Ukraina Rebut Kembali Desa di Kherson dari Rusia
Rabu, 05 Oktober 2022 - 03:13 WIB
Luhansk dan Donetsk adalah dua dari empat wilayah Ukraina yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia, tetapi proklamasi kemenangan Vladimir Putin pada Jumat lalu terlihat semakin prematur.
Seorang blogger Rusia menerbitkan pengakuan oleh dua pria yang dia gambarkan sebagai pejuang dari pasukan proksi Rusia di Luhansk yang lolos dari pengepungan di dekat Lyman minggu lalu.
"Kami meninggalkan Lyman, tapi hanya kami - tidak ada amunisi, tidak ada apa-apa. Semuanya terbakar. Semua teman dan rekan kami tinggal di sana (mati)," kata salah satu pria bernama Mikhei.
Rusia sejauh ini telah memobilisasi lebih dari 200.000 tentara sejak Presiden Putin memberikan perintah bulan lalu, menurut Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Target awal "mobilisasi parsial" adalah 300.000, tetapi upaya perekrutan telah dibayangi oleh cerita tentang orang-orang Rusia yang mencoba melarikan diri dari wajib militer atau diberi peralatan yang buruk ketika mereka bergabung.
Kazakhstan sendiri telah melaporkan bahwa lebih dari 200.000 orang Rusia telah melintasi perbatasannya dalam dua minggu terakhir.
Kemunduran terbaru militer Rusia terjadi ketika Presiden Vladimir Putin akan menandatangani dekrit yang menganeksasi empat wilayah Ukraina, sementara perang berkecamuk di keempat wilayah tersebut.
Aneksasi tidak memiliki legitimasi di bawah hukum internasional dan Volodymyr Zelensky dari Ukraina telah menyatakannya batal demi hukum.
Presiden Joe Biden berbicara dengan Zelensky pada hari Selasa dan meyakinkannya bahwa AS tidak akan pernah mengakui aneksasi Rusia. Mereka juga membahas bantuan AS senilai USD625 juta atau sekitar Rp9,4 triliun, termasuk peluncur roket HIMARS.
Seorang blogger Rusia menerbitkan pengakuan oleh dua pria yang dia gambarkan sebagai pejuang dari pasukan proksi Rusia di Luhansk yang lolos dari pengepungan di dekat Lyman minggu lalu.
"Kami meninggalkan Lyman, tapi hanya kami - tidak ada amunisi, tidak ada apa-apa. Semuanya terbakar. Semua teman dan rekan kami tinggal di sana (mati)," kata salah satu pria bernama Mikhei.
Rusia sejauh ini telah memobilisasi lebih dari 200.000 tentara sejak Presiden Putin memberikan perintah bulan lalu, menurut Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Target awal "mobilisasi parsial" adalah 300.000, tetapi upaya perekrutan telah dibayangi oleh cerita tentang orang-orang Rusia yang mencoba melarikan diri dari wajib militer atau diberi peralatan yang buruk ketika mereka bergabung.
Kazakhstan sendiri telah melaporkan bahwa lebih dari 200.000 orang Rusia telah melintasi perbatasannya dalam dua minggu terakhir.
Kemunduran terbaru militer Rusia terjadi ketika Presiden Vladimir Putin akan menandatangani dekrit yang menganeksasi empat wilayah Ukraina, sementara perang berkecamuk di keempat wilayah tersebut.
Aneksasi tidak memiliki legitimasi di bawah hukum internasional dan Volodymyr Zelensky dari Ukraina telah menyatakannya batal demi hukum.
Presiden Joe Biden berbicara dengan Zelensky pada hari Selasa dan meyakinkannya bahwa AS tidak akan pernah mengakui aneksasi Rusia. Mereka juga membahas bantuan AS senilai USD625 juta atau sekitar Rp9,4 triliun, termasuk peluncur roket HIMARS.
Lihat Juga :
tulis komentar anda