Sekjen NATO Tak Menjamin Finlandia dan Swedia Jadi Anggota
Kamis, 23 Juni 2022 - 19:12 WIB
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO , Jens Stoltenberg, mengatakan belum dapat diketahui dengan pasti apakah aliansi militer itu dapat mengatasi sikap oposisi Turki atas keanggotaan Finlandia dan Swedia .
Kedua negara Nordik itu mendaftar untuk bergabung dengan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) pada Mei lalu, menyuarakan keprihatinan atas keamanan mereka di tengah operasi militer Rusia di Ukraina.
NATO berharap untuk segera menerima anggota baru, tetapi Turki memblokir langkah itu. Ankara menuntut agar Finlandia dan Swedia berhenti menyembunyikan anggota separatis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan pemberlakuan embargo senjata bagi Ankara.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita Politico pada hari Rabu, Stoltenberg ditanya apakah dia merasa "disandera" oleh Turki, karena NATO membutuhkan dukungan dari semua 30 anggotanya untuk menerima negara baru.
“Kami memiliki sistem di mana kami didasarkan pada konsensus, begitulah cara kami membuat keputusan di NATO, kemudian akan sering ada situasi di mana satu atau beberapa sekutu tidak setuju dengan yang lain, dan kemudian kami harus mengatasinya,” kata kepala NATO itu.
"Stockholm dan Helsinki mendaftar beberapa minggu yang lalu, dan tujuan saya masih memastikan bahwa mereka dapat segera bergabung dengan kami. Saya tidak bisa menjamin tapi saya katakan itu tetap tujuan saya,” tambahnya seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (23/6/2022).
Stoltenberg memuji Turki sebagai negara sangat penting bagi aliansi keamanan itu karena “peran kuncinya” dalam memerangi terorisme, dan posisi geografisnya di Laut Hitam serta berbatasan dengan Irak dan Suriah.
“Jadi, ketika mereka menyampaikan kekhawatiran, tentu saja, kita harus duduk dan kemudian mengatasi kekhawatiran itu. Dan itulah tepatnya yang sedang kami konsultasikan sekarang. Dan kemudian saya berharap kami dapat menemukan solusi untuk memungkinkan Finlandia dan Swedia menjadi anggota sesegera mungkin,” tutur Sekjen NATO.
Kedua negara Nordik itu mendaftar untuk bergabung dengan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) pada Mei lalu, menyuarakan keprihatinan atas keamanan mereka di tengah operasi militer Rusia di Ukraina.
NATO berharap untuk segera menerima anggota baru, tetapi Turki memblokir langkah itu. Ankara menuntut agar Finlandia dan Swedia berhenti menyembunyikan anggota separatis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan pemberlakuan embargo senjata bagi Ankara.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita Politico pada hari Rabu, Stoltenberg ditanya apakah dia merasa "disandera" oleh Turki, karena NATO membutuhkan dukungan dari semua 30 anggotanya untuk menerima negara baru.
“Kami memiliki sistem di mana kami didasarkan pada konsensus, begitulah cara kami membuat keputusan di NATO, kemudian akan sering ada situasi di mana satu atau beberapa sekutu tidak setuju dengan yang lain, dan kemudian kami harus mengatasinya,” kata kepala NATO itu.
"Stockholm dan Helsinki mendaftar beberapa minggu yang lalu, dan tujuan saya masih memastikan bahwa mereka dapat segera bergabung dengan kami. Saya tidak bisa menjamin tapi saya katakan itu tetap tujuan saya,” tambahnya seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (23/6/2022).
Stoltenberg memuji Turki sebagai negara sangat penting bagi aliansi keamanan itu karena “peran kuncinya” dalam memerangi terorisme, dan posisi geografisnya di Laut Hitam serta berbatasan dengan Irak dan Suriah.
“Jadi, ketika mereka menyampaikan kekhawatiran, tentu saja, kita harus duduk dan kemudian mengatasi kekhawatiran itu. Dan itulah tepatnya yang sedang kami konsultasikan sekarang. Dan kemudian saya berharap kami dapat menemukan solusi untuk memungkinkan Finlandia dan Swedia menjadi anggota sesegera mungkin,” tutur Sekjen NATO.
Lihat Juga :
tulis komentar anda