Belarusia Ingin Sebar Nuklir Rusia untuk Tandingi Senjata Atom AS di Polandia
Senin, 04 Juli 2022 - 11:53 WIB
MINSK - Belarusia ingin menjadi tuan rumah penyebaran senjata nuklir Rusia. Gagasan itu untuk menandingi niat Polandia yang ingin menyebarkan senjata atom milik Amerika Serikat (AS).
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menjelaskan keinginan negaranya untuk menjadi tempat penyebaran senjata nuklir seperti dulu sebelum Uni Soviet runtuh.
“Topik [pembicaraan] dengan Presiden Rusia [Vladimir Putin] ini muncul setelah Polandia beralih ke Amerika dan meminta mereka untuk membawa senjata nuklir ke Polandia," kata Lukashenko dalam pidato Hari Kemerdekaan di Minsk.
"Kemudian saya memberi tahu Presiden Putin: 'Mengapa kita berpura-pura tidak terjadi apa-apa?'," lanjut Lukashenko, seperti dikutip Russia Today, Minggu (3/7/2022).
Lukashenko menjelaskan bahwa pembicaraannya dengan Putin tentang masalah tersebut tidak boleh dianggap sebagai “pemerasan nuklir", sebagaimana yang dipahami para pemimpin Barat pendukung Ukraina.
Dia mengeklaim bahwa kesimpulan Minsk harus dapat memberikan tanggapan timbal balik terhadap potensi tindakan bermusuhan dalam waktu 24 jam datang setelah periode konsultasi yang panjang.
“Untuk melakukan ini, kita perlu mempersiapkan. Dan kami akan mempersiapkan. Kami tidak mengancam siapa pun, kami tidak memeras siapa pun,” katanya.
Pada 25 Juni, Lukashenko meminta rekannya dari Rusia; Vladimir Putin, untuk membantu Belarusia meng-upgrade pesawat tempur Su-35 di Belarusia yang dia tekankan harus dapat membawa muatan senjata nuklir.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menjelaskan keinginan negaranya untuk menjadi tempat penyebaran senjata nuklir seperti dulu sebelum Uni Soviet runtuh.
“Topik [pembicaraan] dengan Presiden Rusia [Vladimir Putin] ini muncul setelah Polandia beralih ke Amerika dan meminta mereka untuk membawa senjata nuklir ke Polandia," kata Lukashenko dalam pidato Hari Kemerdekaan di Minsk.
"Kemudian saya memberi tahu Presiden Putin: 'Mengapa kita berpura-pura tidak terjadi apa-apa?'," lanjut Lukashenko, seperti dikutip Russia Today, Minggu (3/7/2022).
Lukashenko menjelaskan bahwa pembicaraannya dengan Putin tentang masalah tersebut tidak boleh dianggap sebagai “pemerasan nuklir", sebagaimana yang dipahami para pemimpin Barat pendukung Ukraina.
Dia mengeklaim bahwa kesimpulan Minsk harus dapat memberikan tanggapan timbal balik terhadap potensi tindakan bermusuhan dalam waktu 24 jam datang setelah periode konsultasi yang panjang.
“Untuk melakukan ini, kita perlu mempersiapkan. Dan kami akan mempersiapkan. Kami tidak mengancam siapa pun, kami tidak memeras siapa pun,” katanya.
Pada 25 Juni, Lukashenko meminta rekannya dari Rusia; Vladimir Putin, untuk membantu Belarusia meng-upgrade pesawat tempur Su-35 di Belarusia yang dia tekankan harus dapat membawa muatan senjata nuklir.
tulis komentar anda