Bisa seperti Korut, Begini Nasib Rusia Jika Putin Lengser
Sabtu, 03 September 2022 - 15:30 WIB
MOSKOW - Ekonom yang juga mantan penasihat Kremlin, Sergei Guriev, memperingatkan nasib suram Rusia jika Presiden Vladimir Putin lengser dan diganti pemimpin baru. Guriev bahkan memprediksi negaranya itu akan seperti "Korea Utara (Korut) dengan steroid".
Menurut Guriev, sistem politik saat ini kemungkinan akan runtuh ketika seorang pemimpin baru mengambil kendali Rusia.
Komentarnya muncul menjelang pemakaman pemimpin terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada hari Sabtu (3/9/2022).
Putin, yang memberi penghormatan kepada Gorbachev di rumah sakit Moskow tempat pria berusia 91 tahun itu meninggal pada Selasa, tidak akan menghadiri pemakamannya.
Putin diketahui memiliki hubungan yang tegang dengan Gorbachev, yang mengantarkan reformasi besar-besaran yang akhirnya menyebabkan jatuhnya Uni Soviet.
Berbicara kepada Steve Sedgwick dari CNBC di Ambrosetti Forum di Italia, Guriev mengatakan sangat sulit untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi ketika Putin akhirnya diganti sebagai presiden.
“Rezim seperti ini berubah dengan cara yang sangat tidak terduga,” kata Guriev.
“Sangat sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi setelah Putin. Alasannya adalah Putin telah membangun rezimnya dengan cara yang tidak dapat digantikan oleh siapa pun.”
“Dia membangun rezim sedemikian rupa sehingga tanpa dia, sistem tidak akan berfungsi. Orang-orang di sekitarnya tidak percaya satu sama lain, terkadang saling membenci, jadi jika dia pergi sistem akan berubah,” katanya.
“Jadi, mungkin awalnya itu akan menjadi semacam pria ultra-nasionalis atau junta militer, tetapi itu tidak akan bertahan lama karena sistemnya dibangun di sekitar Putin. Dan pada akhirnya, saya pikir sistemnya akan runtuh,” lanjut Guriev.
“Bisa berbulan-bulan, bisa beberapa tahun, bisa jadi Korea Utara yang menggunakan steroid, siapa tahu? Tapi itu juga bisa menjadi situasi di mana sistem runtuh dan seseorang yang ingin membangun kembali ekonomi menjangkau Barat," paparnya.
Kementerian Luar Negeri Rusia belum memberikan komentar atas prediksi mantan penasihat Kremlin tersebut.
Guriev, mantan penasihat pemerintah Rusia, tiba-tiba meninggalkan negara itu pada 2013 di tengah tindakan keras politik dan melarikan diri ke Prancis.
Putin kemudian mengatakan bahwa Guriev akan dipersilakan untuk kembali ke Rusia, menambahkan bahwa kepergian ekonom itu tidak dapat dikaitkan dengan kegiatan apa pun dari pihak berwenang.
Putin (69) menandatangani undang-undang tahun lalu yang dapat membuka jalan baginya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dua kali lagi dalam hidupnya. Undang-undang itu mungkin berarti dia dapat tetap menjabat hingga 2036.
Menurut Guriev, sistem politik saat ini kemungkinan akan runtuh ketika seorang pemimpin baru mengambil kendali Rusia.
Komentarnya muncul menjelang pemakaman pemimpin terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada hari Sabtu (3/9/2022).
Putin, yang memberi penghormatan kepada Gorbachev di rumah sakit Moskow tempat pria berusia 91 tahun itu meninggal pada Selasa, tidak akan menghadiri pemakamannya.
Putin diketahui memiliki hubungan yang tegang dengan Gorbachev, yang mengantarkan reformasi besar-besaran yang akhirnya menyebabkan jatuhnya Uni Soviet.
Berbicara kepada Steve Sedgwick dari CNBC di Ambrosetti Forum di Italia, Guriev mengatakan sangat sulit untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi ketika Putin akhirnya diganti sebagai presiden.
“Rezim seperti ini berubah dengan cara yang sangat tidak terduga,” kata Guriev.
“Sangat sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi setelah Putin. Alasannya adalah Putin telah membangun rezimnya dengan cara yang tidak dapat digantikan oleh siapa pun.”
“Dia membangun rezim sedemikian rupa sehingga tanpa dia, sistem tidak akan berfungsi. Orang-orang di sekitarnya tidak percaya satu sama lain, terkadang saling membenci, jadi jika dia pergi sistem akan berubah,” katanya.
“Jadi, mungkin awalnya itu akan menjadi semacam pria ultra-nasionalis atau junta militer, tetapi itu tidak akan bertahan lama karena sistemnya dibangun di sekitar Putin. Dan pada akhirnya, saya pikir sistemnya akan runtuh,” lanjut Guriev.
“Bisa berbulan-bulan, bisa beberapa tahun, bisa jadi Korea Utara yang menggunakan steroid, siapa tahu? Tapi itu juga bisa menjadi situasi di mana sistem runtuh dan seseorang yang ingin membangun kembali ekonomi menjangkau Barat," paparnya.
Kementerian Luar Negeri Rusia belum memberikan komentar atas prediksi mantan penasihat Kremlin tersebut.
Guriev, mantan penasihat pemerintah Rusia, tiba-tiba meninggalkan negara itu pada 2013 di tengah tindakan keras politik dan melarikan diri ke Prancis.
Putin kemudian mengatakan bahwa Guriev akan dipersilakan untuk kembali ke Rusia, menambahkan bahwa kepergian ekonom itu tidak dapat dikaitkan dengan kegiatan apa pun dari pihak berwenang.
Putin (69) menandatangani undang-undang tahun lalu yang dapat membuka jalan baginya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dua kali lagi dalam hidupnya. Undang-undang itu mungkin berarti dia dapat tetap menjabat hingga 2036.
(min)
tulis komentar anda