Rebut Howitzer Prancis di Ukraina, Produsen Senjata Rusia Ledek Macron
Jum'at, 24 Juni 2022 - 14:43 WIB
MOSKOW - Produsen senjata terkemuka Rusia mengeklaim telah mempelajari senjata Prancis yang direbut tentara Moskow di Ukraina dan menemukan kelemahannya. Pembuat senjata tersebut juga meledek Presiden Prancis Emmanuel Macron .
Dalam ledekannya, Uralvagonzavod—produsen seragam besi terkenal Rusia—menyarankan Macron untuk mengirim lebih banyak howitzer CAESAR Prancis ke Kiev, sehingga lebih banyak lagi yang bisa jatuh ke tengan Moskow.
Prancis mengirim beberapa senjata artileri 155mm yang dipasang di howitzer CAESAR untuk memperkuat pasukan Ukraina melawan Rusia.
Seorang komentator politik Prancis, Regis de Castelnau, pada Senin lalu mengeklaim dua dari howitzer CAESAR telah direbut utuh oleh Rusia. Itu memberi kesempatan bagi Moskow untuk merekayasa ulang ulang senjata tersebut.
"Terima kasih, Macron,” tulis Regis de Castelnau dalam sebuah tweet sindiran terhadap Presiden Prancis.
Dalam tanggapannya pada hari Kamis (23/6/2022), pihak Uralvagonzavod mengonfirmasi klaim tersebut dengan mem-posting salinan tweet Regis di akun Telegramnya.
"Tolong, kirimkan terima kasih kami kepada Presiden Macron untuk senjata self-propelled yang berbakat,” tulis akun Uralvagonzavod dalam bahasa Rusia.
Dengan bercanda, Uralvagonzavod menambahkan bahwa senjata Prancis "begitu-begitu", tidak seperti produk pabrik Rusia. Namun, ia mengatakan dapat menemukan cara untuk menggunakan perangkat keras asing. "Kirim kami lebih banyak, kami akan membongkar [mereka]," lanjut Uralvagonzavod, yang dilansir Russia Today.
Kendati demikian, belum ada konfirmasi resmi bahwa senjata CAESAR benar-benar jatuh ke tangan Rusia.
Negara-negara Barat yang mempersenjatai Ukraina selama ini enggan mengirimkan sistem senjata mereka yang lebih canggih karena kekhawatiran bahwa Rusia dapat merebut dan merekayasa ulang.
Dalam ledekannya, Uralvagonzavod—produsen seragam besi terkenal Rusia—menyarankan Macron untuk mengirim lebih banyak howitzer CAESAR Prancis ke Kiev, sehingga lebih banyak lagi yang bisa jatuh ke tengan Moskow.
Prancis mengirim beberapa senjata artileri 155mm yang dipasang di howitzer CAESAR untuk memperkuat pasukan Ukraina melawan Rusia.
Seorang komentator politik Prancis, Regis de Castelnau, pada Senin lalu mengeklaim dua dari howitzer CAESAR telah direbut utuh oleh Rusia. Itu memberi kesempatan bagi Moskow untuk merekayasa ulang ulang senjata tersebut.
"Terima kasih, Macron,” tulis Regis de Castelnau dalam sebuah tweet sindiran terhadap Presiden Prancis.
Dalam tanggapannya pada hari Kamis (23/6/2022), pihak Uralvagonzavod mengonfirmasi klaim tersebut dengan mem-posting salinan tweet Regis di akun Telegramnya.
"Tolong, kirimkan terima kasih kami kepada Presiden Macron untuk senjata self-propelled yang berbakat,” tulis akun Uralvagonzavod dalam bahasa Rusia.
Dengan bercanda, Uralvagonzavod menambahkan bahwa senjata Prancis "begitu-begitu", tidak seperti produk pabrik Rusia. Namun, ia mengatakan dapat menemukan cara untuk menggunakan perangkat keras asing. "Kirim kami lebih banyak, kami akan membongkar [mereka]," lanjut Uralvagonzavod, yang dilansir Russia Today.
Kendati demikian, belum ada konfirmasi resmi bahwa senjata CAESAR benar-benar jatuh ke tangan Rusia.
Negara-negara Barat yang mempersenjatai Ukraina selama ini enggan mengirimkan sistem senjata mereka yang lebih canggih karena kekhawatiran bahwa Rusia dapat merebut dan merekayasa ulang.
(min)
tulis komentar anda