Boris Johnson: Covid-19 Sebabkan Bencana bagi Inggris
Senin, 29 Juni 2020 - 17:39 WIB
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan, krisis Covid-19 telah menjadi bencana bagi Inggris. Foto/REUTERS
LONDON - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan, krisis Covid-19 telah menjadi bencana bagi Inggris. Dia kemudian mengatakan, pemerintah akan melihat apa yang salah, namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan penyelidikan tentang langkah salah apa yang telah diambil.
"Ini adalah bencana. Mari kita tidak memotong kata-kata kita, maksud saya ini telah menjadi mimpi buruk mutlak bagi negara dan negara telah mengalami kejutan yang mendalam," ucap Johnson, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/6/2020).
( Baca juga: Covid-19 Dunia 29 Juni: 10,1 Juta Kasus, 501.281 Meninggal, 5 Juta Sembuh )
Johnson, yang sempat menjalani perawatan intensif setelah terinfeksi Covid-19, mengatakan pemerintah berhutang kepada semua orang yang telah meninggal dan menderita untuk melihat secara tepat kesalahan apa yang telah dibuat pemerintah.
"Saya benar-benar mengerti itu. Kebetulan saya berpikir bahwa saat ini tidak sekarang, ketika semua orang keluar, saya tidak berpikir saat ini adalah saat untuk mengerahkan sumber daya kita untuk melakukan itu, Tapi kita belajar pelajaran sepanjang waktu," ungkapnya.
Sebelumnya, saat acara penggalangan dana “Global Goal Summit Unite”, Johnson mengatakan bahwa dunia tengah berpacu dengan waktu dalam perang melawan Covid-19.
Dia mengatakan, para pemimpin-pemimpin dunia telah berhasil bergabung untuk memberantas Covid-19 bersama, melalui penggalangan dana yang sukses pada acara KTT Global Vaccine Summit (GAVI), pada awal bulan ini dan penggalangan dana oleh Uni Eropa pada Mei lalu.
( Baca juga: Pakar: AS Belum Lewati Gelombang Pertama Pandemi Covid-19 )
"Target telah tercapai, tapi pertempuran ini masih belum usai. Virus masih menyebar di seluruh penjuru dunia. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi di masa depan. Karenanya, penting bagi kita meneruskan upaya menemukan vaksin, mengembangkan pengobatan yang lebih baik, dan mendorong mekanisme pengujian yang cepat dan akurat. Kita harus berpacu dengan waktu," ujarnya.
"Ini adalah bencana. Mari kita tidak memotong kata-kata kita, maksud saya ini telah menjadi mimpi buruk mutlak bagi negara dan negara telah mengalami kejutan yang mendalam," ucap Johnson, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/6/2020).
( Baca juga: Covid-19 Dunia 29 Juni: 10,1 Juta Kasus, 501.281 Meninggal, 5 Juta Sembuh )
Johnson, yang sempat menjalani perawatan intensif setelah terinfeksi Covid-19, mengatakan pemerintah berhutang kepada semua orang yang telah meninggal dan menderita untuk melihat secara tepat kesalahan apa yang telah dibuat pemerintah.
"Saya benar-benar mengerti itu. Kebetulan saya berpikir bahwa saat ini tidak sekarang, ketika semua orang keluar, saya tidak berpikir saat ini adalah saat untuk mengerahkan sumber daya kita untuk melakukan itu, Tapi kita belajar pelajaran sepanjang waktu," ungkapnya.
Sebelumnya, saat acara penggalangan dana “Global Goal Summit Unite”, Johnson mengatakan bahwa dunia tengah berpacu dengan waktu dalam perang melawan Covid-19.
Dia mengatakan, para pemimpin-pemimpin dunia telah berhasil bergabung untuk memberantas Covid-19 bersama, melalui penggalangan dana yang sukses pada acara KTT Global Vaccine Summit (GAVI), pada awal bulan ini dan penggalangan dana oleh Uni Eropa pada Mei lalu.
( Baca juga: Pakar: AS Belum Lewati Gelombang Pertama Pandemi Covid-19 )
"Target telah tercapai, tapi pertempuran ini masih belum usai. Virus masih menyebar di seluruh penjuru dunia. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi di masa depan. Karenanya, penting bagi kita meneruskan upaya menemukan vaksin, mengembangkan pengobatan yang lebih baik, dan mendorong mekanisme pengujian yang cepat dan akurat. Kita harus berpacu dengan waktu," ujarnya.
(esn)
Lihat Juga :