AS akan Kirim Robot Anjing Pembersih Ranjau ke Ukraina
Sabtu, 25 Juni 2022 - 05:15 WIB
WASHINGTON - Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) akan mengirim robot anjing untuk membantu organisasi nirlaba Amerika menghilangkan ranjau dan amunisi yang tidak meledak di Ukraina.
Foreign Policy melaporkan rencana itu mengutip satu sumber.
“Komando Masa Depan Angkatan Darat AS menyetujui transfer salah satu dari dua robot anjing yang dimilikinya,” ungkap outlet tersebut.
Robot gesit yang dikendalikan dari jarak jauh dapat melangkah di berbagai medan, termasuk "kerikil lepas, rumput, trotoar, dan tangga".
“Robot itu dapat membawa muatan inspeksi seberat 14 kilogram,” ungkap Boston Dynamics di situs webnya.
Spot dapat mengangkut amunisi yang tidak meledak, seperti bom tandan, ke parit yang jauh dari penduduk sipil, dan meledakkannya dengan aman dengan amunisi lain.
"Jika Anda dapat memindahkan sesuatu tanpa membahayakan manusia dan memindahkannya cukup jauh sehingga Anda dapat membawanya ke tempat yang dapat dengan aman diledakkan dengan barang-barang lain, Anda akan bergerak ke atas kurva secara besar-besaran," ujar Whatley.
Spot pasti akan disambut, karena invasi telah memobilisasi banyak warga Ukraina untuk ikut berperang.
Situasi ini mengakibatkan tenaga kerja yang sangat terkuras untuk dilatih dalam pembersihan ranjau.
Robot tersebut dapat digunakan untuk mengeluarkan bom klaster yang tidak meledak, yang menyemprot secara acak saat mengenai tanah.
Bom yang tidak meledak sangat berbahaya bagi anak-anak, yang cenderung mengambilnya karena penasaran.
Platform seluler kemungkinan juga akan digunakan untuk membersihkan ranjau anti-personil POM-3 Rusia, yang dipicu secara seismik dari jarak 21 meter.
Diperkirakan 300.000 meter persegi wilayah Ukraina perlu dibersihkan dari ranjau pada 20 Mei, menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina Meri Akopian.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina memperkirakan tugas itu bisa memakan waktu lima hingga sepuluh tahun.
Upaya ini sangat menantang karena diperkirakan 2,8 juta orang telah menyeberang kembali ke Ukraina sejak perang dimulai.
Mereka berisiko menginjak ranjau atau jebakan yang tersembunyi di antara puing-puing rumah mereka.
“Ranjau anti-personil dan anti-kendaraan, serta amunisi lain yang tidak meledak atau ditinggalkan di Ukraina, mengancam nyawa jutaan orang,” papar Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Mereka akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk disingkirkan, menghambat upaya rekonstruksi dan membuatnya tidak aman bagi orang-orang untuk kembali ke kehidupan sehari-hari mereka sebelumnya,” ungkap Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
Foreign Policy melaporkan rencana itu mengutip satu sumber.
“Komando Masa Depan Angkatan Darat AS menyetujui transfer salah satu dari dua robot anjing yang dimilikinya,” ungkap outlet tersebut.
Robot gesit yang dikendalikan dari jarak jauh dapat melangkah di berbagai medan, termasuk "kerikil lepas, rumput, trotoar, dan tangga".
“Robot itu dapat membawa muatan inspeksi seberat 14 kilogram,” ungkap Boston Dynamics di situs webnya.
Spot dapat mengangkut amunisi yang tidak meledak, seperti bom tandan, ke parit yang jauh dari penduduk sipil, dan meledakkannya dengan aman dengan amunisi lain.
"Jika Anda dapat memindahkan sesuatu tanpa membahayakan manusia dan memindahkannya cukup jauh sehingga Anda dapat membawanya ke tempat yang dapat dengan aman diledakkan dengan barang-barang lain, Anda akan bergerak ke atas kurva secara besar-besaran," ujar Whatley.
Spot pasti akan disambut, karena invasi telah memobilisasi banyak warga Ukraina untuk ikut berperang.
Situasi ini mengakibatkan tenaga kerja yang sangat terkuras untuk dilatih dalam pembersihan ranjau.
Robot tersebut dapat digunakan untuk mengeluarkan bom klaster yang tidak meledak, yang menyemprot secara acak saat mengenai tanah.
Bom yang tidak meledak sangat berbahaya bagi anak-anak, yang cenderung mengambilnya karena penasaran.
Platform seluler kemungkinan juga akan digunakan untuk membersihkan ranjau anti-personil POM-3 Rusia, yang dipicu secara seismik dari jarak 21 meter.
Diperkirakan 300.000 meter persegi wilayah Ukraina perlu dibersihkan dari ranjau pada 20 Mei, menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina Meri Akopian.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina memperkirakan tugas itu bisa memakan waktu lima hingga sepuluh tahun.
Upaya ini sangat menantang karena diperkirakan 2,8 juta orang telah menyeberang kembali ke Ukraina sejak perang dimulai.
Mereka berisiko menginjak ranjau atau jebakan yang tersembunyi di antara puing-puing rumah mereka.
“Ranjau anti-personil dan anti-kendaraan, serta amunisi lain yang tidak meledak atau ditinggalkan di Ukraina, mengancam nyawa jutaan orang,” papar Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Mereka akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk disingkirkan, menghambat upaya rekonstruksi dan membuatnya tidak aman bagi orang-orang untuk kembali ke kehidupan sehari-hari mereka sebelumnya,” ungkap Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
(sya)
tulis komentar anda