Sempat Tersiar, China Hapus Laporan Mendeteksi Sinyal dari Alien
Rabu, 15 Juni 2022 - 23:10 WIB
BEIJING - Sebuah laporan dari Science and Technology Daily China mengatakan bahwa teleskop raksasa milik negara itu, Sky Eye, mungkin telah menangkap tanda-tanda peradaban alien . Namun, beberapa saat kemudian, laporan dan postingan terkait penemuan itu dihapus.
"Sinyal elektromagnetik pita sempit yang terdeteksi oleh Sky Eye berbeda dari yang sebelumnya ditangkap dan tim sedang menyelidiki lebih lanjut," kata laporan itu, mengutip Zhang Tonjie, kepala ilmuwan dari tim pencari peradaban luar angkasa yang didirikan oleh Beijing Normal University, National Astronomical Observatory of the Chinese Academy of Sciences dan University of California, Berkeley.
Tidak jelas mengapa laporan itu tampaknya dihapus dari situs web Science and Technology Daily, surat kabar resmi kementerian sains dan teknologi China, meskipun berita itu sudah mulai menjadi tren di jejaring sosial Weibo dan diambil oleh media lain, termasuk yang dikelola negara.
Pada September 2020, Sky Eye - teleskop radio terbesar di dunia - yang terletak di provinsi Guizhou barat daya China dan memiliki diameter 500 meter secara resmi meluncurkan pencarian kehidupan di luar bumi.
"Tim tersebut mendeteksi dua set sinyal mencurigakan pada tahun 2020 saat memproses data yang dikumpulkan pada tahun 2019, dan menemukan sinyal mencurigakan lainnya pada tahun 2022 dari data pengamatan target planet ekstrasurya," kata Zhang, menurut laporan itu seperti dikutip dari Time, Rabu (15/6/2022).
Zhang mengatakan Sky Eye China sangat sensitif dalam pita radio frekuensi rendah dan memainkan peran penting dalam pencarian peradaban asing.
"Namun, sinyal yang mencurigakan itu juga bisa menjadi semacam gangguan radio dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut," tambahnya.
"Sinyal elektromagnetik pita sempit yang terdeteksi oleh Sky Eye berbeda dari yang sebelumnya ditangkap dan tim sedang menyelidiki lebih lanjut," kata laporan itu, mengutip Zhang Tonjie, kepala ilmuwan dari tim pencari peradaban luar angkasa yang didirikan oleh Beijing Normal University, National Astronomical Observatory of the Chinese Academy of Sciences dan University of California, Berkeley.
Tidak jelas mengapa laporan itu tampaknya dihapus dari situs web Science and Technology Daily, surat kabar resmi kementerian sains dan teknologi China, meskipun berita itu sudah mulai menjadi tren di jejaring sosial Weibo dan diambil oleh media lain, termasuk yang dikelola negara.
Pada September 2020, Sky Eye - teleskop radio terbesar di dunia - yang terletak di provinsi Guizhou barat daya China dan memiliki diameter 500 meter secara resmi meluncurkan pencarian kehidupan di luar bumi.
"Tim tersebut mendeteksi dua set sinyal mencurigakan pada tahun 2020 saat memproses data yang dikumpulkan pada tahun 2019, dan menemukan sinyal mencurigakan lainnya pada tahun 2022 dari data pengamatan target planet ekstrasurya," kata Zhang, menurut laporan itu seperti dikutip dari Time, Rabu (15/6/2022).
Zhang mengatakan Sky Eye China sangat sensitif dalam pita radio frekuensi rendah dan memainkan peran penting dalam pencarian peradaban asing.
"Namun, sinyal yang mencurigakan itu juga bisa menjadi semacam gangguan radio dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut," tambahnya.
(ian)
tulis komentar anda