Konflik dengan China, India Minta Prancis Kebut Pengiriman Jet Tempur Rafale
Selasa, 30 Juni 2020 - 08:02 WIB
NEW DELHI - Angkatan Udara India telah meminta Prancis untuk mempercepat pengiriman jet-jet tempur Rafale yang telah dibeli. Permintaan ini muncul di tengah konflik New Delhi dan Beijing terkait sengketa wilayah perbatasan di Ladakh.
Hindustan Times, yang mengutip sumber pemerintah New Delhi, melaporkan pihak Paris sedang merevisi rencananya untuk memasok jet-jet tempur canggih tersebut dengan lebih cepat.
Enam jet tempur Rafale kemungkinan akan mendarat di pangkalan mereka di Ambala pada 27 Juli 2020. Jumlah itu direvisi dari sebelumnya, yakni empat unit yang akan dikirim dalam gelombang pertama.
India memesan 36 jet Rafale dari Prancis dalam kesepakatan senilai Rs59.000 crore pada September 2016. Kesepakatan itu merupakan pembelian darurat oleh India yang skuadron jet tempurnya menipis ketika situasi dihadapkan pada kemungkinan pecahnya perang dengan Pakistan dan China . (Baca: Bentrok dengan China, India Kebut Pembelian 33 Jet Tempur Rusia )
“Kami menyadari bahwa sekitar 10 jet Rafale siap di fasilitas Merignac, pabrikan pesawat Dassault Aviation. Persiapan akan menerbangkan enam jet Rafale ke India pada akhir Juli dengan singgah di pangkalan udara Al Dhafra dekat Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Jet akan diterbangkan oleh pilot India," kata sumber kedua yang dikutip Hindustan Times dengan syarat anonim, Senin (29/6/2020).
Sumber itu mengatakan 10 jet tempur Rafale tidak dikirim sekaligus dalam gelombang pertama karena beberapa unit jet tempur tersebut masih dibutuhkan di Prancis untuk melatih kru Angkatan Udara India (IAF).
Para ahli yang dikutip media India tersebut mengatakan mempercepat pengiriman jet tempur Rafale merupakan perkembangan besar di tengah konflik perbatasan yang sedang berlangsung antara New Delhi dengan Beijing.
Dassault Rafale adalah pesawat tempur bermesin ganda Prancis yang dilengkapi berbagai macam senjata. Rafale dimaksudkan untuk menjadi simbol supremasi udara, yang mencakup interdiction, pengintaian udara, dukungan darat, serangan in-depth, serangan anti-kapal dan misi pencegahan serangan nuklir. (Baca juga: Terungkap, China Kirim Petarung MMA ke Lokasi Bentrok dengan India )
Meskipun bukan benar-benar pesawat siluman, Rafale dirancang untuk menangkis deteksi radar yang direduksi (RCS) dan signature inframerah, yang berarti memiliki beberapa fitur tersembunyi yang tidak dibesar-besarkan dan tidak berlebihan.
Sistem avionik inti Rafale menggunakan avionik modular terintegrasi (IMA), yang disebut MDPU (unit pemrosesan data modular).
Hindustan Times, yang mengutip sumber pemerintah New Delhi, melaporkan pihak Paris sedang merevisi rencananya untuk memasok jet-jet tempur canggih tersebut dengan lebih cepat.
Enam jet tempur Rafale kemungkinan akan mendarat di pangkalan mereka di Ambala pada 27 Juli 2020. Jumlah itu direvisi dari sebelumnya, yakni empat unit yang akan dikirim dalam gelombang pertama.
India memesan 36 jet Rafale dari Prancis dalam kesepakatan senilai Rs59.000 crore pada September 2016. Kesepakatan itu merupakan pembelian darurat oleh India yang skuadron jet tempurnya menipis ketika situasi dihadapkan pada kemungkinan pecahnya perang dengan Pakistan dan China . (Baca: Bentrok dengan China, India Kebut Pembelian 33 Jet Tempur Rusia )
“Kami menyadari bahwa sekitar 10 jet Rafale siap di fasilitas Merignac, pabrikan pesawat Dassault Aviation. Persiapan akan menerbangkan enam jet Rafale ke India pada akhir Juli dengan singgah di pangkalan udara Al Dhafra dekat Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Jet akan diterbangkan oleh pilot India," kata sumber kedua yang dikutip Hindustan Times dengan syarat anonim, Senin (29/6/2020).
Sumber itu mengatakan 10 jet tempur Rafale tidak dikirim sekaligus dalam gelombang pertama karena beberapa unit jet tempur tersebut masih dibutuhkan di Prancis untuk melatih kru Angkatan Udara India (IAF).
Para ahli yang dikutip media India tersebut mengatakan mempercepat pengiriman jet tempur Rafale merupakan perkembangan besar di tengah konflik perbatasan yang sedang berlangsung antara New Delhi dengan Beijing.
Dassault Rafale adalah pesawat tempur bermesin ganda Prancis yang dilengkapi berbagai macam senjata. Rafale dimaksudkan untuk menjadi simbol supremasi udara, yang mencakup interdiction, pengintaian udara, dukungan darat, serangan in-depth, serangan anti-kapal dan misi pencegahan serangan nuklir. (Baca juga: Terungkap, China Kirim Petarung MMA ke Lokasi Bentrok dengan India )
Meskipun bukan benar-benar pesawat siluman, Rafale dirancang untuk menangkis deteksi radar yang direduksi (RCS) dan signature inframerah, yang berarti memiliki beberapa fitur tersembunyi yang tidak dibesar-besarkan dan tidak berlebihan.
Sistem avionik inti Rafale menggunakan avionik modular terintegrasi (IMA), yang disebut MDPU (unit pemrosesan data modular).
(min)
tulis komentar anda