Berhasil Ciptakan Layangan yang Bisa Dipanjat 10 Orang

Kamis, 18 Desember 2014 - 12:44 WIB
Berhasil Ciptakan Layangan yang Bisa Dipanjat 10 Orang
Berhasil Ciptakan Layangan yang Bisa Dipanjat 10 Orang
A A A
BANDUNG - Ide kreatif yang dituangkan pada sebuah karya tidak hanya akan memberi dampak signifikan pada ekonomi seseorang, tapi juga memberi kepuasan batin.

Terlebih, apabila karya itu meraih berbagai macam penghargaan. Itu pula yang dilakukan Ab dul Hamid Paleba, 74, warga Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung. Di usianya yang kini sudah cukup renta, selama puluhan tahun dia merancang sebuah layang-layang. Hasil kreativitasnya itu, akhirnya kini menjadi peluang usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang ternyata cukup menjanjikan.

Di usia yang telah lanjut, Abdul yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Layanglayang (Perla) Jawa Barat itu pun hingga kini terus berkreasi untuk menciptakan layang-layang berbagai jenis. Seperti layangan naga, hingga layang-layang untuk memancing ikan. Berbagai festival seperti di Bali, Pangandaran, dan Lembang menjadi eventyang rutin diikutinya.

Bahkan dia sempat mengikuti sejumlah festival hingga ke mancanegara, seperti Brunei Darusalam hingga Kanada. Kecintaannya pada layang-layang diawali saat Abdul menyaksikan festival layanglayang di Bali sekitar medio 1982. Selang beberapa tahun kemudian, Abdul kemudian terinspirasi membuat layang-layang berbentuk elang laut dengan ukuran enam meter.

Diantara ratusan layangan yang telah dibuat, terdapat satu hasil karya yang sempat mencatat Museum Re kor Indonesia (Muri) tahun 2007. “Saya membuat layangan berantai sepanjang 85 meter terdiri atas 34 layangan berukuran 100 x 140 cm dan layangan itu dapat dipanjat oleh sepuluh orang,” katanya saat berbincang dengan KORAN SINDO.

Abdul menyebutkan, rancangannya yang membutuhkan waktu cukup lama itu memang sengaja dibuat untuk diikut sertakan pada kompetisi. Selain dapat dipanjat oleh beberapa orang layaknya sebuah kereta, layangannya juga bisa di fungsikan untuk memancing ikan. Sejumlah penghargaan tingkat nasional hingga dunia pun terus disambetnya.

“Saya juga sempat membuat layangan bentuk cepot, Gedung Sate, hingga gedung MPR/DPR, selama menggeluti seni pembuatan layangan,” ucapnya. Untuk membuat berbagai bentuk layang-layang, dia kerap kali menggunakan bahan dari tiga jenis. Untuk layanglayang dengan bentuk becak dan sebagainya digunakan bahan yang biasa dipakai untuk terjun payung. Kedua dari bahan parasut dan yang terakhir dari bahan plastik.

Untuk membuat layangan dengan desain unik, dia menghabiskan waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan. “Dulu memang butuh waktu lama untuk membuat layangan berukuran besar dan bentuknya unik. Sekarang bisa lebih cepat karena desainnya dibantu komputer,” ujarnya.

Saat ini, Abdul juga mulai membuka les pembuatan layangan bagi masyarakat termasuk para pelajar yang ingin mengasah keterampilannya dalam pembuatan layang-layang. Dia juga berharap salah satu permainan tradisional ini dapat tetap dijaga dan tentunya dipelihara seiring dengan perubahan zaman.

Tak hanya itu, seiring dengan keikutsertaan dalam berbagai event nasional maupun internasional sejumlah pesanan dari sejumlah daerah hingga luar negeri pun terus mengalir padanya. “Saya juga mulai membuka peluang usaha sih dari keahlian ini, meski memang tidak terlalu harus mematok,” ungkapnya.

Dila Nashear
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4666 seconds (0.1#10.140)