Komandan Ukraina Yakin Putin Ingin Rebut Kiev
Selasa, 04 Oktober 2022 - 19:02 WIB
KIEV - Wakil Kepala Staf Umum Ukraina Letnan Jenderal Sergey Nayev mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk akhirnya merebut Kiev.
Meski demikian, menurut Nayev, saat ini tidak ada bahaya yang mengancam ibu kota.
“Ada peluang, tentu saja, karena (Putin) tidak akan pernah menyerah untuk menaklukkan Ukraina dan ibu kota negara kita. Memang, itu adalah salah satu prioritas dari rencana kriminalnya,” ujar Nayev yang memimpin Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata Ukraina, mengatakan kepada saluran TV TSN pada Senin (3/10/2022).
“Saat ini, tidak ada ancaman seperti itu karena kita tidak melihat konsentrasi pasukan invasi. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Semuanya tergantung pada keputusan (Putin), serta pada ketersediaan pasukan dan peralatan,” papar dia.
Pasukan Rusia mundur dari Kiev dan bagian lain Ukraina utara pada akhir Maret, setelah berminggu-minggu pertempuran di sekitar ibu kota.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada saat itu bahwa penarikan itu adalah isyarat niat baik di tengah negosiasi damai yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
Negosiasi gagal dan pertempuran dilanjutkan di Ukraina selatan dan Donbass. Bulan lalu, Putin memerintahkan mobilisasi parsial dengan tujuan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk meningkatkan operasi militer di negara tetangga.
Meski demikian, menurut Nayev, saat ini tidak ada bahaya yang mengancam ibu kota.
“Ada peluang, tentu saja, karena (Putin) tidak akan pernah menyerah untuk menaklukkan Ukraina dan ibu kota negara kita. Memang, itu adalah salah satu prioritas dari rencana kriminalnya,” ujar Nayev yang memimpin Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata Ukraina, mengatakan kepada saluran TV TSN pada Senin (3/10/2022).
“Saat ini, tidak ada ancaman seperti itu karena kita tidak melihat konsentrasi pasukan invasi. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Semuanya tergantung pada keputusan (Putin), serta pada ketersediaan pasukan dan peralatan,” papar dia.
Pasukan Rusia mundur dari Kiev dan bagian lain Ukraina utara pada akhir Maret, setelah berminggu-minggu pertempuran di sekitar ibu kota.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada saat itu bahwa penarikan itu adalah isyarat niat baik di tengah negosiasi damai yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
Negosiasi gagal dan pertempuran dilanjutkan di Ukraina selatan dan Donbass. Bulan lalu, Putin memerintahkan mobilisasi parsial dengan tujuan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk meningkatkan operasi militer di negara tetangga.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda