WHO: Gelombang Panas di Spanyol dan Portugal Tewaskan 1.700 Orang
Selasa, 26 Juli 2022 - 15:49 WIB
“Jumlah korban telah meningkat dan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang," papar pernyataan WHO.
“Jumlah sebenarnya kematian yang terkait dengan gelombang panas tidak akan diketahui selama berminggu-minggu,” ujar dia.
Dia menambahkan, "Musim panas yang terik ini hampir setengah jalan selesai."
“Pada akhirnya, peristiwa pekan ini sekali lagi menunjukkan kebutuhan mendesak akan tindakan pan-Eropa untuk mengatasi perubahan iklim secara efektif,” tegas Kluge.
Kepala regional badan kesehatan PBB mengatakan pemerintah di penjuru dunia perlu menunjukkan kemauan dan kepemimpinan dalam menerapkan Perjanjian Paris.
Perjanjian Paris menetapkan tujuan membatasi pemanasan akhir abad hingga 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri dan sebaiknya tidak melebihi 1,5 Celsius.
Dia mengatakan, “Anggota WHO di kawasan Eropa, 53 negara dan kawasan termasuk beberapa di Asia Tengah, telah menunjukkan mereka dapat bekerja sama dalam menghadapi ancaman mendesak terhadap kesehatan global dan sudah waktunya bagi kita untuk melakukannya lagi.”
Sementara itu di AS, gelombang panas tanpa henti yang telah memicu peringatan kesehatan bagi lebih dari 100 juta orang akan meningkat akhir pekan ini, dengan suhu dan kelembaban diperkirakan melonjak ke titik tertinggi yang mencekik di banyak bagian negara itu.
Panas yang menghancurkan menunjukkan ancaman langsung perubahan iklim bahkan terhadap negara-negara terkaya di planet ini.
"Sejauh ini pekan lalu, 60 rekor suhu tinggi harian telah dicatat/dipatahkan karena panas berbahaya menyelimuti sebagian besar negara," papar Layanan Cuaca Nasional (NWS) dalam tweet pekan lalu.
“Jumlah sebenarnya kematian yang terkait dengan gelombang panas tidak akan diketahui selama berminggu-minggu,” ujar dia.
Dia menambahkan, "Musim panas yang terik ini hampir setengah jalan selesai."
“Pada akhirnya, peristiwa pekan ini sekali lagi menunjukkan kebutuhan mendesak akan tindakan pan-Eropa untuk mengatasi perubahan iklim secara efektif,” tegas Kluge.
Kepala regional badan kesehatan PBB mengatakan pemerintah di penjuru dunia perlu menunjukkan kemauan dan kepemimpinan dalam menerapkan Perjanjian Paris.
Perjanjian Paris menetapkan tujuan membatasi pemanasan akhir abad hingga 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri dan sebaiknya tidak melebihi 1,5 Celsius.
Dia mengatakan, “Anggota WHO di kawasan Eropa, 53 negara dan kawasan termasuk beberapa di Asia Tengah, telah menunjukkan mereka dapat bekerja sama dalam menghadapi ancaman mendesak terhadap kesehatan global dan sudah waktunya bagi kita untuk melakukannya lagi.”
Sementara itu di AS, gelombang panas tanpa henti yang telah memicu peringatan kesehatan bagi lebih dari 100 juta orang akan meningkat akhir pekan ini, dengan suhu dan kelembaban diperkirakan melonjak ke titik tertinggi yang mencekik di banyak bagian negara itu.
Panas yang menghancurkan menunjukkan ancaman langsung perubahan iklim bahkan terhadap negara-negara terkaya di planet ini.
"Sejauh ini pekan lalu, 60 rekor suhu tinggi harian telah dicatat/dipatahkan karena panas berbahaya menyelimuti sebagian besar negara," papar Layanan Cuaca Nasional (NWS) dalam tweet pekan lalu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda