Serangan Rusia Hancurkan 45.000 Ton Amunisi NATO di Ukraina
Senin, 08 Agustus 2022 - 07:06 WIB
MOSKOW - Militer Rusia telah menghancurkan sebuah gudang di Ukraina selatan yang berisi puluhan ribu ton amunisi NATO dalam serangkaian serangan.
Hal itu diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, yang dilansir Russia Today, Senin (8/8/2022).
“Di daerah Voznesensk di wilayah Nikolaev, gudang senjata yang menyimpan 45.000 ton amunisi yang baru-baru ini dipasok ke Angkatan Bersenjata Ukraina oleh negara-negara NATO telah dihancurkan,” kata kementerian tersebut, yang menambahkan bahwa pasukan Moskow juga melenyapkan lima depot amunisi lainnya.
Lebih lanjut, kata kementerian tersebut, militer Rusia telah melakukan serangan terhadap titik penempatan unit brigade mekanis ke-72 Ukraina di fasilitas pertanian di kota Artemovsk, Republik Rakyat Donetsk (DPR), memusnahkan hingga 130 tentara dan delapan kendaraan angkut dan kendaraan lapis baja.
Di desa Dzerzhinsk, yang juga di wilayah kekuasaan DPR, pasukan menggunakan rudal berbasis udara presisi tinggi untuk menyerang baterai howitzer Brigade Serangan Udara ke-95 Ukraina.
Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan, serangan itu menewaskan hingga 70 anggota layanan militer Ukraina, menghancurkan tiga senjata self-propelled 2S1 Gvozdika dan empat kendaraan.
Kementerian Pertahanan Rusia mencatat bahwa Kiev menghadapi kerugian besar.
"Rezim [Presiden Ukraina Vladimir] Zelensky mengambil langkah-langkah untuk menebus kekurangan personel militer di Donbas. Kiev telah memutuskan untuk mengirim ke garis depan warga Ukraina yang dimobilisasi dari pusat pelatihan, serta anggota layanan yang terluka yang tidak memiliki cukup waktu untuk pulih sepenuhnya," imbuh kementerian tersebut.
Pada Selasa pekan lalu, Zelensky mengatakan bahwa pertempuran di Donbas adalah "neraka", mengeklaim bahwa militer Kiev tetap kalah dalam persenjataan berat dan jumlah tentara dari Rusia.
Dia mengimbau AS dan sekutunya untuk lebih banyak memasok senjata, khususnya peluncur roket HIMARS.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak mengirim senjata ke Kiev, dengan mengatakan itu hanya memperpanjang konflik, meningkatkan jumlah korban, dan akan mengakibatkan konsekuensi jangka panjang.
Hal itu diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, yang dilansir Russia Today, Senin (8/8/2022).
“Di daerah Voznesensk di wilayah Nikolaev, gudang senjata yang menyimpan 45.000 ton amunisi yang baru-baru ini dipasok ke Angkatan Bersenjata Ukraina oleh negara-negara NATO telah dihancurkan,” kata kementerian tersebut, yang menambahkan bahwa pasukan Moskow juga melenyapkan lima depot amunisi lainnya.
Lebih lanjut, kata kementerian tersebut, militer Rusia telah melakukan serangan terhadap titik penempatan unit brigade mekanis ke-72 Ukraina di fasilitas pertanian di kota Artemovsk, Republik Rakyat Donetsk (DPR), memusnahkan hingga 130 tentara dan delapan kendaraan angkut dan kendaraan lapis baja.
Di desa Dzerzhinsk, yang juga di wilayah kekuasaan DPR, pasukan menggunakan rudal berbasis udara presisi tinggi untuk menyerang baterai howitzer Brigade Serangan Udara ke-95 Ukraina.
Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan, serangan itu menewaskan hingga 70 anggota layanan militer Ukraina, menghancurkan tiga senjata self-propelled 2S1 Gvozdika dan empat kendaraan.
Kementerian Pertahanan Rusia mencatat bahwa Kiev menghadapi kerugian besar.
"Rezim [Presiden Ukraina Vladimir] Zelensky mengambil langkah-langkah untuk menebus kekurangan personel militer di Donbas. Kiev telah memutuskan untuk mengirim ke garis depan warga Ukraina yang dimobilisasi dari pusat pelatihan, serta anggota layanan yang terluka yang tidak memiliki cukup waktu untuk pulih sepenuhnya," imbuh kementerian tersebut.
Pada Selasa pekan lalu, Zelensky mengatakan bahwa pertempuran di Donbas adalah "neraka", mengeklaim bahwa militer Kiev tetap kalah dalam persenjataan berat dan jumlah tentara dari Rusia.
Dia mengimbau AS dan sekutunya untuk lebih banyak memasok senjata, khususnya peluncur roket HIMARS.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak mengirim senjata ke Kiev, dengan mengatakan itu hanya memperpanjang konflik, meningkatkan jumlah korban, dan akan mengakibatkan konsekuensi jangka panjang.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda