Rusia Bandingkan Perjalanan Lavrov dan Pelosi ke Asia, Ini Bedanya

Rabu, 03 Agustus 2022 - 08:49 WIB
Ketua DPR AS Nancy Pelosi melambaikan tangan di bandara Taipei, Taiwan, 2 Agustus 2022. Foto/REUTERS
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov melakukan perjalanan ke Asia untuk mempromosikan kerja sama, bukan untuk memprovokasi China seperti Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi.

Pernyataan itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova pada Selasa (2/8/2022).

Menlu Rusia dijadwalkan mengunjungi Myanmar dan menghadiri pertemuan Rusia-ASEAN di Kamboja.



“Di sana panas sekarang, dalam segala hal. Lavrov tidak membawa provokasi, seperti Pelosi, tetapi kerja sama. Sampai jumpa di sana!” ujar Zakharova di Telegram.



Pelosi, tokoh Partai Demokrat California yang saat ini memimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, mendarat di Taiwan pada Selasa malam, mengabaikan serangkaian peringatan dan protes China.

Dia adalah pejabat AS paling senior yang mengunjungi pulau itu dalam 25 tahun.

“Kunjungan delegasi Kongres kami ke Taiwan menghormati komitmen teguh Amerika untuk mendukung Demokrasi Taiwan yang semarak,” ujar Pelosi dalam pernyataan yang dirilis setelah dia mendarat di Taipei.



Tulisan Pelosi di Washington Post, memaparkan alasan kunjungannya ke Taiwan, diterbitkan tak lama kemudian setelah dia menginjakkan kaki di Taipei.

Menurut Pelosi, perjalanan itu telah dipersiapkan sebelumnya.

Beijing telah bereaksi dengan sangat marah, mengecam perjalanan Pelosi sebagai “pelanggaran serius terhadap prinsip satu-China” dan tiga komunike bersama yang ditandatangani dengan AS.

“Ini memiliki dampak yang parah pada landasan politik hubungan China-AS, dan secara serius melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China,” tegas Kementerian Luar Negeri China.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Selasa bahwa Rusia berdiri “dalam solidaritas mutlak dengan China.”

Menurut Peskov, perjalanan Pelosi “murni provokatif” dan kemungkinan akan memperburuk ketegangan geopolitik di wilayah tersebut.

Kehadiran militer China di dekat pulau itu telah meningkat secara drastis dalam beberapa hari terakhir. Beijing telah mengumumkan latihan udara, laut dan rudal di lepas pantai Taiwan selama sisa pekan ini.

Kuomintang yang nasionalis telah memerintah Taiwan sejak 1949, setelah kalah perang saudara China dari Partai Komunis dan mundur ke sana dengan bantuan Amerika Serikat.

Beijing secara resmi menganggap Taiwan sebagai wilayah kedaulatan China, yang akan diintegrasikan kembali pada waktunya.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More