Ulama Sunni Iran Serukan Referendum di Tengah Protes Anti-Rezim
Sabtu, 05 November 2022 - 07:40 WIB
TEHERAN - Ulama Sunni Iran , Molavi Abdolhamid, pada hari Jumat menyerukan referendum untuk menentukan apa yang diinginkan rakyat Iran. Seruan ini muncul ketika protes anti-rezim yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini berlanjut.
“Adakan referendum dengan pengamat internasional. Para pejabat, dengarkan tangisan rakyat,” kata Abdolhamid dalam khutbah Jumat di kota Zahedan, ibu kota provinsi provinsi Sistan-Baluchestan.
Menurutnya, pihak berwenang Iran tidak dapat mengakhiri protes dengan membunuh dan memenjarakan para pengunjuk rasa.
“Orang-orang telah (protes) di jalan-jalan selama 50 hari sekarang; Anda tidak dapat mendorong mereka kembali dengan membunuh dan memenjarakan mereka, karena mereka telah melihat darah dan mereka telah membunuh mereka sendiri,” kata Abdolhamid.
“Selenggarakan referendum dan lihat apa yang diinginkan rakyat Iran, dan perubahan seperti apa yang mereka senangi,” katanya, yang dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (5/11/2022).
Para aktivis mengatakan pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di Sistan-Baluchestan pada hari Jumat.
Provinsi ini telah menyaksikan protes setelah salat Jumat dalam beberapa minggu terakhir yang telah disambut dengan tindakan keras dari pihak berwenang Iran.
Menurut Amnesty International, pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 66 orang, termasuk anak-anak, dan melukai ratusan lainnya dalam tindakan keras setelah salat Jumat di Zahedan pada 30 September lalu.
“Adakan referendum dengan pengamat internasional. Para pejabat, dengarkan tangisan rakyat,” kata Abdolhamid dalam khutbah Jumat di kota Zahedan, ibu kota provinsi provinsi Sistan-Baluchestan.
Menurutnya, pihak berwenang Iran tidak dapat mengakhiri protes dengan membunuh dan memenjarakan para pengunjuk rasa.
“Orang-orang telah (protes) di jalan-jalan selama 50 hari sekarang; Anda tidak dapat mendorong mereka kembali dengan membunuh dan memenjarakan mereka, karena mereka telah melihat darah dan mereka telah membunuh mereka sendiri,” kata Abdolhamid.
Baca Juga
“Selenggarakan referendum dan lihat apa yang diinginkan rakyat Iran, dan perubahan seperti apa yang mereka senangi,” katanya, yang dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (5/11/2022).
Para aktivis mengatakan pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di Sistan-Baluchestan pada hari Jumat.
Provinsi ini telah menyaksikan protes setelah salat Jumat dalam beberapa minggu terakhir yang telah disambut dengan tindakan keras dari pihak berwenang Iran.
Menurut Amnesty International, pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 66 orang, termasuk anak-anak, dan melukai ratusan lainnya dalam tindakan keras setelah salat Jumat di Zahedan pada 30 September lalu.
tulis komentar anda