WHO: Gelombang Panas di Spanyol dan Portugal Tewaskan 1.700 Orang

Selasa, 26 Juli 2022 - 15:49 WIB
Seorang wanita mendinginkan dirinya dengan botol air minum saat gelombang panas menerjang Seville, Spanyol pada 11 Juni 2022. REUTERS/Marcelo del Pozo
MADRID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa mengatakan gelombang panas yang membakar Eropa telah menyebabkan lebih dari 1.700 kematian di semenanjung Iberia saja.

WHO menyerukan tindakan bersama untuk mengatasi perubahan iklim.

“Panas membunuh. Selama beberapa dekade terakhir, ratusan ribu orang telah meninggal akibat panas yang ekstrem selama gelombang panas yang berkepanjangan, seringkali dengan kebakaran hutan secara bersamaan,” papar direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge pekan lalu.

Dia menjelaskan, “Tahun ini, kita telah menyaksikan lebih dari 1.700 kematian yang tidak perlu dalam gelombang panas saat ini di Spanyol dan Portugal saja.”





Direktur regional menekankan, “Paparan panas yang ekstrem sering memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya."

Dia mencatat, “Individu di kedua ujung spektrum kehidupan, bayi dan anak-anak, dan orang tua, berada pada risiko tertentu."

WHO Eropa menjelaskan angka tersebut merupakan perkiraan awal berdasarkan laporan otoritas nasional.



“Jumlah korban telah meningkat dan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang," papar pernyataan WHO.

“Jumlah sebenarnya kematian yang terkait dengan gelombang panas tidak akan diketahui selama berminggu-minggu,” ujar dia.

Dia menambahkan, "Musim panas yang terik ini hampir setengah jalan selesai."

“Pada akhirnya, peristiwa pekan ini sekali lagi menunjukkan kebutuhan mendesak akan tindakan pan-Eropa untuk mengatasi perubahan iklim secara efektif,” tegas Kluge.

Kepala regional badan kesehatan PBB mengatakan pemerintah di penjuru dunia perlu menunjukkan kemauan dan kepemimpinan dalam menerapkan Perjanjian Paris.

Perjanjian Paris menetapkan tujuan membatasi pemanasan akhir abad hingga 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri dan sebaiknya tidak melebihi 1,5 Celsius.

Dia mengatakan, “Anggota WHO di kawasan Eropa, 53 negara dan kawasan termasuk beberapa di Asia Tengah, telah menunjukkan mereka dapat bekerja sama dalam menghadapi ancaman mendesak terhadap kesehatan global dan sudah waktunya bagi kita untuk melakukannya lagi.”

Sementara itu di AS, gelombang panas tanpa henti yang telah memicu peringatan kesehatan bagi lebih dari 100 juta orang akan meningkat akhir pekan ini, dengan suhu dan kelembaban diperkirakan melonjak ke titik tertinggi yang mencekik di banyak bagian negara itu.

Panas yang menghancurkan menunjukkan ancaman langsung perubahan iklim bahkan terhadap negara-negara terkaya di planet ini.

"Sejauh ini pekan lalu, 60 rekor suhu tinggi harian telah dicatat/dipatahkan karena panas berbahaya menyelimuti sebagian besar negara," papar Layanan Cuaca Nasional (NWS) dalam tweet pekan lalu.

"Lebih banyak rekor kemungkinan akan dibuat selama minggu depan," ungkap NWS.

Suhu di sebagian besar barat daya Amerika Serikat telah melonjak hingga lebih dari 38 Celsius, melampaui itu di beberapa daerah.

Tingkat serupa dicatat di seluruh AS selatan, di mana kelembaban menambah ketidaknyamanan.

NWS memperingatkan pekan lalu 100 juta orang berada di bawah peringatan dan nasihat terkait panas.

Menurut NWS, sebagian besar populasi akan tetap berada di bawah peringatan seperti itu selama akhir pekan.

Suhu tinggi sudah ditetapkan untuk meningkat lebih lanjut akhir pekan ini di pantai timur Amerika Serikat, di mana kelembaban tinggi dapat mendorong suhu "terasa seperti" jauh di atas 38 Celsius.

Washington dan Philadelphia telah mengumumkan keadaan darurat panas, dan memperingatkan penduduk mereka untuk tetap waspada.

"Tetap terhidrasi, batasi paparan sinar matahari, dan periksa manula, tetangga dan hewan peliharaan," ujar Wali Kota Washington Muriel Bowser di Twitter.

Departemen Kesehatan Masyarakat Philadelphia memperingatkan, "Selama cuaca panas, JANGAN PERNAH meninggalkan anak-anak dan hewan peliharaan tanpa pengawasan di kendaraan dalam keadaan apa pun."

Panas yang menindas diperkirakan akan mereda di selatan dan timur AS pekan ini, sistem tekanan tinggi di atas Pasifik barat laut diperkirakan akan mendorong suhu 5-8 Celsius di atas tingkat normal.

Suhu juga melonjak di Eropa, membuat rekor baru sepanjang masa di Inggris, di mana layanan cuaca nasional mencatat di atas 40 Celsius di Inggris timur, melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada 2019.

Tidak seperti sebagian besar Eropa barat, sebagian besar rumah di Amerika Serikat memiliki pengatur suhu ruangan (AC), membantu mengurangi risiko kesehatan gelombang panas, tetapi menambah ketegangan pada jaringan listrik pada saat penggunaan tinggi.

Di Texas, penduduk diminta mengurangi konsumsi daya mereka dengan tidak menjalankan peralatan utama dari pukul 14:00-20:00, karena utilitas listrik negara bagian selatan memperingatkan kecepatan angin rendah mengancam keandalan jaringan.

Kota New York meminta penduduk untuk menggunakan lebih sedikit energi dengan menaikkan AC mereka ke 25 Celsius dan mencabut peralatan yang tidak perlu.

Para ilmuwan telah memperingatkan gelombang panas seperti yang dirasakan di Amerika Serikat dan Eropa akan menjadi lebih sering dan meningkat intensitasnya karena pemanasan global.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More