Junta Militer Tahan Mantan Dubes Inggris untuk Myanmar
Jum'at, 26 Agustus 2022 - 04:10 WIB
YANGON - Pihak berwenang Myanmar telah menahan mantan Duta Besar Inggris untuk negara itu, Vicky Bowman, Kamis (25/8/2022). Bowman, yang menjabat sebagai utusan 2002-2006 ditangkap pada Rabu (24/8/2022) di pusat komersial Yangon.
Sebelum menjabat sebagai Duta Besar, Bowman juga menjadi sekretaris kedua di kedutaan Inggris sejak 1990 hingga 1993.
"Kami prihatin dengan penangkapan seorang wanita Inggris di Myanmar. Kami berhubungan dengan pihak berwenang setempat dan memberikan bantuan konsuler," kata juru bicara kedutaan Inggris, seperti dikutip dari Reuters.
Suami Bowman dan artis terkemuka Htein Lin juga ditangkap, kata sebuah diplomatik. Media lokal mengatakan pasangan itu telah dibawa ke penjara Insein Yangon. Sebuah sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan pasangan itu telah ditangkap karena diduga melanggar undang-undang imigrasi.
Bowman bekerja sebagai direktur di Myanmar Center for Responsible Business dan fasih berbahasa Burma. Htein Lin ditangkap pada tahun 1998 dan dipenjarakan karena diduga menentang aturan junta saat itu. Setelah dia dibebaskan pada tahun 2004, dia menjadi perhatian Duta Besar Bowman saat itu karena serangkaian lukisan yang dia buat saat dipenjara, menggunakan bahan selundupan.
Junta militer yang berkuasa di Myanmar telah mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Bowman sedang diselidiki berdasarkan Undang-Undang Imigrasi negara itu.
Penangkapan itu terjadi ketika Inggris mengumumkan bahwa mereka menjatuhkan sanksi baru untuk menargetkan bisnis terkait militer di Myanmar dan bergabung dengan kasus terhadap Myanmar di Mahkamah Internasional.
Inggris adalah negara keempat setelah Maladewa, Belanda dan Kanada, yang berjanji akan mendukung secara formal kasus yang dibawa oleh Gambia terhadap Myanmar untuk menentukan apakah militernya melakukan operasi genosida terhadap Muslim Rohingya pada tahun 2016 dan 2017.
“Tiga perusahaan sedang dihukum dengan sanksi dalam upaya untuk membatasi akses militer ke senjata dan pendapatan," kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu. Myanmar berada dalam kekacauan politik dan ekonomi sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pada awal 2021.
Lebih dari 15.000 orang telah ditangkap dan 12.119 masih ditahan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis. Junta mengklaim bahwa angka itu dilebih-lebihkan.
Sebelum menjabat sebagai Duta Besar, Bowman juga menjadi sekretaris kedua di kedutaan Inggris sejak 1990 hingga 1993.
"Kami prihatin dengan penangkapan seorang wanita Inggris di Myanmar. Kami berhubungan dengan pihak berwenang setempat dan memberikan bantuan konsuler," kata juru bicara kedutaan Inggris, seperti dikutip dari Reuters.
Suami Bowman dan artis terkemuka Htein Lin juga ditangkap, kata sebuah diplomatik. Media lokal mengatakan pasangan itu telah dibawa ke penjara Insein Yangon. Sebuah sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan pasangan itu telah ditangkap karena diduga melanggar undang-undang imigrasi.
Bowman bekerja sebagai direktur di Myanmar Center for Responsible Business dan fasih berbahasa Burma. Htein Lin ditangkap pada tahun 1998 dan dipenjarakan karena diduga menentang aturan junta saat itu. Setelah dia dibebaskan pada tahun 2004, dia menjadi perhatian Duta Besar Bowman saat itu karena serangkaian lukisan yang dia buat saat dipenjara, menggunakan bahan selundupan.
Junta militer yang berkuasa di Myanmar telah mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Bowman sedang diselidiki berdasarkan Undang-Undang Imigrasi negara itu.
Penangkapan itu terjadi ketika Inggris mengumumkan bahwa mereka menjatuhkan sanksi baru untuk menargetkan bisnis terkait militer di Myanmar dan bergabung dengan kasus terhadap Myanmar di Mahkamah Internasional.
Inggris adalah negara keempat setelah Maladewa, Belanda dan Kanada, yang berjanji akan mendukung secara formal kasus yang dibawa oleh Gambia terhadap Myanmar untuk menentukan apakah militernya melakukan operasi genosida terhadap Muslim Rohingya pada tahun 2016 dan 2017.
“Tiga perusahaan sedang dihukum dengan sanksi dalam upaya untuk membatasi akses militer ke senjata dan pendapatan," kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu. Myanmar berada dalam kekacauan politik dan ekonomi sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pada awal 2021.
Lebih dari 15.000 orang telah ditangkap dan 12.119 masih ditahan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis. Junta mengklaim bahwa angka itu dilebih-lebihkan.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda