Lindsey Graham: Rusia Mengebom Nuklir Ukraina Akan Menjadi Serangan terhadap NATO

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 03:35 WIB
Senator Amerika Serikat Lindsey Graham sebut serangan nuklir Rusia terhadap Ukraina akan menjadi serangan terhadap NATO. Foto/C-SPAN via New York Post
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham mengatakan jika Rusia mengebom nuklir Ukraina, itu akan menjadi serangan terhadap NATO.

Sebab, radiasi dari senjata itu nantinya akan menimpa negara-negara aliansi yang berbatasan dengan Ukraina.

"Dari sudut pandang saya, penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di Ukraina akan menjadi serangan terhadap NATO itu sendiri,” kata Graham, seperti dikutip dari New York Post, Jumat (30/9/2022).

Politisi Partai Republik asal South Carolina itu mengatakan kepada wartawan bahwa AS dan sekutu Barat-nya harus menyusun tanggapan "luar biasa" yang akan menjadi "bencana" bagi Rusia jika "skenario kiamat" itu terjadi.





“Radiasi tidak akan terbatas pada Ukraina, Anda akan menyinari bagian Eropa yang berada di bawah panji NATO,” ujar Graham.

“Jadi, jika hari itu datang—dan saya berharap dan berdoa tidak—itu harus direspons oleh NATO secara besar-besaran dan Amerika Serikat sebagai serangan oleh Rusia terhadap NATO itu sendiri.”

Graham membuat pernyataan tersebut pada konferensi pers bersama dengan Senator Richard Blumenthal, di mana keduanya memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) yang akan memblokir bantuan AS ke negara mana pun yang mengakui pencaplokan Rusia atas empat wilayah timur Ukraina.

Dua senator itu sebelumnya telah mengusulkan agar AS menunjuk Rusia sebagai negara sponsor terorisme, sebuah label yang ditentang oleh Pentagon dan Gedung Putih.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat menandatangani perjanjian aksesi yang meresmikan pencaplokan empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Moskow; Kherson, Zaporizhia, Luhansk dan Donetsk.

Empat wilayah itu sebelumnya sudah menggelar referendum dengan mayoritas penduduknya memilih bergabung dengan Federasi Rusia. Namun, Ukraina dan sekutu Barat-nya menganggapnya sebagai referendum palsu.

Pencaplokan empat wilayah itu terjadi seminggu setelah Putin mengatakan 300.000 personel wajib militer akan dikirim untuk berperang di Ukraina. Dia juga mengancam akan menggunakan semua cara yang dimiliki Rusia untuk melindungi seluruh wilayahnya, termasuk wilayah-wilayah yang baru.

Ancaman Putin tentang penggunaan semua cara itu ditafsirkan negara-negara Barat mencakup penggunaan senjata nuklir.

Graham mengatakan AS dan sekutunya tidak boleh menganggap enteng ancaman itu.

“Ketika Putin menjadi lebih provokatif, kita harus berdiri, bukan mundur,” katanya.

"Hal terakhir yang dapat Anda lakukan ketika Anda diintimidasi adalah menyerah pada si penindas."
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More