Takut dengan Nuklir Kim Jong-un, Profesor di Korsel Bangun Bunker

Kamis, 27 Oktober 2022 - 21:08 WIB
Pyongyang melakukan uji coba nuklir pertamanya pada tahun 2006, dan pemimpin Korut Kim Jong-un baru-baru ini menggenjot program senjata yang dilarang oleh PBB, termasuk latihan pementasan yang diklaim sebagai simulasi menghujani Korsel dengan nuklir taktis.

Meskipun militer Seoul mempertahankan apa yang disebutnya "kesiapan penuh" untuk serangan, Lee mengatakan sebagian besar warga sipil telah melupakan perang dan tidak siap.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri, Korsel memiliki jaringan lebih dari 17.000 tempat perlindungan bom secara nasional dengan lebih dari 3.000 di antaranya berada di Seoul.

Stasiun kereta bawah tanah kota berfungsi ganda sebagai tempat perlindungan serangan udara publik tetapi tidak aman dari nuklir.

Pada 1970-an, negara itu memiliki undang-undang yang mengharuskan bangunan dengan ukuran tertentu di kota-kota besar memiliki ruang bawah tanah, yang akan berfungsi sebagai bunker dalam perang.

Namun di Seoul, karena melonjaknya harga properti, sebagian besar bangunan pribadi telah mengubah ruang bawah tanah tersebut menjadi tempat parkir atau flat bawah tanah yang lembap yang dibuat terkenal oleh film pemenang Oscar "Parasite".



Hal ini membuat Lee, seorang profesor di Universitas Semyung, merasa prihatin.

Korea Selatan memiliki sistem perlindungan kelas satu untuk militer, katanya, tetapi pihak sipil tertinggal jauh di belakang.

Bunker "model" Lee menghabiskan biaya sekitar USD48.000 atau sekitar Rp746 juta -- tidak termasuk biaya tenaga kerja -- untuk membangunnya, yang ditanggung oleh hibah penelitian kementerian pendidikan yang ia ajukan dan menangkan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More