Rusia Berhasil Tes Senjata Anti-Drone di Medan Perang Ukraina
Kamis, 07 Juli 2022 - 08:50 WIB
MOSKOW - Rusia berhasil menguji senjata elektromagnetik Stupor terhadap drone Ukraina. Menurut sumber yang mengetahui program tersebut, uji coba lapangan adalah yang pertama untuk perangkat itu melawan musuh yang sebenarnya.
Stupor adalah proyektor elektromagnetik yang bertujuan mengganggu komunikasi drone dengan operatornya.
Senjata ini mengganggu misi pesawat yang ditargetkan dengan membuatnya tidak dapat menerima perintah atau mengirim kembali intelijen. Drone mungkin saja jatuh ke tanah atau dibajak setelahnya.
Pusat penelitian robotika dari Kementerian Pertahanan Rusia mempresentasikan perangkat tersebut selama pameran senjata pada 2017.
Dikatakan perangkat yang tampak futuristik itu efektif pada jarak hingga 2 km, selama target tidak terhalang.
TASS mengatakan tidak dapat mengetahui di mana tepatnya perangkat diuji, dengan sumber hanya menyatakan tes itu di bagian barat Republik Rakyat Donetsk.
RT Russian berbicara dengan perancang senjata elektromagnetik, Dmitry Klochko, yang mengatakan perusahaannya mengirimkan total 10 senjata anti-drone ke milisi Donbass.
Dia mengatakan beberapa dari mereka adalah hadiah sementara dan yang lain disponsori donor swasta. “Tanggapannya cukup positif,” papar dia.
Perancang senjata mengatakan dia sebelumnya telah menerima permintaan Stupor dari militer Rusia.
Tentara Rusia yang dikerahkan di Suriah dilaporkan menggunakannya untuk mematikan pesawat tak berawak primitif yang digunakan militan Suriah untuk melawan mereka.
Pada Mei, Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengklaim senjata laser anti-drone telah diuji coba di Ukraina.
Dia mengatakan senjata itu dijuluki Zadira, atau “Pembuat Masalah” dalam bahasa Rusia. Meski demikian, dia hanya memberikan sedikit detail tentangnya.
Stupor adalah proyektor elektromagnetik yang bertujuan mengganggu komunikasi drone dengan operatornya.
Senjata ini mengganggu misi pesawat yang ditargetkan dengan membuatnya tidak dapat menerima perintah atau mengirim kembali intelijen. Drone mungkin saja jatuh ke tanah atau dibajak setelahnya.
Pusat penelitian robotika dari Kementerian Pertahanan Rusia mempresentasikan perangkat tersebut selama pameran senjata pada 2017.
Dikatakan perangkat yang tampak futuristik itu efektif pada jarak hingga 2 km, selama target tidak terhalang.
TASS mengatakan tidak dapat mengetahui di mana tepatnya perangkat diuji, dengan sumber hanya menyatakan tes itu di bagian barat Republik Rakyat Donetsk.
Baca Juga
RT Russian berbicara dengan perancang senjata elektromagnetik, Dmitry Klochko, yang mengatakan perusahaannya mengirimkan total 10 senjata anti-drone ke milisi Donbass.
Dia mengatakan beberapa dari mereka adalah hadiah sementara dan yang lain disponsori donor swasta. “Tanggapannya cukup positif,” papar dia.
Perancang senjata mengatakan dia sebelumnya telah menerima permintaan Stupor dari militer Rusia.
Baca Juga
Tentara Rusia yang dikerahkan di Suriah dilaporkan menggunakannya untuk mematikan pesawat tak berawak primitif yang digunakan militan Suriah untuk melawan mereka.
Pada Mei, Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengklaim senjata laser anti-drone telah diuji coba di Ukraina.
Dia mengatakan senjata itu dijuluki Zadira, atau “Pembuat Masalah” dalam bahasa Rusia. Meski demikian, dia hanya memberikan sedikit detail tentangnya.
(sya)
tulis komentar anda