PM lebih lama dari siapa pun dalam 74 sejarah Israel, kemudian akan mulai berbagi jabatan kabinet dengan mitra koalisinya. Itu kemungkinan akan berarti peran penting bagi pemimpin bersama Zionisme Agama sayap kanan, yang telah menggandakan perwakilannya di Parlemen.
“Saya mengenal Netanyahu untuk waktu yang lama, sejak 1990-an. Dia adalah orang yang tidak percaya pada perdamaian, tetapi saya tidak punya pilihan lain selain berurusan dengannya,” kata Abbas kepada Palestine Television.
Pemimpin Palestina, yang otoritasnya memiliki kendali terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan harus ada resolusi damai untuk konflik selama beberapa dekade. Wawancara itu, yang juga disiarkan oleh televisi Mesir, direkam pada hari Jumat.
“Saya punya masalah dengan Israel, Israel menduduki tanah dan negara saya. Siapa perdana menteri? Netanyahu. Saya terpaksa berurusan dengan dia,” kata Abbas.
Netanyahu, yang dalam masa jabatan sebelumnya menjalin normalisasi dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko, mengatakan pada hari Minggu bahwa ia berusaha untuk mencapai kesepakatan damai dengan negara-negara Arab lainnya, sesuatu yang pada akhirnya dapat membantu mengakhiri konflik Israel-Palestina. Perundingan damai Israel-Palestina terhenti sejak 2014.
Netanyahu dikenal sebagai mantan PM yang hawkish. Dia telah mengawasi beberapa serangan terhadap kelompok-kelompok bersenjata Palestina di Gaza. Netanyahu yang berusia 73 tahun memastikan kembali ke kekuasaan setelah 14 bulan menjadi oposisi.
Dia tetap diadili atas tuduhan korupsi, yang dia bantah, dengan kasus kembali disidangkan di pengadilan pada hari Senin mendatang. Hasil resmi dan bersertifikat akan dipresentasikan pada hari Rabu kepada Presiden Israel Isaac Herzog, yang akan menugaskan Netanyahu untuk membentuk pemerintahan.
Netanyahu, yang telah menjabat sebagai PM lebih lama dari siapa pun dalam 74 sejarah Israel, kemudian akan mulai berbagi jabatan kabinet dengan mitra koalisinya. Itu kemungkinan akan berarti peran penting bagi pemimpin bersama Zionisme Agama sayap kanan, yang telah menggandakan perwakilannya di Parlemen.
(esn)
tulis komentar anda