Inilah Ziyad al-Nakhalah, Pemimpin Jihad Islam Palestina yang Melawan Israel

Senin, 08 Agustus 2022 - 12:20 WIB
Pemimpin Jihad Islam Palestina, sosok militan yang terus melawan Zionis Israel. Foto/Erfan Kouchari/Tasnim News Agency
GAZA - Jihad Islam Palestina (PIJ) di Gaza, Palestina, telah terlibat perang roket tiga hari dengan militer Zionis Israel .

PIJ dipimpin oleh Ziyad al-Nakhalah, militan Palestina yang tak berhenti melawan melawan rezim Zionis meski dia berkali-kali ditangkap dan dipenjarakan Israel.

PIJ dibentuk pada tahun 1981 oleh Abd Al Aziz Awda (71). Dia masuk daftar "Teroris yang Ditunjuk Secara Khusus" Amerika Serikat (AS) dan diburu FBI sejak 24 Februari 2006. Dia diduga masih tinggal di Damaskus, Suriah, atau kemungkinan di Lebanon.

PIJ dibentuk sebagai cabang Ikhwanul Muslimin dan dipengaruhi secara ideologis dalam pembentukannya oleh pemerintah yang berkuasa di Iran.





Sayap militer PIJ adalah Brigade Al-Quds, juga dibentuk pada tahun 1981, yang aktif di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan benteng utamanya di Tepi Barat adalah kota Hebron dan Jenin.

PIJ telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris Raya, Jepang, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Israel.

Ziyad Melawan Israel

Sebelum dipimpin Ziyad al-Nakhalah sejak 2018, PIJ pernah dipimpin oleh Fathi Shaqaqi (1981–1995) dan Ramadhan Shalah (1995–2018).

Ziyad al-Nakhalah lahir pada 6 April 1953 di Khan Yunis, Gaza, yang saat itu di bawah pendudukan Mesir.

Pada tahun 1971, Nakhalah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Israel karena kegiatan militannya dengan Front Pembebasan Arab.

Dia adalah salah satu dari 1.150 tahanan keamanan yang dibebaskan oleh Israel pada 21 Mei 1985 dalam pertukaran tahanan berdasarkan Perjanjian Jibril.

Setelah dibebaskan dari penjara Israel, Sekjen PIJ saat itu Fathi Shikaki menugaskan Nakhalah untuk mendirikan sayap militer kelompok tersebut di Jalur Gaza bernama Brigade Al-Quds.

Al-Nakhalah ditangkap dan ditahan lagi oleh Israel pada April 1988 karena perannya dalam Intifada Pertama. Setelah bebas, dia mengasingkan diri ke Lebanon pada Agustus 1988 bersama para pemimpin PIJ lainnya.

Pada 23 Januari 2014, Ziyad al-Nakhalah ditetapkan sebagai "Teroris Khusus" oleh Amerika Serikat, yang mengakibatkan properti dan kepentingannya di Amerika Serikat dibekukan. AS juga menawarkan hadiah USD5 juta (Rp74,6 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Al-Nakhalah terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PIJ pada 28 September 2018, menggantikan Ramadan Shalah, yang menderita stroke pada April 2018.

Meski memimpin PIJ, dia tidak berada di Gaza, bahkan ketika kelompoknya terlibat perang roket tiga hari dengan militer Zionis Israel. Perang yang dimulai Kamis pekan lalu berakhir dengan gencatan senjata yang mulai berlaku Minggu (7/8/2022).

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, 41 orang tewas di pihak Palestina selama konflik tiga hari. Sedangkan di pihak Israel tak ada laporan tentang korban jiwa.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More