Gertak Iran, 3 Jet Tempur F-16 Israel Kawal 2 Bomber B-52 AS ke Teluk Persia

Selasa, 06 September 2022 - 07:27 WIB
Jet-jet tempur Israel yang mengawal bomber Amerika telah menjadi perlengkapan reguler di langit Timur Tengah karena ketegangan antara Teheran dan Barat telah meningkat di tengah upaya untuk merundingkan kesepakatan nuklir yang diperbarui.

CENTCOM AS diperluas tahun lalu untuk memasukkan Israel, sebuah langkah yang terlihat untuk mendorong kerja sama regional melawan Iran di bawah mantan presiden AS Donald Trump.



Pekan lalu, pabrikan pesawat AS; Boeing, menandatangani kontrak dengan Departemen Pertahanan AS untuk memasok Israel dengan empat pesawat pengisian bahan bakar KC-46. Pesawat multi-peran memungkinkan pengisian bahan bakar di udara untuk jet tempur dan pesawat lain, tetapi juga dapat digunakan untuk transportasi militer.

Bagi Israel, pesawat tersebut dipandang perlu untuk melakukan serangan besar potensial terhadap sasaran di Iran, sekitar 2.000 kilometer (1.200 mil) dari Israel dan jauh di luar jangkauan penerbangan normal jet tempur Israel.

Perundingan nuklir yang disponsori Uni Eropa telah berlangsung selama lebih dari setahun untuk membawa AS kembali ke kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Kesepakatan itu, yang ditandatangani antara Iran dan AS, Inggris, Prancis, Jerman, China, dan Rusia, telah terurai sejak pemerintahan Trump menarik diri dari perjanjian itu pada 2018.

AS kemudian menerapkan kembali sanksi keras dan Iran menanggapi dengan membatalkan banyak komitmennya sendiri terhadap pakta tersebut, termasuk meningkatkan pengayaan uraniumnya ke tingkat yang jauh melampaui batas perjanjian.

Iran sekarang memperkaya uranium hingga kemurnian 60%. Para ahli nonprofilisasi memperingatkan Teheran memiliki cukup uranium yang diperkaya 60% untuk diproses ulang menjadi bahan bakar untuk setidaknya satu bom nuklir.

Israel percaya bahwa AS dan Iran dalam beberapa minggu ke depan akan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tersebut, meskipun Washington mengatakan tanggapan terbaru Teheran dalam negosiasi "tidak konstruktif."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More