Zelensky Ceramahi Rakyat Amerika Soal Inflasi dan Covid-19: Itu Tak Ada Apa-apanya
Kamis, 28 Juli 2022 - 06:33 WIB
KIEV - Presiden UkrainaVolodymyr Zelensky mengatakan kepada penyiar Inggris Piers Morgan bahwa inflasi dan virus corona di Amerika Serikat (AS) "tidak ada apa-apanya" dibandingkan dengan perjuangan Ukraina.
Zelensky juga mengatakan, rakyat Amerika harus mendukung bantuan untuk Kiev "sampai kita menang."
Ketika AS bergulat dengan tingkat inflasi yang tinggi selama 40 tahun dan rekor harga gas, beberapa jajak pendapat menyebutkan kekhawatiran ekonomi ini lebih mendesak di antara rakyat Amerika daripada konflik di Ukraina.
Selain itu, hampir lima kali lebih banyak warga di AS menyalahkan kebijakan Presiden Joe Biden atas kemalangan mereka, dan bukan kesalahan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sejauh ini, pemerintahan Biden berupaya menyebut melonjaknya biaya hidup di AS sebagai “kenaikan harga Putin.”
Berbicara kepada Morgan dalam wawancara televisi yang baru-baru ini direkam, Zelensky mengingatkan rakyat Amerika yang muak dengan aliran bantuan Gedung Putih ke Ukraina, lebih dari USD56 miliar sejak Februari.
Menurut Zelensky, “Kedua negara berjuang untuk nilai-nilai yang benar-benar komunal.”
“Perang di Ukraina masih perang melawan nilai-nilai yang dianut di Amerika Serikat dan di Eropa,” tutur dia kepada Morgan, menurut tulisan di New York Post dan dilansir RT.com pada Rabu (27/7/2022).
“Kami memberikan hidup kami untuk nilai-nilai Anda dan keamanan bersama dunia,” ujar dia.
“Oleh karena itu, inflasi bukan apa-apanya, Covid bukan apa-apanya,” lanjut dia.
Dia menambahkan, “Hal-hal ini sekunder. Yang paling penting adalah bertahan dan melestarikan hidup Anda, keluarga Anda, dan negara Anda. Oleh karena itu, saat ini kami melakukan pekerjaan ini, tetapi Barat harus membantu kami.”
Kiev mengatakan mereka membutuhkan bantuan asing hingga USD65 miliar tahun ini hanya untuk tetap bertahan, sementara penasihat Zelensky telah meminta sumbangan senjata yang semakin besar dari Barat.
Awal bulan ini, Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov mengatakan militer Ukraina membutuhkan sekitar 100 sistem artileri roket HIMARS buatan AS, sekitar sepertiga dari seluruh persediaan AS.
Semua senjata itu untuk melakukan “serangan balasan yang efektif” terhadap pasukan Rusia.
Zelensky mengatakan kepada Morgan bahwa dia mengharapkan dukungan tak terbatas dari Barat.
Dia menjelaskan, “Bantuan tidak akan cukup sampai perang berakhir, dan sampai kita menang."
Sementara mayoritas anggota parlemen Partai Republik memilih dengan rekan-rekan Partai Demokrat mereka pada Mei untuk mengalokasikan USD43 miliar dalam bantuan militer dan ekonomi ke Ukraina, ada tanda-tanda kaum konservatif semakin lelah menanggung biaya militer Zelensky.
Mantan Presiden AS Donald Trump menuduh Biden membawa AS ke "Perang Dunia Ketiga," sementara pakar konservatif Tucker Carlson mengutuk pemerintahannya karena menopang "negara klien" AS yang "korup" dan "tirani".
Terlepas dari hak-hak rakyat Amerika yang terabaikan, AS kemungkinan akan terus membiayai militer Ukraina.
Bersama dengan para pemimpin G7, Biden berjanji bulan lalu untuk menjaga agar uang dan senjata tetap mengalir “selama yang dibutuhkan.”
Adapun Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menyatakan pekan lalu bahwa tidak peduli seberapa rendah dukungan publik di dalam negeri, ada “waduk” dari “dukungan mendalam dan berkelanjutan” di Gedung Putih dan Kongres untuk “meningkatkan kembali sumber daya tersebut jika diperlukan.”
Zelensky juga mengatakan, rakyat Amerika harus mendukung bantuan untuk Kiev "sampai kita menang."
Ketika AS bergulat dengan tingkat inflasi yang tinggi selama 40 tahun dan rekor harga gas, beberapa jajak pendapat menyebutkan kekhawatiran ekonomi ini lebih mendesak di antara rakyat Amerika daripada konflik di Ukraina.
Selain itu, hampir lima kali lebih banyak warga di AS menyalahkan kebijakan Presiden Joe Biden atas kemalangan mereka, dan bukan kesalahan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sejauh ini, pemerintahan Biden berupaya menyebut melonjaknya biaya hidup di AS sebagai “kenaikan harga Putin.”
Berbicara kepada Morgan dalam wawancara televisi yang baru-baru ini direkam, Zelensky mengingatkan rakyat Amerika yang muak dengan aliran bantuan Gedung Putih ke Ukraina, lebih dari USD56 miliar sejak Februari.
Menurut Zelensky, “Kedua negara berjuang untuk nilai-nilai yang benar-benar komunal.”
“Perang di Ukraina masih perang melawan nilai-nilai yang dianut di Amerika Serikat dan di Eropa,” tutur dia kepada Morgan, menurut tulisan di New York Post dan dilansir RT.com pada Rabu (27/7/2022).
“Kami memberikan hidup kami untuk nilai-nilai Anda dan keamanan bersama dunia,” ujar dia.
“Oleh karena itu, inflasi bukan apa-apanya, Covid bukan apa-apanya,” lanjut dia.
Dia menambahkan, “Hal-hal ini sekunder. Yang paling penting adalah bertahan dan melestarikan hidup Anda, keluarga Anda, dan negara Anda. Oleh karena itu, saat ini kami melakukan pekerjaan ini, tetapi Barat harus membantu kami.”
Kiev mengatakan mereka membutuhkan bantuan asing hingga USD65 miliar tahun ini hanya untuk tetap bertahan, sementara penasihat Zelensky telah meminta sumbangan senjata yang semakin besar dari Barat.
Awal bulan ini, Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov mengatakan militer Ukraina membutuhkan sekitar 100 sistem artileri roket HIMARS buatan AS, sekitar sepertiga dari seluruh persediaan AS.
Semua senjata itu untuk melakukan “serangan balasan yang efektif” terhadap pasukan Rusia.
Zelensky mengatakan kepada Morgan bahwa dia mengharapkan dukungan tak terbatas dari Barat.
Dia menjelaskan, “Bantuan tidak akan cukup sampai perang berakhir, dan sampai kita menang."
Sementara mayoritas anggota parlemen Partai Republik memilih dengan rekan-rekan Partai Demokrat mereka pada Mei untuk mengalokasikan USD43 miliar dalam bantuan militer dan ekonomi ke Ukraina, ada tanda-tanda kaum konservatif semakin lelah menanggung biaya militer Zelensky.
Mantan Presiden AS Donald Trump menuduh Biden membawa AS ke "Perang Dunia Ketiga," sementara pakar konservatif Tucker Carlson mengutuk pemerintahannya karena menopang "negara klien" AS yang "korup" dan "tirani".
Terlepas dari hak-hak rakyat Amerika yang terabaikan, AS kemungkinan akan terus membiayai militer Ukraina.
Bersama dengan para pemimpin G7, Biden berjanji bulan lalu untuk menjaga agar uang dan senjata tetap mengalir “selama yang dibutuhkan.”
Adapun Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menyatakan pekan lalu bahwa tidak peduli seberapa rendah dukungan publik di dalam negeri, ada “waduk” dari “dukungan mendalam dan berkelanjutan” di Gedung Putih dan Kongres untuk “meningkatkan kembali sumber daya tersebut jika diperlukan.”
(sya)
tulis komentar anda