3 Tentara Muslim yang Ikut Bertempur di Perang Rusia Ukraina
Selasa, 02 Agustus 2022 - 13:22 WIB
MOSKOW - Setelah puluhan tahun redam, hubungan antara Rusia dan Ukraina kini berada pada titik terpanas. Situasi ini terjadi setelah munculnya kudeta yang menggulingkan pemerintahan Ukraina yang pro-Rusia pada tahun 2014.
Ketika itu, massa anti pemerintah berhasil membuat Viktor Yanukovych lengser dari kursi pemerintahan.
Diketahui, Viktor merupakan presiden Ukraina yang pro-Rusia. Lengsernya Yanukovych dinilai juga membuka keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
Setelah kudeta yang didukung Barat, sejumlah wilayah memisahkan diri dari Ukraina, termasuk Krimea dan Donbass.
Serangan militer Ukraina ke wilayah Donbass yang berlangsung bertahun-tahun membuat Presiden Rusia Vladimir Putin marah. Alhasil, pada 24 Februari 2022, secara resmi Putin mengakui kemerdekaan Donbass dan mengumumkan operasi militer terhadap Ukraina.
Siapakah tentara-tentara muslim yang menjadi bagian dari perang ini? Berikut rinciannya.
1. Tentara Muslim Tatar Krimea
Tentara Tatar Krimea merupakan tentara yang membela Ukraina. Tentara muslim Tatar Krimea dipimpin oleh Isa Akayev.
Kelompok tentara ini mayoritas merupakan mantan penduduk Tatar Krimea dan kelompok Muslim Turki yang berasal dari Semenanjung Laut Hitam.
Catatan sejarah menuliskan bahwa etnis Tatar Krimea merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di Semenanjung Tatar.
Saat wilayahnya diambil oleh Federasi Rusia mereka lantas mengalami ketidakadilan serta pelecehan selama bertahun-tahun.
Lalu pada 1944, mereka dituduh telah melakukan kerja sama dengan Nazi untuk mengkhianati negara, oleh Joseph Stalin. Alhasil, aksi deportasi pun dilakukan kepada kelompok ini.
2. Tentara Muslim Chechnya
Berbeda dengan tentara muslim Tatar Krimea, Tentara muslim Chechnya terbagi menjadi dua kubu.
Kubu yang dipimpin Panglima Ramzan Kadyrov merupakan tentara yang membela dan mengabdikan diri untuk Rusia.
Sedangkan kubu yang dipimpin oleh Komandan Cheberloisky dan Osmayev merupakan tentara yang membela Ukraina dari serangan Rusia.
Perpecahan tujuan dari Tentara Muslim Chechnya terjadi karena sebagian dari mereka ikut merasakan apa yang dialami Ukraina.
Hal ini terjadi akibat adanya keprihatinan yang sama yaitu mereka ingin merdeka. Beberapa tahun setelah runtuhnya Uni Soviet, diketahui bahwa Rusia berusaha menjaga Chechnya agar tidak merdeka.
Selain itu, di bawah pimpinan dari Ramzan Kadyrov, tentara kerap melakukan tindakan yang merusak hak asasi manusia.
Mereka melakukan kekerasan kepada para kritikus, aktivis, serta jurnalis. Oleh karena itulah, sedikit demi sedikit tentara-tentara Chechnya mulai meninggalkan wilayah kekuasaan Kadyrov dan membentuk kubu yang membantu Ukraina.
3. Tentara Muslim Dagestan
Dagestan merupakan suatu wilayah yang berada di dalam Federasi Rusia. Sebagian besar dari penduduk wilayah Dagestan ini merupakan muslim.
Dalam sejarahnya, tentara muslim di Dagestan sudah melakukan pemberontakan kepada Rusia sejak tahun 1828 di bawah kepemimpinan Ghazi Mohammed.
Selain itu, Dagestan juga sempat bergabung dengan Chechnya untuk dapat melawan Kekaisaran Rusia bersama dengan Turki.
Ketika itu, massa anti pemerintah berhasil membuat Viktor Yanukovych lengser dari kursi pemerintahan.
Diketahui, Viktor merupakan presiden Ukraina yang pro-Rusia. Lengsernya Yanukovych dinilai juga membuka keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
Setelah kudeta yang didukung Barat, sejumlah wilayah memisahkan diri dari Ukraina, termasuk Krimea dan Donbass.
Serangan militer Ukraina ke wilayah Donbass yang berlangsung bertahun-tahun membuat Presiden Rusia Vladimir Putin marah. Alhasil, pada 24 Februari 2022, secara resmi Putin mengakui kemerdekaan Donbass dan mengumumkan operasi militer terhadap Ukraina.
Siapakah tentara-tentara muslim yang menjadi bagian dari perang ini? Berikut rinciannya.
1. Tentara Muslim Tatar Krimea
Tentara Tatar Krimea merupakan tentara yang membela Ukraina. Tentara muslim Tatar Krimea dipimpin oleh Isa Akayev.
Kelompok tentara ini mayoritas merupakan mantan penduduk Tatar Krimea dan kelompok Muslim Turki yang berasal dari Semenanjung Laut Hitam.
Catatan sejarah menuliskan bahwa etnis Tatar Krimea merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di Semenanjung Tatar.
Saat wilayahnya diambil oleh Federasi Rusia mereka lantas mengalami ketidakadilan serta pelecehan selama bertahun-tahun.
Lalu pada 1944, mereka dituduh telah melakukan kerja sama dengan Nazi untuk mengkhianati negara, oleh Joseph Stalin. Alhasil, aksi deportasi pun dilakukan kepada kelompok ini.
2. Tentara Muslim Chechnya
Berbeda dengan tentara muslim Tatar Krimea, Tentara muslim Chechnya terbagi menjadi dua kubu.
Kubu yang dipimpin Panglima Ramzan Kadyrov merupakan tentara yang membela dan mengabdikan diri untuk Rusia.
Sedangkan kubu yang dipimpin oleh Komandan Cheberloisky dan Osmayev merupakan tentara yang membela Ukraina dari serangan Rusia.
Perpecahan tujuan dari Tentara Muslim Chechnya terjadi karena sebagian dari mereka ikut merasakan apa yang dialami Ukraina.
Hal ini terjadi akibat adanya keprihatinan yang sama yaitu mereka ingin merdeka. Beberapa tahun setelah runtuhnya Uni Soviet, diketahui bahwa Rusia berusaha menjaga Chechnya agar tidak merdeka.
Selain itu, di bawah pimpinan dari Ramzan Kadyrov, tentara kerap melakukan tindakan yang merusak hak asasi manusia.
Mereka melakukan kekerasan kepada para kritikus, aktivis, serta jurnalis. Oleh karena itulah, sedikit demi sedikit tentara-tentara Chechnya mulai meninggalkan wilayah kekuasaan Kadyrov dan membentuk kubu yang membantu Ukraina.
3. Tentara Muslim Dagestan
Dagestan merupakan suatu wilayah yang berada di dalam Federasi Rusia. Sebagian besar dari penduduk wilayah Dagestan ini merupakan muslim.
Dalam sejarahnya, tentara muslim di Dagestan sudah melakukan pemberontakan kepada Rusia sejak tahun 1828 di bawah kepemimpinan Ghazi Mohammed.
Selain itu, Dagestan juga sempat bergabung dengan Chechnya untuk dapat melawan Kekaisaran Rusia bersama dengan Turki.
(sya)
tulis komentar anda