Peringatkan Rusia, Polandia Ungkap Kapan Pengerahan Pasukan NATO di Ukraina
Jum'at, 30 September 2022 - 08:15 WIB
WARSAWA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Polandia Zbigniew Rau menjelaskan NATO dapat mengirim pasukan ke Ukraina jika Rusia menyebarkan senjata nuklir di negara itu.
Rau mengatakan hal itu kepada media lokal, Kamis (29/9/2022). Blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) telah berulang kali menyatakan tidak berperang dengan Moskow dan bukan pihak dalam konflik di Ukraina.
Berbicara kepada RMF FM Radio, Rau ditanya bagaimana tanggapan organisasi tersebut jika Rusia menggunakan opsi nuklir.
Menurut dia, Barat akan tegas dan berkoordinasi dengan AS untuk menanggapi serangan semacam itu.
Jika yang terburuk terjadi, menurut Rau, reaksi NATO mungkin tidak akan jauh berbeda dari langkah-langkah yang digariskan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.
“Itu akan menjadi respons konvensional di wilayah Ukraina,” papar Rau.
Dalam nada ini, menteri luar negeri Warsawa tidak mengesampingkan bahwa pasukan NATO dapat memasuki wilayah Ukraina.
“Namun, harus juga dicatat bahwa langkah seperti itu mungkin tidak perlu, karena dimungkinkan untuk menggunakan senjata konvensional, seperti penerbangan, atau untuk meluncurkan rudal yang relevan, tidak harus dari tanah Ukraina,” papar Rau.
Pada Minggu, Jake Sullivan memperingatkan bahwa Washington dan sekutunya akan bertindak "tegas" jika Rusia menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Dia menambahkan, mereka telah berkomunikasi "pada tingkat yang sangat tinggi ke Kremlin" bahwa setiap penggunaan senjata nuklir di negara tetangga akan menemui konsekuensi bencana.
Komentarnya muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengeluarkan peringatan ke Barat.
Putin menegaskan, mereka yang menggunakan pemerasan nuklir terhadap Moskow “harus tahu bahwa angin yang bertiup dapat berbalik.”
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menegaskan kembali, “Moskow tidak mengancam siapa pun dengan senjata nuklir.”
Dia mengutip doktrin militer Rusia yang mengizinkan penggunaan senjata semacam itu hanya jika keberadaan negara itu dipertaruhkan.
Pekan lalu, ketua Komite Militer NATO Robert Bauer menegaskan kembali bahwa aliansi tidak berperang di Rusia, bahkan meski mendukung Kiev dengan persenjataan dalam jumlah besar dalam perjuangannya melawan Moskow.
Rau mengatakan hal itu kepada media lokal, Kamis (29/9/2022). Blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) telah berulang kali menyatakan tidak berperang dengan Moskow dan bukan pihak dalam konflik di Ukraina.
Berbicara kepada RMF FM Radio, Rau ditanya bagaimana tanggapan organisasi tersebut jika Rusia menggunakan opsi nuklir.
Menurut dia, Barat akan tegas dan berkoordinasi dengan AS untuk menanggapi serangan semacam itu.
Jika yang terburuk terjadi, menurut Rau, reaksi NATO mungkin tidak akan jauh berbeda dari langkah-langkah yang digariskan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.
“Itu akan menjadi respons konvensional di wilayah Ukraina,” papar Rau.
Dalam nada ini, menteri luar negeri Warsawa tidak mengesampingkan bahwa pasukan NATO dapat memasuki wilayah Ukraina.
“Namun, harus juga dicatat bahwa langkah seperti itu mungkin tidak perlu, karena dimungkinkan untuk menggunakan senjata konvensional, seperti penerbangan, atau untuk meluncurkan rudal yang relevan, tidak harus dari tanah Ukraina,” papar Rau.
Pada Minggu, Jake Sullivan memperingatkan bahwa Washington dan sekutunya akan bertindak "tegas" jika Rusia menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Dia menambahkan, mereka telah berkomunikasi "pada tingkat yang sangat tinggi ke Kremlin" bahwa setiap penggunaan senjata nuklir di negara tetangga akan menemui konsekuensi bencana.
Komentarnya muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengeluarkan peringatan ke Barat.
Putin menegaskan, mereka yang menggunakan pemerasan nuklir terhadap Moskow “harus tahu bahwa angin yang bertiup dapat berbalik.”
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menegaskan kembali, “Moskow tidak mengancam siapa pun dengan senjata nuklir.”
Dia mengutip doktrin militer Rusia yang mengizinkan penggunaan senjata semacam itu hanya jika keberadaan negara itu dipertaruhkan.
Pekan lalu, ketua Komite Militer NATO Robert Bauer menegaskan kembali bahwa aliansi tidak berperang di Rusia, bahkan meski mendukung Kiev dengan persenjataan dalam jumlah besar dalam perjuangannya melawan Moskow.
(sya)
tulis komentar anda