Jet Tempur Siluman F-35 Israel Diklaim Biang Ledakan Situs Militer Iran
Sabtu, 04 Juli 2020 - 02:07 WIB
TEHERAN - Ledakan di kompleks militer Parchin dan di situs nuklir Natanz di Iran diklaim sebagai hasil serangan jet tempur siluman F-35 dan serangan siber Israel.
Klaim ini dari surat kabar Kuwait, al-Jarida, Jumat (3/7/2020). Media itu mengklaim , mengklaim laporannya mengutip "sumber senior" yang tidak disebutkan namanya.
Ledakan kompleks militer Parchin terjadi pekan lalu. Sedangkan ledakan di situs nuklir Natanz terjadi hari Kamis lalu. Para pejabat pemerintah Israel belum mengomentari ledakan di dua situs penting negara para Mullah tersebut. (Baca: Ledakan Dahsyat Guncang Iran, Diduga di Situs Nuklir Militer )
Rezim Zionis telah berulang kali menuduh Iran mendukung kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Hamas serta mengobarkan perang proksi di negara-negara tetangga seperti Suriah yang dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan Israel. Teheran, yang menolak mengakui hak Israel untuk hidup, membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa hanya ada penasihat militernya di Suriah.
Sumber yang dikutip al-Jarida mengklaim bahwa insiden Parchin adalah hasil dari serangan udara yang dilakukan oleh jet tempur siluman F-35 Israel, sementara ledakan Natanz disebabkan oleh serangan siber Zionis terhadap pabrik pengayaan uranium. (Baca: Citra Satelit: Ledakan Dahsyat Iran Diyakini dari Situs Rudal Bawah Tanah )
Menurut sumber itu, ledakan itu menyebabkan Iran kehilangan lebih dari 80 persen cadangan UF6 (uranium hexafluoride), sesuatu yang secara signifikan dapat memperlambat upaya pengayaan oleh Teheran.
Klaim itu muncul setelah The New York Times, yang mengutip seorang pejabat intelijen Timur Tengah secara anonim, melaporkan bahwa ledakan Natanz disebabkan oleh "alat peledak yang ditanam di dalam fasilitas". (Baca: Iran: Ledakan Dahsyat Parchin Bukan dari Pangkalan Militer )
Pejabat intelijen itu menegaskan bahwa ledakan tersebut menghancurkan banyak bagian di atas permukaan tanah dari fasilitas Natanz, di mana sentrifugal pengayaan uranium mutakhir telah ditempatkan sebelum dioperasikan.
Tak lama setelah laporan itu keluar, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengonfirmasi ledakan itu terjadi di dekat situs nuklir Natanz. Namun, dia mengklaim pabrik nuklir Natanz beroperasi seperti biasa karena reaktor tidak rusak dan tidak ada korban jiwa maupun luka. (Baca: Insiden Ledakan dan Kebakaran di Situs Nuklir Natanz Iran Mencurigakan )
Kamalvandi juga mencatat bahwa tidak ada polusi di situs nuklir tersebut, karena tidak ada bahan nuklir di pabrik.
Insiden di situs nuklir Natanz terjadi enam hari setelah ledakan di dekat kompleks militer Parchin yang terletak sekitar 30 kilometer dari Teheran. Pihak berwenang Iran bersikeras bahwa ledakan itu adalah hasil dari "kebocoran tangki gas". Namun, foto-foto satelit menunjukkan bahwa ledakan itu terjadi di fasilitas produksi rudal di Parchin.
Klaim ini dari surat kabar Kuwait, al-Jarida, Jumat (3/7/2020). Media itu mengklaim , mengklaim laporannya mengutip "sumber senior" yang tidak disebutkan namanya.
Ledakan kompleks militer Parchin terjadi pekan lalu. Sedangkan ledakan di situs nuklir Natanz terjadi hari Kamis lalu. Para pejabat pemerintah Israel belum mengomentari ledakan di dua situs penting negara para Mullah tersebut. (Baca: Ledakan Dahsyat Guncang Iran, Diduga di Situs Nuklir Militer )
Rezim Zionis telah berulang kali menuduh Iran mendukung kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Hamas serta mengobarkan perang proksi di negara-negara tetangga seperti Suriah yang dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan Israel. Teheran, yang menolak mengakui hak Israel untuk hidup, membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa hanya ada penasihat militernya di Suriah.
Sumber yang dikutip al-Jarida mengklaim bahwa insiden Parchin adalah hasil dari serangan udara yang dilakukan oleh jet tempur siluman F-35 Israel, sementara ledakan Natanz disebabkan oleh serangan siber Zionis terhadap pabrik pengayaan uranium. (Baca: Citra Satelit: Ledakan Dahsyat Iran Diyakini dari Situs Rudal Bawah Tanah )
Menurut sumber itu, ledakan itu menyebabkan Iran kehilangan lebih dari 80 persen cadangan UF6 (uranium hexafluoride), sesuatu yang secara signifikan dapat memperlambat upaya pengayaan oleh Teheran.
Klaim itu muncul setelah The New York Times, yang mengutip seorang pejabat intelijen Timur Tengah secara anonim, melaporkan bahwa ledakan Natanz disebabkan oleh "alat peledak yang ditanam di dalam fasilitas". (Baca: Iran: Ledakan Dahsyat Parchin Bukan dari Pangkalan Militer )
Pejabat intelijen itu menegaskan bahwa ledakan tersebut menghancurkan banyak bagian di atas permukaan tanah dari fasilitas Natanz, di mana sentrifugal pengayaan uranium mutakhir telah ditempatkan sebelum dioperasikan.
Tak lama setelah laporan itu keluar, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengonfirmasi ledakan itu terjadi di dekat situs nuklir Natanz. Namun, dia mengklaim pabrik nuklir Natanz beroperasi seperti biasa karena reaktor tidak rusak dan tidak ada korban jiwa maupun luka. (Baca: Insiden Ledakan dan Kebakaran di Situs Nuklir Natanz Iran Mencurigakan )
Kamalvandi juga mencatat bahwa tidak ada polusi di situs nuklir tersebut, karena tidak ada bahan nuklir di pabrik.
Insiden di situs nuklir Natanz terjadi enam hari setelah ledakan di dekat kompleks militer Parchin yang terletak sekitar 30 kilometer dari Teheran. Pihak berwenang Iran bersikeras bahwa ledakan itu adalah hasil dari "kebocoran tangki gas". Namun, foto-foto satelit menunjukkan bahwa ledakan itu terjadi di fasilitas produksi rudal di Parchin.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda