Vladimir Putin Dilaporkan Batal Ledakkan Nuklir karena Takut dengan Respons Barat
Sabtu, 22 Oktober 2022 - 04:04 WIB
Mantan analis intelijen CIA dan DIA Rebecca Koffler mengatakan keputusan Putin untuk mengumumkan darurat militer di wilayah pendudukan Ukraina timur menunjukkan bahwa dia sedang mempersiapkan perang nuklir.
Menurutya, tempat yang paling mungkin dari uji coba nuklir potensial adalah di Laut Hitam.
Perwira intelijen kelahiran Rusia, yang juga menulis buku "Putin's Playbook", mengatakan kepada Fox News, Jumat (21/10/2022): "Ini adalah pesan strategisnya kepada Presiden [Ukraina Volodymyr] Zelensky bahwa dia siap untuk mengatur pembantaian, dan kami hanya bisa berdoa untuk rakyat Ukraina."
“Dia mencaplok wilayah-wilayah ini untuk mempersiapkan pembenaran doktrinal untuk serangan nuklir. Karena, doktrin militer Rusia mengatur penggunaan senjata nuklir hanya untuk tujuan perlindungan wilayah Rusia.
"Rusia sekarang menganggap empat wilayah yang disebutkan dan Crimea sebagai [milik] Rusia, bahkan jika seluruh dunia tidak setuju dengan ini."
Ada juga klaim bahwa Putin telah menekan tombol dan memerintahkan dua uji coba rudal nuklir--tetapi itu tidak terjadi.
Valery Solovey, mantan profesor di Institut Hubungan Internasional [MGIMO] yang bergengsi di Moskow, sebuah sekolah pelatihan untuk mata-mata dan diplomat mengatakan: “Keputusan [Putin] tentang penggunaan senjata nuklir taktis [dalam konflik Ukraina] akan tidak diragukan lagi menghadapi perlawanan."
“Saya tidak tahu seberapa efektif perlawanan itu, tetapi saya akan menunjukkan [bahwa] uji coba nuklir seharusnya diadakan selama dua minggu terakhir, satu di Laut Barents, di bawah air, dan yang kedua di bawah tanah, di wilayah Arkhangelsk," paparnya.
Pemerintah Rusia belum berkomentar terkait laporan bahwa Putin mempersiapkan uji coba senjata nuklir namun telah dibatalkan. Namun, Kremlin berulang kali menegaskan bahwa Rusia tidak memerlukan senjata nuklir dalam operasi militernya di Ukraina.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
Menurutya, tempat yang paling mungkin dari uji coba nuklir potensial adalah di Laut Hitam.
Perwira intelijen kelahiran Rusia, yang juga menulis buku "Putin's Playbook", mengatakan kepada Fox News, Jumat (21/10/2022): "Ini adalah pesan strategisnya kepada Presiden [Ukraina Volodymyr] Zelensky bahwa dia siap untuk mengatur pembantaian, dan kami hanya bisa berdoa untuk rakyat Ukraina."
“Dia mencaplok wilayah-wilayah ini untuk mempersiapkan pembenaran doktrinal untuk serangan nuklir. Karena, doktrin militer Rusia mengatur penggunaan senjata nuklir hanya untuk tujuan perlindungan wilayah Rusia.
"Rusia sekarang menganggap empat wilayah yang disebutkan dan Crimea sebagai [milik] Rusia, bahkan jika seluruh dunia tidak setuju dengan ini."
Ada juga klaim bahwa Putin telah menekan tombol dan memerintahkan dua uji coba rudal nuklir--tetapi itu tidak terjadi.
Valery Solovey, mantan profesor di Institut Hubungan Internasional [MGIMO] yang bergengsi di Moskow, sebuah sekolah pelatihan untuk mata-mata dan diplomat mengatakan: “Keputusan [Putin] tentang penggunaan senjata nuklir taktis [dalam konflik Ukraina] akan tidak diragukan lagi menghadapi perlawanan."
“Saya tidak tahu seberapa efektif perlawanan itu, tetapi saya akan menunjukkan [bahwa] uji coba nuklir seharusnya diadakan selama dua minggu terakhir, satu di Laut Barents, di bawah air, dan yang kedua di bawah tanah, di wilayah Arkhangelsk," paparnya.
Pemerintah Rusia belum berkomentar terkait laporan bahwa Putin mempersiapkan uji coba senjata nuklir namun telah dibatalkan. Namun, Kremlin berulang kali menegaskan bahwa Rusia tidak memerlukan senjata nuklir dalam operasi militernya di Ukraina.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(min)
tulis komentar anda