Presiden Raisi: Iran Harus Hadapi Aksi Protes dengan Tegas

Sabtu, 24 September 2022 - 19:40 WIB
Kematiannya telah menyalakan kembali kemarahan atas masalah-masalah termasuk pembatasan kebebasan pribadi di Iran, aturan berpakaian yang ketat untuk wanita dan ekonomi yang terguncang akibat sanksi.

Perempuan telah memainkan peran penting dalam protes, melambaikan dan membakar cadar mereka. Beberapa telah secara terbuka memotong rambut mereka ketika orang banyak yang marah menyerukan jatuhnya Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Tragedi Mahsa Amini - Iran Bergolak Saat Rakyat Tuntut Keadilan
Protes adalah yang terbesar yang melanda negara itu sejak demonstrasi mengenai harga bahan bakar pada 2019, ketika Reuters melaporkan 1.500 orang tewas dalam tindakan keras terhadap pengunjuk rasa. Itu adalah konfrontasi paling berdarah dalam sejarah Republik Islam.

Kantor berita Iran melaporkan pada hari Sabtu bahwa 739 pengunjuk rasa telah ditangkap di provinsi utara Gilan, di Laut Kaspia. Akun Twitter aktivis 1500tasvir, yang memiliki 125.000 pengikut, mengatakan saluran komunikasi dengan kota barat laut Oshnavieh telah terputus, dan sambungan telepon rumah terputus.
(esn)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More