Perusahaan AS Bantu Ukraina Bangun Iron Dome Sendiri untuk Lawan Rusia
Selasa, 21 Juni 2022 - 07:18 WIB
WASHINGTON - JustAnswer, platform teknologi yang berbasis di San Francisco, bekerja sama dengan Ukraina untuk mencoba membantu negara itu membangun sistem pertahanan udara “Iron Dome” sendiri.
Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Israel mengindikasikan awal bulan ini bahwa Kiev ingin membeli sistem pertahanan udara Iron Dome.
Namun media Israel melaporkan pada Februari bahwa Tel Aviv telah memblokir penjualan sistem Iron Dome ke Kiev pada 2021, karena takut akan reaksi Rusia.
“Teknologi Ukraina saat ini sudah tua dan lambat,” ungkap CEO JustAnswer Andy Kurtzig kepada Fox News.
Dia menambahkan, “Ketika rudal sedang dalam perjalanan, memiliki komputer yang lambat tidak terlalu membantu.”
“Jika kita bisa menutup langit di atas Ukraina, Ukraina akan memiliki peluang yang jauh lebih baik untuk memenangkan perang ini dan memenangkan demokrasi,” ujar Kurtzig.
Perusahaan Kurtzig bekerja sama dengan Lviv IT Cluster, sekelompok perusahaan teknologi dan universitas lokal, ditambah Administrasi Militer Lvov dan Komando Pertahanan Udara Ukraina Barat untuk mengembangkan “Sky Project”, alias “Iron Dome Ukraina”, struktur pertahanan udara yang dapat bergerak di segala cuaca.
“Kami membantu mereka meningkatkan sistem komputer dan sistem jaringan serta perangkat lunak mereka,” papar pengusaha teknologi itu.
Dia mengungkapkan keyakinan, “Ukraina dapat menjadi jauh lebih cepat dan jauh lebih akurat dalam mencoba memukul jatuh rudal yang masuk dari Rusia ini setelah sistemnya ditingkatkan.”
“Rencana tersebut dikatakan termasuk pembenahan pusat komando Ukraina dan 45 stasiun pemantauan bergerak untuk meningkatkan secara dramatis pertahanan udara, yang saat ini hanya menjatuhkan sekitar seperlima dari rudal Rusia,” papar laporan MarketWatch.
Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk memohon kepada Israel untuk menjual sistem pertahanan udara Iron Dome ke Kiev awal bulan ini.
Korniychuk mengatakan Ukraina tidak mencari "sumbangan", dan siap "membelinya", mungkin menggunakan beberapa dari uang tunai miliaran dolar dari Amerika Serikat (AS) dan NATO yang saat ini sedang disalurkan ke negara itu.
“Kami membutuhkan bantuan Israel… Maksud saya, kami membutuhkan dukungan teknis militer; kami membutuhkan Iron Dome…yang akan memungkinkan kami menyelamatkan wanita dan anak-anak kami dari penembakan rudal Rusia di wilayah kita,” papar Korniychuk.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia telah berulang kali menyatakan serangan misilnya menargetkan fasilitas dan infrastruktur militer Ukraina yang terlibat dalam transfer senjata.
Berita Ynet melaporkan pada Februari bahwa Israel telah menghentikan upaya AS mentransfer beberapa baterai Iron Dome ke Ukraina pada musim semi 2021 di tengah kekhawatiran reaksi Rusia.
AS dan sekutunya telah mengirimkan rudal permukaan-ke-udara Strela, Stinger, Starstreak, Mistral dan Piorun ke Ukraina, dengan Jerman berkomitmen tetapi belum mengirimkan 50 tank anti-pesawat Flakpanzer Gepard yang diperbarui.
Slovakia menyumbangkan salah satu sistem pertahanan rudal dan udara S-300 era Soviet ke Ukraina pada April, tetapi dilaporkan sistem itu dihancurkan segera setelah tiba. Bratislava membantah laporan ini.
Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Israel mengindikasikan awal bulan ini bahwa Kiev ingin membeli sistem pertahanan udara Iron Dome.
Namun media Israel melaporkan pada Februari bahwa Tel Aviv telah memblokir penjualan sistem Iron Dome ke Kiev pada 2021, karena takut akan reaksi Rusia.
Baca Juga
“Teknologi Ukraina saat ini sudah tua dan lambat,” ungkap CEO JustAnswer Andy Kurtzig kepada Fox News.
Dia menambahkan, “Ketika rudal sedang dalam perjalanan, memiliki komputer yang lambat tidak terlalu membantu.”
“Jika kita bisa menutup langit di atas Ukraina, Ukraina akan memiliki peluang yang jauh lebih baik untuk memenangkan perang ini dan memenangkan demokrasi,” ujar Kurtzig.
Perusahaan Kurtzig bekerja sama dengan Lviv IT Cluster, sekelompok perusahaan teknologi dan universitas lokal, ditambah Administrasi Militer Lvov dan Komando Pertahanan Udara Ukraina Barat untuk mengembangkan “Sky Project”, alias “Iron Dome Ukraina”, struktur pertahanan udara yang dapat bergerak di segala cuaca.
“Kami membantu mereka meningkatkan sistem komputer dan sistem jaringan serta perangkat lunak mereka,” papar pengusaha teknologi itu.
Dia mengungkapkan keyakinan, “Ukraina dapat menjadi jauh lebih cepat dan jauh lebih akurat dalam mencoba memukul jatuh rudal yang masuk dari Rusia ini setelah sistemnya ditingkatkan.”
“Rencana tersebut dikatakan termasuk pembenahan pusat komando Ukraina dan 45 stasiun pemantauan bergerak untuk meningkatkan secara dramatis pertahanan udara, yang saat ini hanya menjatuhkan sekitar seperlima dari rudal Rusia,” papar laporan MarketWatch.
Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk memohon kepada Israel untuk menjual sistem pertahanan udara Iron Dome ke Kiev awal bulan ini.
Korniychuk mengatakan Ukraina tidak mencari "sumbangan", dan siap "membelinya", mungkin menggunakan beberapa dari uang tunai miliaran dolar dari Amerika Serikat (AS) dan NATO yang saat ini sedang disalurkan ke negara itu.
“Kami membutuhkan bantuan Israel… Maksud saya, kami membutuhkan dukungan teknis militer; kami membutuhkan Iron Dome…yang akan memungkinkan kami menyelamatkan wanita dan anak-anak kami dari penembakan rudal Rusia di wilayah kita,” papar Korniychuk.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia telah berulang kali menyatakan serangan misilnya menargetkan fasilitas dan infrastruktur militer Ukraina yang terlibat dalam transfer senjata.
Berita Ynet melaporkan pada Februari bahwa Israel telah menghentikan upaya AS mentransfer beberapa baterai Iron Dome ke Ukraina pada musim semi 2021 di tengah kekhawatiran reaksi Rusia.
AS dan sekutunya telah mengirimkan rudal permukaan-ke-udara Strela, Stinger, Starstreak, Mistral dan Piorun ke Ukraina, dengan Jerman berkomitmen tetapi belum mengirimkan 50 tank anti-pesawat Flakpanzer Gepard yang diperbarui.
Slovakia menyumbangkan salah satu sistem pertahanan rudal dan udara S-300 era Soviet ke Ukraina pada April, tetapi dilaporkan sistem itu dihancurkan segera setelah tiba. Bratislava membantah laporan ini.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda