Kisah Happy Hacker Bobol Triliunan dari Bank: Diklaim Disumbangkan ke Palestina, Padahal....
Rabu, 14 September 2022 - 01:28 WIB
WASHINGTON - Hamza Bendelladj, peretas yang membombol miliaran dolar Amerika Serikat (AS) atau triliunan rupiah dari sekitar 217 bank berbagai negara, dijuluki "Happy Hacker" karena selalu tersenyum saat ditangkap dan dijatuhi hukuman di pengadilan.
Sejak ditangkap di Bangkok, Thailand, pada 2013, hacker asal Aljazair ini dicitrakan sebagai "Robin Hood", di mana banyak meme menggambarkan dia mencuri dana dari banyak bank untuk disumbangkan ke Palestina dan negara-negara miskin di Afrika.
Dari penelusuranFact Check AFP, tidak ada bukti bahwa Bendelladj, yang dinyatakan bersalah membantu menciptakan virus yang dirancang untuk mencuri informasi rahasia, menghabiskan uangnya untuk mereka yang kurang beruntung.
Setelah penangkapannya di Bangkok, polisi di sana mengatakan peretas itu mengaku menggunakan dana tersebut untuk membiayai gaya hidupnya yang mewah.
Beberapa meme yang menyesatkan menyiratkan bahwa dia dipenjara di Thailand, padahal dia sebenarnya diekstradisi dari sana ke Amerika Serikat dan kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Informasi menyesatkan ini salah satunya muncul dalam posting-an Instagram yang dipublikasikan pada 18 Maret 2021 oleh akun bernama Better Chapter. Posting-an itu telah disukai lebih dari 50.000 kali.
Halaman Instagram, yang mempromosikan situs web "social media marketing" di bio-nya, mem-posting konten kewirausahaan yang memotivasi melalui meme yang menampilkan orang-orang terkenal.
“Seorang peretas Aljazair yang mengekstrak USD4 miliar dari 217 bank berbeda dan menyumbangkan semuanya ke negara-negara miskin Afrika dan Palestina,” bunyi teks menyesatkan dalam meme itu.
"Dia ditangkap di Bangkok dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara sambil tersenyum," lanjut teks tersebut.
Hacker "Robin Hood"?
Bendelladj dijuluki "Happy Hacker" setelah foto-foto penangkapannya tahun 2013 di bandara Bangkok menunjukkan dia tersenyum sambil diborgol.
Polisi Thailand pada tahun 2013 mengatakan Bendelladj memberi tahu mereka bahwa dia telah menghabiskan uangnya untuk bepergian dan kehidupan mewah.
Hakim Agung Federal AS mendakwa Bendelladj, juga dikenal sebagai "Bx1", atas 23 tuduhan termasuk berkonspirasi untuk melakukan penipuan komputer, kawat, dan bank. Demikian disampaikan FBI dalam sebuah pernyataan pers saat itu.
Dia dituduh berpartisipasi dalam pengembangan, penjualan, dan distribusi virus "SpyEye", yang memungkinkan akses ke komputer dan mencuri informasi pribadi dan keuangan.
Bendelladj mengaku bersalah pada 2015 dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara setahun kemudian.
Menurut Departemen Kehakiman AS, Bendelladj mencuri ratusan ribu nomor kartu kredit dan rekening bank. "Menyebabkan kerugian jutaan dolar bagi individu dan lembaga keuangan di seluruh dunia," kata departemen tersebut.
Pihak berwenang AS memperkirakan bahwa "SpyEye" adalah malware utama yang menargetkan bank antara 2010 dan 2012, yang digunakan oleh "sindikat global penjahat siber untuk menginfeksi lebih dari 50 juta komputer, menyebabkan kerugian finansial hampir USD1 miliar bagi individu dan lembaga keuangan di seluruh dunia".
Beberapa posting dan artikel online menggambarkan Bendelladj sebagai pahlawan dengan mengeklaim bahwa dia menggunakan uangnya untuk mendanai badan amal Palestina.
Dokumen pengadilan yang tersedia tidak memberikan indikasi apa pun tentang apa yang dilakukan Bendelladj dengan uang curian itu.
Polisi Thailand pada tahun 2013 mengatakan Bendelladj mengatakan kepada mereka bahwa dia telah menghabiskannya untuk bepergian dan kehidupan mewah seperti terbang kelas satu dan tinggal di tempat-tempat mewah.
Sejak ditangkap di Bangkok, Thailand, pada 2013, hacker asal Aljazair ini dicitrakan sebagai "Robin Hood", di mana banyak meme menggambarkan dia mencuri dana dari banyak bank untuk disumbangkan ke Palestina dan negara-negara miskin di Afrika.
Dari penelusuranFact Check AFP, tidak ada bukti bahwa Bendelladj, yang dinyatakan bersalah membantu menciptakan virus yang dirancang untuk mencuri informasi rahasia, menghabiskan uangnya untuk mereka yang kurang beruntung.
Setelah penangkapannya di Bangkok, polisi di sana mengatakan peretas itu mengaku menggunakan dana tersebut untuk membiayai gaya hidupnya yang mewah.
Beberapa meme yang menyesatkan menyiratkan bahwa dia dipenjara di Thailand, padahal dia sebenarnya diekstradisi dari sana ke Amerika Serikat dan kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Informasi menyesatkan ini salah satunya muncul dalam posting-an Instagram yang dipublikasikan pada 18 Maret 2021 oleh akun bernama Better Chapter. Posting-an itu telah disukai lebih dari 50.000 kali.
Halaman Instagram, yang mempromosikan situs web "social media marketing" di bio-nya, mem-posting konten kewirausahaan yang memotivasi melalui meme yang menampilkan orang-orang terkenal.
“Seorang peretas Aljazair yang mengekstrak USD4 miliar dari 217 bank berbeda dan menyumbangkan semuanya ke negara-negara miskin Afrika dan Palestina,” bunyi teks menyesatkan dalam meme itu.
"Dia ditangkap di Bangkok dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara sambil tersenyum," lanjut teks tersebut.
Hacker "Robin Hood"?
Bendelladj dijuluki "Happy Hacker" setelah foto-foto penangkapannya tahun 2013 di bandara Bangkok menunjukkan dia tersenyum sambil diborgol.
Polisi Thailand pada tahun 2013 mengatakan Bendelladj memberi tahu mereka bahwa dia telah menghabiskan uangnya untuk bepergian dan kehidupan mewah.
Hakim Agung Federal AS mendakwa Bendelladj, juga dikenal sebagai "Bx1", atas 23 tuduhan termasuk berkonspirasi untuk melakukan penipuan komputer, kawat, dan bank. Demikian disampaikan FBI dalam sebuah pernyataan pers saat itu.
Dia dituduh berpartisipasi dalam pengembangan, penjualan, dan distribusi virus "SpyEye", yang memungkinkan akses ke komputer dan mencuri informasi pribadi dan keuangan.
Bendelladj mengaku bersalah pada 2015 dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara setahun kemudian.
Menurut Departemen Kehakiman AS, Bendelladj mencuri ratusan ribu nomor kartu kredit dan rekening bank. "Menyebabkan kerugian jutaan dolar bagi individu dan lembaga keuangan di seluruh dunia," kata departemen tersebut.
Pihak berwenang AS memperkirakan bahwa "SpyEye" adalah malware utama yang menargetkan bank antara 2010 dan 2012, yang digunakan oleh "sindikat global penjahat siber untuk menginfeksi lebih dari 50 juta komputer, menyebabkan kerugian finansial hampir USD1 miliar bagi individu dan lembaga keuangan di seluruh dunia".
Beberapa posting dan artikel online menggambarkan Bendelladj sebagai pahlawan dengan mengeklaim bahwa dia menggunakan uangnya untuk mendanai badan amal Palestina.
Dokumen pengadilan yang tersedia tidak memberikan indikasi apa pun tentang apa yang dilakukan Bendelladj dengan uang curian itu.
Polisi Thailand pada tahun 2013 mengatakan Bendelladj mengatakan kepada mereka bahwa dia telah menghabiskannya untuk bepergian dan kehidupan mewah seperti terbang kelas satu dan tinggal di tempat-tempat mewah.
(min)
tulis komentar anda