Rusia Puji Arab Saudi Cs karena Berani Melawan AS soal Minyak
Senin, 10 Oktober 2022 - 07:59 WIB
MOSKOW - Rusia memuji Arab Saudi dan negara-negara lain yang tergabung dalam OPEC+ karena berani melawan tekanan Amerika Serikat (AS) dengan menolak meningkatkan produksi minyak.
Mereka sepakat memangkas produksi minyak secara tajam. Menurut Moskow, itu melawan apa yang disebutnya "kekacauan" yang ditaburkan oleh As di pasar energi global.
Keputusan 13 negara kelompok OPEC+ untuk memangkas produksi minyak secara tajam meskipun ditentang AS telah menempatkan lebih banyak jarak dalam hubungan antara Presiden AS Joe Biden dan keluarga Kerajaan Arab Saudi.
"Itu bagus. Kerja yang seimbang, bijaksana dan terencana dari negara-negara yang mengambil posisi bertanggung jawab dalam OPEC bertentangan dengan tindakan AS," puji juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).
"Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika," lanjut Peskov.
Gedung Putih selama berbulan-bulan telah terlibat dalam upaya diplomatik untuk menghalangi sekutu Timur Tengah-nya dari pemangkasan produksi minyak.
Pemangkasan produksi minyak itu berpotensi memicu kenaikan harga bensin di Amerika.
Presiden Joe Biden berharap untuk menjaga harga bensin di AS agar tidak melonjak lagi menjelang pemilu November, di mana Partai Demokrat-nya berjuang untuk mempertahankan kendali Kongres.
Peskov mengatakan AS mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC+ dan berusaha mendorong volume tambahan cadangan minyaknya ke pasar.
“Permainan seperti itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik,” kata Peskov.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa keputusan OPEC+ "berpandangan sempit". "Karena ekonomi global masih merana akibat dampak negatif lanjutan dari invasi [Presiden Rusia Vladimir] Putin ke Ukraina," katanya.
“Jelas bahwa OPEC+ bersekutu dengan Rusia,” lanjut Jean-Pierre.
Pada hari Rabu, OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak tertajam sejak pandemi Covid-19 dimulai, membatasi pasokan di pasar yang sudah ketat meskipun ada tekanan dari AS dan negara lainnya untuk memompa lebih banyak.
Kartel OPEC, ditambah 10 sekutu yang dipimpin oleh Moskow, sepakat pada pertemuan di Wina untuk memangkas produksi minyak sebesar dua juta barel per hari mulai November.
Mereka sepakat memangkas produksi minyak secara tajam. Menurut Moskow, itu melawan apa yang disebutnya "kekacauan" yang ditaburkan oleh As di pasar energi global.
Keputusan 13 negara kelompok OPEC+ untuk memangkas produksi minyak secara tajam meskipun ditentang AS telah menempatkan lebih banyak jarak dalam hubungan antara Presiden AS Joe Biden dan keluarga Kerajaan Arab Saudi.
"Itu bagus. Kerja yang seimbang, bijaksana dan terencana dari negara-negara yang mengambil posisi bertanggung jawab dalam OPEC bertentangan dengan tindakan AS," puji juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).
"Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika," lanjut Peskov.
Gedung Putih selama berbulan-bulan telah terlibat dalam upaya diplomatik untuk menghalangi sekutu Timur Tengah-nya dari pemangkasan produksi minyak.
Pemangkasan produksi minyak itu berpotensi memicu kenaikan harga bensin di Amerika.
Presiden Joe Biden berharap untuk menjaga harga bensin di AS agar tidak melonjak lagi menjelang pemilu November, di mana Partai Demokrat-nya berjuang untuk mempertahankan kendali Kongres.
Peskov mengatakan AS mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC+ dan berusaha mendorong volume tambahan cadangan minyaknya ke pasar.
“Permainan seperti itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik,” kata Peskov.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa keputusan OPEC+ "berpandangan sempit". "Karena ekonomi global masih merana akibat dampak negatif lanjutan dari invasi [Presiden Rusia Vladimir] Putin ke Ukraina," katanya.
“Jelas bahwa OPEC+ bersekutu dengan Rusia,” lanjut Jean-Pierre.
Pada hari Rabu, OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak tertajam sejak pandemi Covid-19 dimulai, membatasi pasokan di pasar yang sudah ketat meskipun ada tekanan dari AS dan negara lainnya untuk memompa lebih banyak.
Kartel OPEC, ditambah 10 sekutu yang dipimpin oleh Moskow, sepakat pada pertemuan di Wina untuk memangkas produksi minyak sebesar dua juta barel per hari mulai November.
(min)
tulis komentar anda