Pemerintah Inggris Pegang Saham di Perusahaan Penyelenggara Pesta Seks
Kamis, 30 Juni 2022 - 07:25 WIB
LONDON - Pemerintah Inggris dilaporkan memiliki 1,5% saham di perusahaan penyelenggara pesta seks, yang baru-baru ini bernilai sekitar 15 juta poundsterling (Rp271 miliar).
“Para pembayar pajak di Inggris sekarang memiliki saham di Killing Kittens, startup pengorganisasian pesta seks yang didirikan Emma Sayle, teman sekolah Duchess of Cambridge,” ungkap laporan Financial Times.
Perkembangan ini terjadi berkat konversi pinjaman yang diberikan kepada Killing Kittens oleh Dana Masa Depan Bank Bisnis Inggris milik negara pada 2020.
Seperti yang ditunjukkan outlet media, pinjaman yang diberikan di bawah program Dana Masa Depan untuk "perusahaan inovatif" selama pandemi COVID menampilkan klausul yang mengubah pinjaman tersebut menjadi saham pada penggalangan dana perusahaan penerima berikutnya, yang terjadi dalam kasus Killing Kittens.
Sayle mengatakan perusahaannya mengumpulkan 1 juta poundsterling selama putaran terakhirnya, yang menilai Killing Kittens sekitar 15 juta poundsterling, dengan pemerintah memiliki 1,5 persen saham.
"Pemerintah sudah menghasilkan uang dari investasi itu," papar dia, seperti dikutip FT.
Didirikan pada 2005, Killing Kittens dikenal dengan acara "eksklusif dan hedonistik", seperti yang dikatakan sejumlah outlet media.
Perusahaan itu menyelenggarakan acara khusus anggota di sejumlah kota besar di penjuru dunia.
Perusahaan juga telah mengembangkan jaringan media sosial dewasanya sendiri. Pertumbuhan perusahaan ini diperkirakan sangat menjanjikan.
“Para pembayar pajak di Inggris sekarang memiliki saham di Killing Kittens, startup pengorganisasian pesta seks yang didirikan Emma Sayle, teman sekolah Duchess of Cambridge,” ungkap laporan Financial Times.
Perkembangan ini terjadi berkat konversi pinjaman yang diberikan kepada Killing Kittens oleh Dana Masa Depan Bank Bisnis Inggris milik negara pada 2020.
Seperti yang ditunjukkan outlet media, pinjaman yang diberikan di bawah program Dana Masa Depan untuk "perusahaan inovatif" selama pandemi COVID menampilkan klausul yang mengubah pinjaman tersebut menjadi saham pada penggalangan dana perusahaan penerima berikutnya, yang terjadi dalam kasus Killing Kittens.
Sayle mengatakan perusahaannya mengumpulkan 1 juta poundsterling selama putaran terakhirnya, yang menilai Killing Kittens sekitar 15 juta poundsterling, dengan pemerintah memiliki 1,5 persen saham.
"Pemerintah sudah menghasilkan uang dari investasi itu," papar dia, seperti dikutip FT.
Didirikan pada 2005, Killing Kittens dikenal dengan acara "eksklusif dan hedonistik", seperti yang dikatakan sejumlah outlet media.
Perusahaan itu menyelenggarakan acara khusus anggota di sejumlah kota besar di penjuru dunia.
Perusahaan juga telah mengembangkan jaringan media sosial dewasanya sendiri. Pertumbuhan perusahaan ini diperkirakan sangat menjanjikan.
(sya)
tulis komentar anda