Komandan IRGC Iran Peringatkan Demonstran: Hari Ini, Hari Terakhir Kerusuhan!
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 18:43 WIB
TEHERAN - Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Hossein Salami mengeluarkan peringatan keras untuk para demonstran bahwa Sabtu (29/10/2022) akan menjadi hari terakhir mereka turun ke jalan.
“Jangan turun ke jalan! Hari ini adalah hari terakhir kerusuhan,” katanya, seperti dikutip Reuters.
Iran telah dicengkeram oleh protes yang meluas sejak kematian wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini. Wanita itu meninggal setelah ditangkap polisi moral di Teheran pada bulan lalu atas tuduhan mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Itu telah berubah menjadi pemberontakan rakyat oleh orang-orang Iran yang marah dari semua lapisan masyarakat, menjadi salah satu gerakan yang paling berani sejak revolusi 1979.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan setidaknya 250 pengunjuk rasa telah tewas dan ribuan lainnya ditangkap di seluruh Iran.
Dalam satu demonstrasi, yang rekaman videonya viral di media sosial, terlihat para pengunjuk rasa menyerukan kematian Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan milisi Basij—yang telah memainkan peran utama dalam tindakan keras terhadap para demonstran.
Sebelumnya, Kantor HAM PBB di Jenewa menyuarakan keprihatinan atas tuduhan bahwa Pihak berwenang menahan beberapa mayat demonstran dan menolak menyerahkannya kepada keluarga.
"Kami telah melihat banyak perlakuan buruk...tetapi juga pelecehan terhadap keluarga pengunjuk rasa," kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, pada konferensi pers.
“Jangan turun ke jalan! Hari ini adalah hari terakhir kerusuhan,” katanya, seperti dikutip Reuters.
Iran telah dicengkeram oleh protes yang meluas sejak kematian wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini. Wanita itu meninggal setelah ditangkap polisi moral di Teheran pada bulan lalu atas tuduhan mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Itu telah berubah menjadi pemberontakan rakyat oleh orang-orang Iran yang marah dari semua lapisan masyarakat, menjadi salah satu gerakan yang paling berani sejak revolusi 1979.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan setidaknya 250 pengunjuk rasa telah tewas dan ribuan lainnya ditangkap di seluruh Iran.
Dalam satu demonstrasi, yang rekaman videonya viral di media sosial, terlihat para pengunjuk rasa menyerukan kematian Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan milisi Basij—yang telah memainkan peran utama dalam tindakan keras terhadap para demonstran.
Sebelumnya, Kantor HAM PBB di Jenewa menyuarakan keprihatinan atas tuduhan bahwa Pihak berwenang menahan beberapa mayat demonstran dan menolak menyerahkannya kepada keluarga.
"Kami telah melihat banyak perlakuan buruk...tetapi juga pelecehan terhadap keluarga pengunjuk rasa," kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, pada konferensi pers.
tulis komentar anda