Puluhan Ribu Demonstran Beraksi di Berlin, Dukung Protes Anti Pemerintah Iran
Minggu, 23 Oktober 2022 - 22:26 WIB
BERLIN - Puluhan ribu orang berunjuk rasa di ibu kota Jerman , Berlin, pada Sabtu (22/10/2022). Mereka menunjukkan solidaritas dengan para pengunjuk rasa anti-pemerintah di Iran .
Seperti dilaporkan Anadolu Agency, hampir 80.000 orang berkumpul di sekitar Kolom Kemenangan bersejarah di Berlin. Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah Iran dan menyerukan perubahan rezim di negara itu.
Para pengunjuk rasa memegang bendera dan tanda-tanda Iran yang bertuliskan "Bebaskan Iran," "Tidak untuk kediktatoran," "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan," dan "Turunkan Teokrasi."
Unjuk rasa tersebut diselenggarakan oleh Woman-Life-Freedom Kollektiv dan didukung oleh kelompok oposisi dan organisasi diaspora Iran dari berbagai negara Eropa.
Iran berada di tengah-tengah protes massal menyusul kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi bulan lalu. Amini meninggal pada 16 September dalam keadaan misterius setelah ditahan oleh polisi moral di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami Iran.
Para pejabat Iran telah berusaha untuk menyatakan kematian wanita muda itu sebagai akibat dari serangan jantung yang dideritanya saat berada dalam tahanan. Namun, penjelasan itu gagal karena pengunjuk rasa dan keluarganya mengatakan dia dipukuli secara brutal sampai mati.
Kematian Amini memicu aksi protes berantai di seluruh penjuru negeri. Kaum wanita Iran menjadi salah satu garda terdepan dalam aksi demonstrasi terhadap penguasa negeri yang dianggap kejam. Demonstrasi menentang rezim Iran juga menjalar ke sejumlah negara dan megundang dukungan dari kaum wanita di dunia.
Seperti dilaporkan Anadolu Agency, hampir 80.000 orang berkumpul di sekitar Kolom Kemenangan bersejarah di Berlin. Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah Iran dan menyerukan perubahan rezim di negara itu.
Para pengunjuk rasa memegang bendera dan tanda-tanda Iran yang bertuliskan "Bebaskan Iran," "Tidak untuk kediktatoran," "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan," dan "Turunkan Teokrasi."
Unjuk rasa tersebut diselenggarakan oleh Woman-Life-Freedom Kollektiv dan didukung oleh kelompok oposisi dan organisasi diaspora Iran dari berbagai negara Eropa.
Iran berada di tengah-tengah protes massal menyusul kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi bulan lalu. Amini meninggal pada 16 September dalam keadaan misterius setelah ditahan oleh polisi moral di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami Iran.
Para pejabat Iran telah berusaha untuk menyatakan kematian wanita muda itu sebagai akibat dari serangan jantung yang dideritanya saat berada dalam tahanan. Namun, penjelasan itu gagal karena pengunjuk rasa dan keluarganya mengatakan dia dipukuli secara brutal sampai mati.
Kematian Amini memicu aksi protes berantai di seluruh penjuru negeri. Kaum wanita Iran menjadi salah satu garda terdepan dalam aksi demonstrasi terhadap penguasa negeri yang dianggap kejam. Demonstrasi menentang rezim Iran juga menjalar ke sejumlah negara dan megundang dukungan dari kaum wanita di dunia.
(esn)
tulis komentar anda