UU Keamanan Nasional Mulai Berlaku, Aktivis Pro Demokrasi Tinggalkan Hong Kong

Jum'at, 03 Juli 2020 - 15:32 WIB
Aktivis Pro Demokrasi Hong Kong, Nathan Law, meninggalkan kota itu untuk melakukan advokasi di dunia internasional. Foto/NDTV
HONG KONG - Seorang aktivis pro demoktrasi terkenal Hong Kong , Nathan Law, telah meninggalkan kota itu menuju lokasi yang dirahasiakan. Hal itu diungkapkan di halaman Facebooknya sesaat setelah bersaksi di sidang Kongres Amerika Serikat (AS) tentang kerasnya hukum keamanan nasional yang diberlakukan China pada wilayah semi-otonom itu.

Dalam postingannya pada Kamis malam, Law mengatakan ia memutuskan untuk mengambil tanggung jawab untuk melakukan advokasi bagi Hong Kong secara internasional dan sejak itu meninggalkan kota tersebut.

"Sebagai seorang aktivis yang menghadapi global, pilihan yang saya miliki sangat jelas: untuk tetap diam mulai sekarang, atau untuk tetap terlibat dalam diplomasi pribadi sehingga saya dapat memperingatkan dunia tentang ancaman ekspansi otoriter China," katanya.

"Saya membuat keputusan ketika saya setuju untuk bersaksi di hadapan Kongres AS," imbuhnya seperti disitir dari AP, Jumat (3/7/2020).



Law mengatakan kepada wartawan dalam pesan WhatsApp bahwa ia tidak akan mengungkapkan keberadaan dan situasinya berdasarkan "penilaian risiko."

Kepergiannya terjadi beberapa hari setelah undang-undang keamanan nasional Hong Kong diberlakukan. Undang-undang ini menargetkan kejahatan separatis, subversif dan teroris yang didefinisikan secara samar, serta kolusi dengan pasukan asing dalam melakukan intervensi dalam urusan di Hong Kong. (Baca: China Sahkan Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong )

"Di bawah undang-undang ini, yang baru saja diloloskan Beijing 24 jam lalu, siapa pun yang berani berbicara kemungkinan akan menghadapi hukuman penjara begitu Beijing menargetkan Anda," kata Law kepada sidang kongres AS pada hari Rabu.

"Begitu banyak yang sekarang hilang di kota yang kucintai: kebebasan untuk mengatakan yang sebenarnya," ia menambahkan.

Law (26) menjadi terkenal di Hong Kong sebagai salah satu pemimpin mahasiswa dari Revolusi Payung pro-demokrasi pada tahun 2014. Pada tahun 2016, ia menjadi anggota parlemen termuda yang terpilih untuk legislatif kota tetapi kemudian didiskualifikasi karena diduga tidak mengambil sumpah dengan cara yang tepat.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More