Mereka yang Menolak Hadiah Nobel, Ada Terpaksa maupun Sukarela

Minggu, 28 Juni 2020 - 17:16 WIB
Dalam sejarah, ada enam orang yang menolak Hadiah Nobel. Empat tokoh menolak karena dilarang pemerintah dan dua pemenang lainnya karena keinginan sendiri. Ilustrasi/SINDOnews/Titus Jefika Heri Hendarmawan
MESKI penghargaan Nobel termasuk penghargaan bergengsi namun tidak semua pemenang menerimanya. Dalam sejarah, ada enam orang yang menolak Hadiah Nobel. Empat tokoh menolak karena dilarang pemerintah dan dua pemenang lainnya karena keinginan sendiri.

1. Richard Kuhn (Pendukung Nazi yang dipaksa menolak Nobel)





Richard Kuhn adalah jenius yang dikenal dekat dengan rezim Nazi Jerman dan tokoh yang sangat pro Hitler. Pada umur 21 tahun, ia sudah berhasil menggondol gelar doktor dalam biokimia. Lima tahun kemudian, ia jadi profesor.

Lewat penelitian ekstensifnya tentang carotenoid dan vitamin, ia berhasil menemukan struktur kimia vitamin A, B2, B6 dan, yang terpenting, sanggup mensintesiskan ketiganya. Kuhn diganjar hadiah Nobel Kimia pada 1938. Tapi, rezim fasis Nazi memaksanya menolak penghargaan tersebut. (Baca juga: Sains, Saintis, dan Vaksin Corona)

2. Adolf Butenandt (Bukan pendukung Nazi yang dipaksa menolak Nobel)



Ilmuwan biokimia asal Jerman ini memperoleh penghargaan Nobel Kimia pada 1939 berkat penelitiannya tentang hormon seksual. Bersama Leopold Ruzicka, ilmuwan Swiss yang berbagi Nobel dengannya, ia berhasil membuat sintesis hormon testosteron dan kelak menjadi pijakan bagi ditemukannya pil kontrasepsi.

Seperti biasa, rezim Hitler melarang siapapun menerima Nobel. Tak terkecuali Butenandt. Padahal secara prinsip, Butenandt sebenarnya menolak fasisme Nazi. Akhirnya panitia Nobel baru memberikan penghargaannya pada 1949 ketika Perang Dunia II telah berakhir. (Baca juga: Profesor Anti-Israel Jadi Pemenang Hadiah Nobel Kimia)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More