Tersangka Penembakan Oslo adalah Warga Norwegia Keturunan Iran
Minggu, 26 Juni 2022 - 06:01 WIB
OSLO - Penembakan di ibukota Norwegia, Oslo, yang menewaskan dua orang dan melukai lebih dari selusin orang sedang diselidiki sebagai kemungkinan serangan teroris.
Kepolisian Norwegia menjelaskan pada Sabtu (25/6/2022) bahwa pria yang ditangkap setelah penembakan itu adalah warga negara Norwegia asal Iran yang sebelumnya diketahui polisi tetapi tidak melakukan kejahatan besar.
Polisi telah menyita dua senjata api sehubungan dengan serangan itu yakni satu pistol dan satu senjata otomatis.
Peristiwa itu terjadi di luar satu klub malam dan di jalan-jalan terdekat di pusat Oslo.
Juru bicara polisi Tore Barstad mengatakan 14 orang menerima perawatan medis, delapan orang di antaranya dirawat di rumah sakit.
Jurnalis dari penyiar publik Norwegia NRK Olav Roenneberg mengatakan dia menyaksikan penembakan itu.
“Saya melihat seorang pria tiba di lokasi dengan tas. Dia mengambil senjata dan mulai menembak,” ujar Roenneberg kepada NRK.
“Pertama saya pikir itu adalah senapan angin. Kemudian kaca bar di sebelahnya pecah dan saya mengerti bahwa saya harus lari mencari perlindungan,” papar dia.
Perdana Menteri Jonas Gahr Stoere mengatakan dalam posting Facebook bahwa, "Penembakan di luar London Pub di Oslo malam ini adalah serangan yang kejam dan sangat mengejutkan terhadap orang-orang yang tidak bersalah."
Dia mengatakan meskipun motifnya tidak jelas, penembakan itu telah menimbulkan ketakutan dan kesedihan di masyarakat.
Christian Bredeli, yang berada di bar, mengatakan kepada surat kabar Norwegia VG bahwa dia bersembunyi di lantai empat dengan sekelompok pengunjung sekitar 10 orang sampai dia diberitahu bahwa sudah aman untuk keluar.
“Banyak yang takut akan nyawa mereka. Dalam perjalanan keluar, kami melihat beberapa orang terluka, jadi kami mengerti bahwa sesuatu yang serius telah terjadi,” ujar dia.
Penyiar Norwegia TV2 menunjukkan rekaman orang-orang berlarian di jalan-jalan Oslo dengan panik saat tembakan terdengar sebagai latar belakang kejadian.
Norwegia adalah negara yang relatif aman tetapi telah mengalami serangan kekerasan oleh ekstremis sayap kanan.
Salah satunya, penembakan massal terburuk di Eropa pada 2011, ketika seorang pria bersenjata menewaskan 69 orang di pulau Utoya setelah meledakkan satu bom di Oslo yang menewaskan delapan orang.
Pada 2019, ekstremis sayap kanan lainnya membunuh saudara tirinya dan kemudian melepaskan tembakan di satu masjid tetapi pelaku dikalahkan sebelum ada orang yang terluka di sana.
Kepolisian Norwegia menjelaskan pada Sabtu (25/6/2022) bahwa pria yang ditangkap setelah penembakan itu adalah warga negara Norwegia asal Iran yang sebelumnya diketahui polisi tetapi tidak melakukan kejahatan besar.
Polisi telah menyita dua senjata api sehubungan dengan serangan itu yakni satu pistol dan satu senjata otomatis.
Peristiwa itu terjadi di luar satu klub malam dan di jalan-jalan terdekat di pusat Oslo.
Juru bicara polisi Tore Barstad mengatakan 14 orang menerima perawatan medis, delapan orang di antaranya dirawat di rumah sakit.
Jurnalis dari penyiar publik Norwegia NRK Olav Roenneberg mengatakan dia menyaksikan penembakan itu.
“Saya melihat seorang pria tiba di lokasi dengan tas. Dia mengambil senjata dan mulai menembak,” ujar Roenneberg kepada NRK.
“Pertama saya pikir itu adalah senapan angin. Kemudian kaca bar di sebelahnya pecah dan saya mengerti bahwa saya harus lari mencari perlindungan,” papar dia.
Perdana Menteri Jonas Gahr Stoere mengatakan dalam posting Facebook bahwa, "Penembakan di luar London Pub di Oslo malam ini adalah serangan yang kejam dan sangat mengejutkan terhadap orang-orang yang tidak bersalah."
Dia mengatakan meskipun motifnya tidak jelas, penembakan itu telah menimbulkan ketakutan dan kesedihan di masyarakat.
Christian Bredeli, yang berada di bar, mengatakan kepada surat kabar Norwegia VG bahwa dia bersembunyi di lantai empat dengan sekelompok pengunjung sekitar 10 orang sampai dia diberitahu bahwa sudah aman untuk keluar.
“Banyak yang takut akan nyawa mereka. Dalam perjalanan keluar, kami melihat beberapa orang terluka, jadi kami mengerti bahwa sesuatu yang serius telah terjadi,” ujar dia.
Penyiar Norwegia TV2 menunjukkan rekaman orang-orang berlarian di jalan-jalan Oslo dengan panik saat tembakan terdengar sebagai latar belakang kejadian.
Norwegia adalah negara yang relatif aman tetapi telah mengalami serangan kekerasan oleh ekstremis sayap kanan.
Salah satunya, penembakan massal terburuk di Eropa pada 2011, ketika seorang pria bersenjata menewaskan 69 orang di pulau Utoya setelah meledakkan satu bom di Oslo yang menewaskan delapan orang.
Pada 2019, ekstremis sayap kanan lainnya membunuh saudara tirinya dan kemudian melepaskan tembakan di satu masjid tetapi pelaku dikalahkan sebelum ada orang yang terluka di sana.
(sya)
tulis komentar anda