ISIS Serang Situs Suci, Komandan IRGC: Iran Akan Balas!

Kamis, 27 Oktober 2022 - 17:33 WIB
Iran ancam membalas serangan ISIS ke situs suci yang menewaskan belasan orang. Foto/Ilustrasi/Sindonews
TEHERAN - Iran akan membalas setelah serangan yang diklaim oleh Negara Islam (ISIS) di sebuah situs suci yang menewaskan 15 orang. Ancaman itu diumbar komandan pasukan elit Iran, Garda Revolusi (IRGC).

Serangan itu akan menambah tekanan pada pemerintah yang telah menghadapi demonstrasi tanpa henti oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat sejak kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, pada 16 September lalu dalam tahanan polisi.

"Kami dengan tegas menyatakan: api balas dendam rakyat Iran akhirnya akan mengejar mereka dan menghukum mereka atas perbuatan memalukan mereka," kata Hossein Salami seperti dikutip Reuters dari kantor berita semi-resmi Tasnim, Kamis (27/10/2022).



Pejabat Iran mengatakan mereka telah menangkap seorang pria bersenjata yang melakukan serangan di kuil Shah Cheragh di kota Shiraz. Media pemerintah Iran menyalahkan "teroris takfiri" - label yang digunakan Teheran untuk militan Muslim Sunni garis keras seperti ISIS.

ISIS, yang pernah menjadi ancaman keamanan di Timur Tengah, sebelumnya kerap mengklaim aksi kekerasan di Iran, termasuk serangan kembar mematikan pada tahun 2017 yang menargetkan parlemen dan makam pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.



Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi menyalahkan aksi protes yang melanda Iran karena membuka jalan bagi serangan Shiraz, dan Presiden Ebrahim Raisi mengatakan Iran akan merespons, menurut media pemerintah.

Rekaman CCTV yang disiarkan di TV pemerintah pada hari Kamis menunjukkan penyerang memasuki kuil setelah menyembunyikan senapan serbu di dalam tas dan menembak ketika para jamaah mencoba melarikan diri dan bersembunyi di koridor.

Pelaku kemudian ditangkap oleh polisi setelah ditembak dan terluka. Media pemerintah mengatakan pelaku bukan orang Iran, tetapi tidak mengungkapkan kewarganegaraan pelaku.

Para pejabat telah menyerukan tiga hari berkabung di provinsi selatan Fars, setelah serangan di ibu kota provinsi Shiraz.

Pembunuhan jamaah Syiah pada hari Rabu terjadi pada hari yang sama ketika pasukan keamanan Iran bentrok dengan pengunjuk rasa yang semakin keras menandai 40 hari sejak kematian Amini.

Demonstrasi telah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979, menarik banyak orang Iran ke jalan-jalan, dengan beberapa menyerukan kejatuhan Republik Islam dan kematian Pemimpin Spiritual Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.



Kelompok hak asasi manusia Hengaw mengatakan dua pemuda ditembak mati oleh polisi selama protes di Sanandaj, ibu kota provinsi Kurdistan, dan kota barat laut Mahabad selama demonstrasi di seluruh Iran pada hari Rabu. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut.

Media pemerintah Iran mengatakan seorang anggota Pengawal Revolusi dan seorang anggota milisi Bassij akan dimakamkan pada hari Kamis setelah ditembak mati oleh orang-orang bersenjata tak dikenal pada hari Selasa di Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchistan yang bergolak yang telah menjadi sarang aksi protes oleh minoritas Baluch Iran.

Pihak berwenang, yang menuduh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya mengobarkan apa yang mereka sebut "kerusuhan", belum mengumumkan jumlah korban tewas, tetapi media pemerintah mengatakan sekitar 30 anggota pasukan keamanan telah tewas.

Kantor berita aktivis HRANA mengatakan dalam sebuah postingan bahwa setidaknya 252 pengunjuk rasa telah tewas dalam kerusuhan, termasuk 36 anak di bawah umur.

Dikatakan 30 anggota pasukan keamanan tewas dan lebih dari 13.800 orang telah ditangkap pada Rabu dalam protes di 122 kota dan sekitar 109 universitas.



(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More