Iran Sebut Biden Terapkan Kebijakan Israel di Kawasan Timur Tengah
Rabu, 13 Juli 2022 - 20:05 WIB
TEHERAN - Tur Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Timur Tengah berlangsung berkat bekerja sama dengan Israel.Pernyataan itu dilontarkan Ketua Dewan Syura Iran Mohammad Baqer Qalibaf pada Selasa (12/7/2022).
Dia menambahkan Biden telah menjadi alat untuk menerapkan kebijakan Israel di wilayah tersebut.
Berbicara selama pertemuan Dewan Syura, Qalibaf memperingatkan Biden bahwa dia akan membuat "kesalahan historis dan strategis" dengan menjadi outlet untuk menerapkan kebijakan Israel di wilayah tersebut.
Dia menjelaskan, tindakan itu akan merugikan pemerintahan Biden lebih dari siapa pun.
Dalam konteks yang sama, Qalibaf menekankan ekspansi NATO ke arah timur dan kegagalan mempertimbangkan peringatan geopolitik telah menyebabkan perang di Ukraina.
Dia memperingatkan, "Amerika membuat kesalahan yang sama di Timur Tengah dan Teluk seperti yang telah dilakukan di Ukraina."
"Saya tidak optimis tentang kemampuan pemerintah AS membuat keputusan yang tepat pada tahap ini, karena telah menunjukkan tingkat rasionalitas minimum dalam negosiasi nuklir," ujar dia.
Dia mengatakan, “Israel adalah entitas politik yang tidak sah dan tidak stabil, bahkan tidak mampu mengelola urusan politik internalnya.”
Qalibaf juga meminta negara-negara tetangga, yang memiliki sejarah dan masa depan yang sama dengan Iran, untuk, "Waspada terhadap rencana Amerika-Zionis yang bertujuan mengacaukan keamanan di kawasan itu."
"Iran adalah pendukung keamanan dan dipercaya semua tetangganya, tetapi sama sensitifnya untuk menjaga keseimbangan keamanan di kawasan itu," tutur dia.
Dia mengungkapkan, “Iran tidak akan ragu mempertahankan sumber daya kawasan ini dari serangan segala jenis konspirasi atau upaya mengacaukannya."
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan beberapa hari lalu, bahwa rencana Amerika Serikat dan Israel untuk menyimpulkan perjanjian pertahanan bersama dengan negara-negara Arab hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
Dia menekankan, "Mengangkat masalah ini adalah provokatif, dan Iran memandang pernyataan ini. sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan keamanan kawasan."
Di sisi lain, Asisten Politik Kantor Ideologi Politik Panglima Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Rasoul Sanai Rad mengatakan, "Tanggapan terhadap setiap ancaman akan sebanding dengan jenis dan tingkat ancamannya. Tidak ada batasan pada tanggapan Iran terhadap entitas Zionis yang merampas."
Sebelumnya, media Israel melaporkan lembaga keamanan dan militer Israel bermaksud meminta presiden AS "memperkuat pembentukan pertahanan udara regional" terhadap Iran.
Media lokal melaporkan Tel Aviv diperkirakan akan mencoba mendorong kesepakatan keamanan dengan Arab Saudi dalam naungan AS, dengan menjual sistem pertahanan udara pada kerajaan.
Dia menambahkan Biden telah menjadi alat untuk menerapkan kebijakan Israel di wilayah tersebut.
Berbicara selama pertemuan Dewan Syura, Qalibaf memperingatkan Biden bahwa dia akan membuat "kesalahan historis dan strategis" dengan menjadi outlet untuk menerapkan kebijakan Israel di wilayah tersebut.
Dia menjelaskan, tindakan itu akan merugikan pemerintahan Biden lebih dari siapa pun.
Dalam konteks yang sama, Qalibaf menekankan ekspansi NATO ke arah timur dan kegagalan mempertimbangkan peringatan geopolitik telah menyebabkan perang di Ukraina.
Dia memperingatkan, "Amerika membuat kesalahan yang sama di Timur Tengah dan Teluk seperti yang telah dilakukan di Ukraina."
"Saya tidak optimis tentang kemampuan pemerintah AS membuat keputusan yang tepat pada tahap ini, karena telah menunjukkan tingkat rasionalitas minimum dalam negosiasi nuklir," ujar dia.
Dia mengatakan, “Israel adalah entitas politik yang tidak sah dan tidak stabil, bahkan tidak mampu mengelola urusan politik internalnya.”
Qalibaf juga meminta negara-negara tetangga, yang memiliki sejarah dan masa depan yang sama dengan Iran, untuk, "Waspada terhadap rencana Amerika-Zionis yang bertujuan mengacaukan keamanan di kawasan itu."
"Iran adalah pendukung keamanan dan dipercaya semua tetangganya, tetapi sama sensitifnya untuk menjaga keseimbangan keamanan di kawasan itu," tutur dia.
Dia mengungkapkan, “Iran tidak akan ragu mempertahankan sumber daya kawasan ini dari serangan segala jenis konspirasi atau upaya mengacaukannya."
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan beberapa hari lalu, bahwa rencana Amerika Serikat dan Israel untuk menyimpulkan perjanjian pertahanan bersama dengan negara-negara Arab hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
Dia menekankan, "Mengangkat masalah ini adalah provokatif, dan Iran memandang pernyataan ini. sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan keamanan kawasan."
Di sisi lain, Asisten Politik Kantor Ideologi Politik Panglima Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Rasoul Sanai Rad mengatakan, "Tanggapan terhadap setiap ancaman akan sebanding dengan jenis dan tingkat ancamannya. Tidak ada batasan pada tanggapan Iran terhadap entitas Zionis yang merampas."
Sebelumnya, media Israel melaporkan lembaga keamanan dan militer Israel bermaksud meminta presiden AS "memperkuat pembentukan pertahanan udara regional" terhadap Iran.
Media lokal melaporkan Tel Aviv diperkirakan akan mencoba mendorong kesepakatan keamanan dengan Arab Saudi dalam naungan AS, dengan menjual sistem pertahanan udara pada kerajaan.
(sya)
tulis komentar anda