Bus Meledak di Mali Tewaskan 11 Orang, Puluhan Terluka
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 14:26 WIB
BAMAKO - Sedikitnya 11 orang tewas dan 53 lainnya terluka setelah sebuah bus meledakakibat menabrak alat peledak di Mali tengah. Hal itu diungkapkan sumber rumah sakit terkait.
"Ledakan terjadi di jalan antara Bandiagara dan Goundaka di daerah Mopti pada sore hari," kata seorang sumber keamanan seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat (14/10/2022).
Sekedar informasi wilayah ini dikenal sebagai sarang kekerasan kelompok ekstremis.
Sebelumnya, polisi dan sumber-sumber lokal memberikan angka korban sementara 10 orang tewas dan banyak yang terluka parah.
“Kami baru saja memindahkan sembilan jenazah ke klinik. Dan ini belum berakhir,” kata Moussa Housseyni dari Asosiasi Pemuda Bandiagara setempat, menambahkan bahwa mereka semua adalah warga sipil.
Mali telah lama berjuang melawan pemberontakan ekstremis yang telah merenggut ribuan nyawa dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Ranjau dan alat peledak improvisasi (IED) adalah salah satu senjata pilihan kelompok ekstremis. Mereka dapat meledak akibat benturan atau diledakkan dari jarak jauh.
Sebuah laporan oleh MINUSMA, misi PBB di Mali, menemukan bahwa ranjau dan IED telah menyebabkan 72 kematian pada tahun 2022 pada 31 Agustus. Laporan itu mengatakan sebagian besar korban adalah tentara, tetapi lebih dari seperempatnya adalah warga sipil.
Tahun lalu, 103 orang tewas dan 297 terluka akibat IED dan ranjau.
"Ledakan terjadi di jalan antara Bandiagara dan Goundaka di daerah Mopti pada sore hari," kata seorang sumber keamanan seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat (14/10/2022).
Sekedar informasi wilayah ini dikenal sebagai sarang kekerasan kelompok ekstremis.
Sebelumnya, polisi dan sumber-sumber lokal memberikan angka korban sementara 10 orang tewas dan banyak yang terluka parah.
“Kami baru saja memindahkan sembilan jenazah ke klinik. Dan ini belum berakhir,” kata Moussa Housseyni dari Asosiasi Pemuda Bandiagara setempat, menambahkan bahwa mereka semua adalah warga sipil.
Mali telah lama berjuang melawan pemberontakan ekstremis yang telah merenggut ribuan nyawa dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Ranjau dan alat peledak improvisasi (IED) adalah salah satu senjata pilihan kelompok ekstremis. Mereka dapat meledak akibat benturan atau diledakkan dari jarak jauh.
Sebuah laporan oleh MINUSMA, misi PBB di Mali, menemukan bahwa ranjau dan IED telah menyebabkan 72 kematian pada tahun 2022 pada 31 Agustus. Laporan itu mengatakan sebagian besar korban adalah tentara, tetapi lebih dari seperempatnya adalah warga sipil.
Tahun lalu, 103 orang tewas dan 297 terluka akibat IED dan ranjau.
(ian)
tulis komentar anda